Dua Puluh Sembilan

22 2 0
                                    

Waktu jam pelajaran les pun telah berakhir. Semua murid yang ada di ruangan bergegas memasukkan buku ke dalam tas mereka masing-masing. Ada yang sedari tadi sibuk memainkan handphone saat guru menerangkan, ada yang sibuk selfie dan bahkan tertidur saat jam kuliah berlangsung dan bangun saat jam les telah berakhir. Semua murid melesat begitu saja keluar ruangan. Di sela-sela keluar dari ruangan sebagian dari mereka ada yang bergosip sambil menuruni anak tangga. Kini di kelas hanya tersisa Gebby, Fira, Fakhri, dan kedua temannya. Aji dan Adit terlambat 5 menit sebelum jam pelajaran di mulai. Untungnya saja masih di perbolehkan masuk oleh guru yang mengajar. Aji dan Adit sengaja keluar lama dari kelas di karenakan WIFI di ruangannya cukup kencang dengan demikian mereka bisa puas memainkan game COC di handphone miliknya. Sementara itu Fakhri hanya memerhatikan kedua temannya tersebut.

Gebby telah berdiri dari kursi yang di dudukinya sambil menyandang tas yang ia bawa. Lalu melirik Fira dengan wajah kesal.

"Fir, yuk pulang.. By takut kesorean sampe rumah." Ucap Gebby sambil meraih pelan tangan kanan Fira yang sedari tadi sibuk bersolek.

"Iyaa.. Gebby ku sayang.. bentar lagi siap" ucap Fira sambil mengambil lipbalm pink miliknya.

Gebby memperhatikan Fira dengan wajah yang cukup kusut lalu duduk di kursi yang ada di depan kursi yang di duduki oleh Fira. Tak beberapa lama kemudian.

"Okay.. siap Geb. Yuk pulang" ucap Fira dengan senyum yang di buat semanis mungkin. Gebby pun tersenyum tipis.

"Lama banget buk. Mau dandan untuk siapa sih? Jangan-jangan mantan lagi" Gebby tertawa sambil memegangi perutnya. Aji melihat ke arah Gebby dan Fira yang sedari tadi berceloteh masalah make up.

"Apa? Mantan? Nggak Geb. Aku dandan biar ada yang ngelirik aku" ucap Fira dengan suara lantangnya. Fira tidak menyadari keberadaan ketiga lelaki yang sedari tadi ada di ruangan les bersama mereka. Fakhri, Aji dan Adit saling melirik lalu tersenyum penuh arti.

Ketika ketiga lelaki itu bangkit dari duduknya lalu mereka keluar dari ruangan les. Dengan gaya yang sok cool. Fira baru menyadari ada yang mendengar pembicaraannya dan Gebby. Fira salah tingkah lalu pura-pura memberesi perlengkapan make up miliknya.

***

Tanpa di sadari Gebby mulai merasakan kegelisahan di dalam dirinya. Tidurnya tidaklah tenang, ia herusaha memejamkan matanya namun yang terlihat hanyalah langit-langit kamar yang di hiasi dengan lampu berwarna putih. Ia merasakan ada yang aneh di dalam dirinya. Setiap ia bertemu dengan Fakhri jantung yang biasanya bersahabat kini terasa lebih cepat detakannya. Gebby bangkit dari tidurnya lalu duduk dan menepuk pipi dengan kedua tangannya.

"Haa... kenapa harus seperti ini? Kenapa wajah anak itu terbayang terus? By beneran nggak niat untuk suka sama orang lagi.." Gebby bergumam pelan.

Dilain tempat,

Fakhri sedang sibuk berkutat dengan beberapa buku pelajaran yang ia kerjakan. Matematika dan Fisika. Ya itulah mata pelajaran favorit Fakhri. Ia selalu berhasil mendapatkan juara 1 dalam olimpiade Matematika ataupum olimpiade Fisika. Cinta.. itulah satu-satunya yang belum pernah ditakhlukkan oleh Fakhri. Fakhri terus saja berusaha untuk fokus saat mengerjakan sebuah soal. Tanpa ia sadari mulai terbayang senyum seseorang yang paling bisa membuatnya selalu penasaran.

"Gebby.." gumam Fakhri pelan.

Fakhri menepuk jidatnya dan melihat lembar kerjanya yang tidak terselesaikan cuma gara-gara membayangkan senyum seseorang yang tak terduga.

"Argh.." Fakhri mengacak-acak rambutnya frustasi lalu meremuhkan kertas soal yang ia kerjakan dan membuangnya ke tong sampah yang berada di sudut kamarnya.

Fakhri berdiri dari duduknya lalu menghempaskan tubuh tegapnya ke kasur. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan berpikir sejenak. Fakhri mengambil handphone miliknya lalu mengetik sesuatu di mesengger. Fakhri kembali menghapus hasil ketikannya dan mematikan layar handphone miliknya.

Di lain tempat,

Gebby yang sedari tadi duduk sambil bertopang dagu memperhatikan jam dinding yang sedari tadi berdetik tiada henti menunjukkan pukul 23.30. Gebby mulai kebingungan dengan perasaanya yang begitu bergejolak saat ini lalu mengambil handphone blackberry miliknya dan mengetik sesuatu di pesan facebook.

Gebby: haii Fakhri, apa kabar?

Gebby pun nenekan tombol kirim lalu memukul kepalanya dengan bantal. Bukannya semakin lega, Gebby malah semakin gelisah dengan apa yang ia lakukan.

"Argh.. bodoh" Gebby mengatai dirinya sendiri.

Fakhri yang sedari tadi merebahkan tubuhnya di kasur lalu mendengar handphone miliknya bergetar. Getarannya cukup membuat Fakhri terganggu lalu mengambil handphone dan alangkah terkejutnya Fakhri ketika melihat pesan di Facebook. Lalu ia membuka pesan tersebut dan terlihatlah nama Gebby Harunasya Hadis. Gadis yang sedari tadi menghantui pikiran Fakhri. Fakhri merasa mungkin gadis ini juga sedang memikirkannya dan tanpa pikir panjang Fakhri membalas pesan Gebby.

fakhri: haii Gebby, alhamdulillah baik. Gebby sendiri bagaimana?"

Fakhri merasa itu sungguh bukan dirinya. Ia mendudukkan tubuhnya lalu menyandarkannya ke dinding.

Cling.. cling...

Gebby membuka pesannya dengan jantung deg-degan. Mata Gebby membulat sempurna lalu melompat-lompat kegirangan sambil menyeringai tanpa suara. Violla adik kandung Gebby memasuki kamar dengan membawa setoples cookies cokelat dan segelas air dingin. Violla memperhatikan kakaknya yang sedang melompat-lompat seperti baru saja mendapatkan uang baru saat lebaran.

"Eh.. masih waras?" Tanya Violla sambil menaruh air dingin dan setoples cookies cokelat yang ia bawa.

Gebby yang sedang senang tiba-tiba langsung berubah muram saat adiknya berkata bahwa ia tidaklah waras.

"Eh, kumis.. By waras yaa.. nggak sama kayak mu.. mana ada cewek kumisan gini?" Ledek Gebby tak kalah sengitnya.

"Ya habis situ ngapain ketawa? Dapat doi baru?" Tanya Violla yang mulai penasaran dengan tingkah laku kakaknya.

Gebby tidak mengindahkan pertanyaan Violla. Ia membalas pesan dari Fakhri.

Gebby: alhamdulillah baik juga Fakhri.

Lalu Gebby menelan tombol kirim.

"Aduuh singkat banget siiih?!" Gebby bergumam pada dirinya sendiri.

"Tadi lompat-lompat, sekarang malah ngomong sendiri. Situ waras nggak sih?" Tanya Violla yang sedari tadi memasukkan satu persatu cookies cokelat yang ia bawa ke dalam mulutnya.

Gebby mulai gemas dengan pertanyaan yang Violla lempar kepadanya mulai mencubit pipi tembem Violla.

"Aaaa... kakaak sakiiiit" Violla menjerit kesakitan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum teman-teman 😂 gebby muncul di sekitar kalian. Jadi ingat gimana rasanya kasmaran itu 😂 ingin nyobain lagi. Tapi beneran lho gebby nggak niat lagi 😂 curhat nih? 🤔 entah lah yaaa... kalo bahasa by dulu yang di bawa ke sini... nanti kalian pada muntah bacanya 😂 mangkanya pakai bahasa itu aja 😁 semoga kalian sukaa....

Jangan lupa vote and comment yaaa 😚😚😚

By cinta kalian 😚
Wassalamualaikum wr wb

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang