Teeet.. teeet.. teeeet...
Bel tanda masuk telah berbunyi. Sekumpulan murid berpakaian putih biru sedang asyik berlarian menuju kelas mereka. Sementara murid kelas 9 baru saja di perbolehkan keluar main oleh guru yang mengajar. Sebagian dari kelas 9 masih sibuk melahap makanan yang baru saja merek beli dari kantin. Dari kelas 9.7 keluarlah dua orang gadis yang sedang sibuk bercanda sambil menarik tangan temannya menuju kantin. Kedua gadis itu ialah Gebby Harunasya Hadis dan Anita Harsya Mawardi. Mereka mulai merancang tali persahabatan mereka semenjak kelas 9 semester 1. Mereka bukan hanya tetapi ada berenam orang, yakni: Nindi Alifa Putri, Nurfazila Amanda, Indah Sari Putri, dan Sartika Al-haqq. Tika berbeda kelas dengan kelima teman-temannya yang lain. Tika berasal dari kelas 9.6 sementara yang lainnya kelas 9.7.
Awal Tika bergabung di karenakan ia sering sendirian duduk di depan kelasnya. Lalu Anita dan Gebby menyapanya dan berusaha kendekatkan diri kepadanya. Akhirnya Tika bergabung bersama teman kelas 9.7 yang lain.
Awal Tika bergabung ke grup mereka Nindi dan Indah kurang menyukai Tika karena kabarnya Tika suka berbohong dan mungkin saja bisa menyebabkan perpecahan nantinya di grup mereka ini.
Ketika saat berkumpul pun Tika hanya mengikuti dan lebih banyak diam dan menyesuaikan diri di grup yang membuatnya merasa memiliki teman ini.
***
"Assalamualaikum.." seruan salam terdengar dari luar. Lalu masuklah seorang guru perempuan yang menggunakan baju dinas berwarna cokelat tua dan jilbab cokelat muda. Beliau senyum tulus dan ada sedikit kerutan di dahi karena usianya yang sudah tidak muda lagi. Ya, beliau adalah wali kelas 9.7 Ibu Marthalinda S.Pd seorang Guru Biologi.
Siswa yang sedari tadi bercerita dan tertawa pun terdiam ketika ada yang mengucapkan salam dari luar kelas. Lalu membalas salam tersebut.
"Waalaikumusalam" semua siswa dan siswi menjawabnya serempak.
"Oke untuk hari ini, ketua tolong pergi ke perpustakaan dan ambil buku cetak biologi 9 ya. Sebanyak teman yang hadir sekarang" jelas ibu Martalinda.
"Oke buk" ucap Nanda singkat lalu menarik lengan teman sebangkunya.
"Udin, teman ni aku dong ke perpus.. bukunya banyak yang bakalan di bawa" ucap Nanda setengah bermohon kepada linda.
"Iya iyaa.." ucap Linda. Udin merupakan panggilan kesayangan dari Nanda untuk Linda karena mereka telah berteman sejak SD kelas 1.
"Baiklah anak-anak ibuk.. hari ini kita mengulang kembali pelajaran kita tentang ekosistem.." ibu Martalinda menjelaskan dengan cara penyampaiannya yang khas.
Sementara itu Gebby dan Anita sedang sibuk mengeluarkan buku latihan dan catatan mereka lalu menaruh bukunya ke atas meja. Sementara teman-teman yang lain memperhatikan ibu martalinda sedang menerangkan pelajaran dan ada juga yang sibuk curhat di kursi paling belakang. Tetapi ibu Martalinda tidak mengetahuinya. Tak beberapa lama kemudian masuklah dua orang berpakaian rapi dan membawa beberapa lembar brosur untuk bimbingan belajar di luar sekolah.
Salah satu dari mereka mohon izin kepada ibu Martalinda untuk meminta waktunya sebentar.
"Assalamualaikum wr.wb" jawab kedua lelaki tersebut.
"Waalaikumusalam wr.wb" ucap murid 9.7 serempak. Mereka merasa tidak asing lagi dengan brosur itu. Karena setiap tahunnya bimbingan belajar itu selalu datang dengan berbagai bonus yang mereka tawarkan.
Oke, untuk kali ini nilai UN harus di angka 8. Cukup malu aku kelas 7 aja dapat rengking 42 dari 45. Pokoknya sekarang aku harus les. Ucap Gebby didalam hati.
"Nah, kali ini adik-adik udah pada kelas 9 kan? Pasti ujung-ujungnya minta di leskan sama orang tuanya....." jelas salah seorang dari 2 orang lelaki itu menjelaskan. Dan yang lainnya membagikan brosur yang cukup familiar itu.
Gebby cukup lama memperhatikan brosur itu lalu menaruhnya di atas meja dan memperhatikan lelaki yang sedang menerangkan itu. Baju lelaki itu di penuhi dengan keringat. Terutama di bagian ketiaknya. Gebby tersenyum geli memperhatikan hal tersebut lalu Gebby menyenggol Anita yang berada di sebelah kirinya.
"Nita.. ssst Nitaa.." bisik senggolan dari Gebby.
"Iya Geb..?" Anita menyaut panggilan Gebby.
"Coba deh lihat ketek abang itu basah" bisik Gebby lalu tertawa geli. Anita melihat ke arah yang di maksud Gebby. Ternyata memang benar ketiak lelaki itu basah. Gebby dan Anita hanya bisa menahan tawa.
Setelah brosurnya di bagikan kedua lelaki itu memohon pamit kepada ibu Martalinda lalu meninggalkan kelas.
Setelah kedua lelaki itu jaraknya agak jauh dari kelas ibu Martalinda dengan tajam memperhatikan kedua murid yang duduk di kelompok 3 itu yang tak lain adalah Gebby dan Anita.
"Gebby.. Anita.. kenapa tertawa? Sedari tadi ibuk perhatikan kalian tertawa saja" tanya ibu Martalinda penasaran. Gebby dan Anita hanya saling bersenggolan lalu menunduk.
"Enggak buk.. itu.. tadi Gebby melihat ketiak abang itu basah alias buket buk" jelas Gebby polos kepada ibu Martalinda. Seketika isi kelas riuh penuh dengan tawa yang tak henti-hentinya. Bahkan ibu Martalinda pun juga ikut tertawa.
"Sst.. ibuk ngerti sekarang. Pantes yah kalian tertawa.." ucap ibu Martalinda.
"Oke.. silahkan bagikan buku cetaknya nanda.. kalian kerjakan latihan di buku itu halaman 53 ya.. " sambung ibu Martalinda.
"Iya buk..." sahutan beberapa orang murid 9.7.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUGUR
RomancePada masa itu aku terlalu buta oleh cinta. Hingga aku menyadari bahwa terlalu tinggi angan ku menggapainya. Akankah dia ada di sini sekali lagi?? Copyrigth 2017 Gebby Gabriella