Part 22

11.3K 497 22
                                    

⛅⛅⛅

  "Aurel? Apa masih ada rasa cinta buat Dev?

Aurel menoleh kearah seseorang yang duduk disebelahnya sosok itu menatapnya menunggu jawaban darinya, ia pikir kelvin sudah pergi.

  "cukup vin.." ucap aurel. membahas hal ini akan membuat hatinya semakin tersayat

Gadis itu beranjak pergi sebelum kelvin sempat menjawab.

  "Aureeeeeell" panggil kelvin.

  "reel loe harus tau....."

  "Bilang sama dia gue akan selalu baik-baik aja vin" ucap aurel memotong ucapan kelvin tanpa menoleh pergi begitu saja, kelvin tertegun ia kembali berniat ingin memastikan perasaan aurel seperti apa ke dev tapi gadis itu justru menggantungkan begitu saja.

"Gak kelar kelar nih kayak sinetroooon" keluh kelvin mendengus lelah dengan kisah cinta sahabatnya yang tak berujung manis,.

⛅⛅⛅

Aurel merenung dikamarnya kejadian pilu dimasa putih abu-abu dulu kembali mengoyak hatinya, meruntuhkan ketegarannya, sakit itu masih ia terasa, kenapa hatinya kembali nestapa seperti ini? Memang rasa kehilangan paling memilukan baginya adalah ketika ia ditinggalkan dev dulu,, ketika dulu dev pergi membawa seluruh cintanya dan yang tersisa hanya rasa benci..

Tapi apa daya  hatinya tak bisa berbohong lagi, perasaannya tak mengelak lagi jika seutuhnya hanya dev yang penjadi pemenang atas segala rasa yang bertahta didadanya..hanya nama itu.

  "apapun yang terjadi nanti kamu harus percaya aku sayang kamu senja"

Bulir Bening dari mata jernihnya lolos dengan sempurna ketika mengingat kata itu.

  "aku juga sayaaang bgt sama  kamu dev, sekalipun dulu kamu pernah nyakitin aku tapi aku gak pernah berhasil ngelupain kamu, sebesar apapun rasa benci nyatanya rasa sayangku lebih besar dari itu.. aku rindu rasa bahagia yang pernah kamu ciptain.. aku gak menemukan itu pada diri siapapun., kemana lagi aku harus nyari rasa yang seperti itu dev??...." aurel meremas selimut yang menutupi tubuhnya ia tak bisa menghentikan bulir bening yang terus keluar dari ujung matanya.

"akuu kangeeeen... "

  "Deevv..... aku kangeeeeeeen...." ucap aurel lirih menahan sesak didadanya.
Tak pernah disangka hatinya begitu jatuh kepada pria itu, pertemuan unik diawal justru berhasil menumbuhkan rasa yang begitu kuat, mengakar dihatinya.

⛅⛅⛅

"Tuhan sebenarnya apa rencanamu mempertemukan aku dengan dia? aku gak bisa memperbaiki sesuatu yang sudah hancur itu, aku gak bisa meraih lagi gadis itu.. aku hanya menambah daftar rasa sakit dihatinya,bahkan terus menghindariku"

  "Aku pikir keadaan kemaren mampu memperbaiki semuanya, tapi nyatanya luka itu masih ada, aku masih melihat tatapan pedih dimatanya, aku masih menemukan kesedihan disorot matanya.. sampai kapan aku harus menerima karma ini?"

Dev merutuki dirinya ia tak tau lagi harus bagaimana, gadis itu kembali dingin,, senjanya kembali menjauh baru saja ia ingin memperbaiki keadaan. Seberapa besar kepeduliannya terhadap gadis itu,  seberapa berartinya gadis itu baginya tak akan bisa merubah kenyataan dan takdir antara mereka yang mungkin memang berbeda.

"Senjaaa... aku rinduuu..rindu senyummu,,candamu, bening matamu, rindu menggenggam jemari mungilmu.. aku rinduu bahagia kita"

  "aku kangen senjakuu"

Hari sudah berganti..aurel menyiapkan buku-bukunya karna semalam ia tak sempat melakukannya, karna waktunya semalaman digunakan untuk meratapi dirinya yang rindu si alis tebal bernama devano bastian. Bahkan pagi ini masih pilu bila seklebat mengingat foto dev bersama mutiara di bingkai ukuran sedang dengan cincin kembar melingkar di jari manis keduanya, mengapa begitu sulit melepaskan pria itu, apa hebatnya pria itu? Hingga Aurel harus sedemikian laranya mengikhlaskan pria itu.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang