Tiga Puluh Enam

23 2 0
                                    

Gebby dan Fakhri baru saja melewati gerbang sekolah dan berjalan kaki menuju jalan raya yang jaranya 100 kilometer dari sekolahnya. Selama diperjalanan Gebby dan Fakhri hanya diam dan curi-curi pandang. Sebenarnya Fakhri sedari tadi sibuk memikirkan topik pembicaraan dengan Gebby. Namun entah kenapa ia menjadi tidak bisa berfikir jernih.

"Fakhri" ucap Gebby spontan lalu menoleh kearah Fakhri yang berada di samping kanannya.

Fakhri merasakan jantungnya berdegup kencang hingga ia kesulitan mengontrolnya. Dersiran darahnya menjadi sangat cepat menjalar keseluruh tubuh. Tiba-tiba tangannya dingin dan ia menjadi salah tingkah.

"Engg.. iyaa Geb" jawab Fakhri gugup.

'Ya tuhan.. bisa gila nih kalo kayak gini terus.' Ucap Fakhri dalam hati.

"Haduh, kok wajah Fakhri pucat ya? Fakhri sakit?" Tanya Gebby dengan melirik kearah Fakhri dengan raut wajah khawatir.

Fakhri yang merasa diperhatikan dengan spontan mengarahkan wajahnya kelain arah. Degup jantungnya semakin cepat lalu ia memegang ujung kantung celana biru dongker miliknya dan meremas tisu yang sengaja ia sisihkan di dalam kantong celananya untuk mengelap keringatnya. Tanpa disadari keringat juga terdapat pada tangan Fakhri. Ia menarik nafas lalu kembali berbicara kepada Gebby.

"Nggak kok Gebby. hari ini panas banget ya wajar aja rada pucat gini" ucap Fakhri sambil menoleh ke Gebby dan meyakinkannya dengan wajah sok coolnya. Fakhri memamerkan senyum manisnya yang terdapat lesung pipi di pipi kanannya. Lalu melihat lurus kedepan.

Kali ini Gebby yang salah tingkah. Menurut Gebby, Fakhri sangat santai saat berbicara dengannya. Sebenarnya Gebby sangat Gugup namun ia berusaha menepis itu semua. Ia lirik Fakhri diam-diam. Saat ia menyadari ternyata Fakhri akan menoleh kearahnya, dengan sigap Gebby langsung menoleh lurus kedepan.

"Gebby, nanti kita les kan?" Tanya Fakhri dan menoleh ke Gebby tiba-tiba.

"Iya Fakhri. Seperti biasa... jam 14.30" ucap Gebby sesantai mungkin lalu tersenyum kepada Fakhri.

"Ooh gitu ya.." jawab Fakhri singkat sambil termangut-mangut lalu membalas senyum dari Gebby.

"Fakhri.." ucap Gebby pelan.

"Iya Geb," jawab Fakhri cepat lalu menoleh kearah Gebby.

"Engg.. nanti pergi bareng yuk" ucap Gebby spontan lalu menutup mulutnya dengan tangan.

Gebby sangat menyesali perbuatannya ini, tangan kirinya meremas rok biru dongkernya dengan sangat kuat. Gebby menggigit bibir bawahnya.

"Boleh kok Geb, Ari tunggu dimana?" Ucap Fakhri melirik Gebby dan menyetujui ajakannya.

Seketika Gebby tidak menyangka ternyata ajakkannya disetujui. Gebby mengedip-ngedipkan matannya.

"Nanti aja By kabari ya.. okay" ucap Gebby lalu tersenyum saat menoleh kearah Fakhri sambil menunjukkan ibu jari kananya kepada Fakhri.

"Hahahha oke Geb" jawab Fakhri lalu kembali tertawa.

Tak terasa mereka telah tiba ditepi jalan raya.

"Gebby, rumahnya dimana? Biar Ari antarin aja sampe rumah" ucap Fakhri menawarkan kepada Gebby.

Tentu saja Gebby mau, hanya saja ia mengingat orang tuanya belum memperbolehkannya membawa teman laki-laki ke rumah ia terpaksa menolak tawaran Fakhri. Lalu mereka menyeberangi jalan raya. Fakhri yang berada di depan Gebby saat menyeberang. Gebby sungguh merasa dilindungi oleh Fakhri.

"Maaf nih sebelumnya Fakhri, mama By nggak ngijinin bawa teman laki-laki ke rumah. Kalo By sih mau aja di anterin sampe rumah. Maaf banget" ucap Gebby menolak tawaran Fakhri. Ada raut wajah kecewa dari Fakhri yang terlihat cukup jelas oleh Gebby. Hal yang sama juga bisa dilihat oleh Gebby melalui mata Fakhri.

"Tapi tenang aja, nanti kan kita sama berangkat lesnya" tambah Gebby semangat. Wajah sedih Fakhri tadi tiba-tiba berubah menjadi ceria dan matanya berbinar-binar.

"Okee. Umm Ari pulang duluan ya" ucap Fakhri setelah melihat angkot dari kejauhan.

"Okay, hati-hati yaa Fakhri" balas Gebby.

Lalu Fakhri menaiki angkot dan melambaikan tangannya kepada Gebby. Angkot yang ditumpangi Fakhri semakin menjauh lalu Gebby berjalan menuju rumahnya yang berada diujung persimpangan jalan.

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang