Delapan Belas

34 2 2
                                    

Gebby yang sedang tertidur lelap tubuhnya di guncang agak sedikit keras oleh adiknya Vio.

"Hoi... keboo.. bangun.. udah mau magrib nih". Sorak Vio keras seperti toa masjid. Gebby yang menyadari sorakkan dari adiknya ia langsung membuka matanya secara perlahan lalu mengusapnya dan mengumpulkan kesadarannya.

"Eh... enak aja bilang orang kebo. Orang Kurusan gini di bilang kebo" ucap Gebby tak mau kalah.

"Ahahha.. akhirnya bangun juga, yuk ke masjid shalat berjamaah kebetulan pak Zamri jadwal yang jadi imam sholatnya hari ini" ucap Vio sambil menarik lengan kakaknya.

"Iyaaa... kakak mandi dulu." Jelas Gebby sambil bangkit dari tidurnya lalu mematung di dekat pintu kamar mandi. Iya menyadari sesuatu lalu adiknya Vio tertawa renyah.

"Eh.. baru nyadar by. Apa tadi kamu bilang yol. Pak Zamri imam hari ini?" Ucap Gebby sambil setengah berfikir dan berdiri di ambang pintu kamar mandi sambil mengalungkan handuk di lehernya.

"Iya.." ucap Vio sambil mendorong Gebby masuk ke kamar mandi.

***

Setelah selesai mandi Gebby dan Vio memakai pakaian muslim lalu pergi ke masjid sambil menenteng mukena.
Setelah selesai melaksanakan shalat di masjid Gebby dan Vio melesat keluar dari masjid.

"Yol, tumben banget yah pak Zamri nggak panjang baca surat pendeknya kali ini. Ucap Gebby kepada adiknya. Vio hanya termangut-mangut.

"Iya juga sih, tumben banget. Biasanyakan karena saking panjangnya surat yang di baca pak Zamri bisa buat kaki gemetar karena kecapean berdiri." Ucap Vio sambil tertawa renyah. Gebby yang menyadari adiknya tertawa langsung menepuk jidat adiknya dan membawanya keluar dari lingkungan masjid.

"Lepasiiin.. kaaak" ucap Vio setengah memberontak.

"Eh. Mu nyadar nggak sih, Kalo sampe pak Zamri tau kita ngomongin dia pasti marah lah." Ucap Gebby mengingatkan. Vio menatap kakaknya dengan nakal. Sambil menyipitkan matanya dan tersenyum nakal. Gebby yang menyadari itu menatap adiknya penuh curiga.

"Eh kumis mikirin apa kamu heh? Awas macam-macam" ancam Gebby kepada Vio.

"Aahahhahahaha... baayyy dedek tinggalin kakak" Vio berlari ke arah rumah sambil mengangkat tinggi baju muslim yang ia kenakan.

Lalu Vio lari meninggalkan Gebby di depan pagar masjid tanpa pikir panjang Gebby mengejar Vio dan menarik jilbabnya yang bagian belakang. Sehingga anak rambut Vio terlihat dari depan jilbab yang telah berantakan itu dan merangkul adik kesayangannya tersebut dengan tangan kirinya.

"Jangan tinggalin napa?" Ucap Gebby sambil mencubit pipi tembem Vio yang sebelah kiri.

"Adooow kaak.. sakiiit..." Vio meringgis kesakitan dan berusaha melepaskan cubitan dari kakaknya. Tak lama kemudian Gebby melepaskan cubitannya.

***

Malam harinya setelah shalat isya Gebby masih asyik dengan buku biologi yang ia bahas. Lima belas menit kemudian ia mulai merasakan kantuk yang menyerang dirinya. Lalu tertidur dengan lelapnya. 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum teman-teman 😂 maaf nih agak pendek dari biasanya. Semoga kalian suka ya..😊

Jangan lupa vote and comment ya 😁

Tanpa kalian aku bukan siapa-siapa. Aku ingin banget kalian kasih saran dan pendapat. Aku sangat membutuhkan itu 😊
Jazakallahu khairan.

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang