Cukup lama dev mendekap erat senjanya, ia membiarkan gadis itu bersandar didadanya jika itu bisa menghilangkan rasa khawatir dalam hati, jika itu membuat senjanya nyaman.
"Deev" panggil senja tanpa merubah posisi sedikitpun karna memang ia rindu dekapan ini.
"Iyaa" jawab dev yang wajahnya persis diatas kepala Aurel.
"Kamu gak marah kan sama aku?"
"buat?"
"aku selama ini egois..aku gak tau, gak mau tau.. maaf soaalll......"
"Husssstt... udah...." ucap Dev memotong ucapan Aurel dengan cepat seraya tangannya mengelus rambut Aurel pelan lalu memeluknya kembali.
"Kamu sekarang ada disini itu udah cukup" tambahnya lagi masih dengan nada yang lembut.
Ucapan Dev nyatanya mampu membentuk lengkungan senyum manis dibibir senjanya, ia rindu Dev-nya yang ini sosok yang selalu bisa mengerti dirinya dengan sangat baik.lagi lagi suasana kembali hening begitu lama.
"kayaknya ada yang kangen banget dipeluk Dev niihh..." goda Dev memecah keheningan diruanga itu.
Spontan Aurel yang bersandar didada Dev pun mendongak keatas menatap wajah Dev dari bawah bersamaan dengan itu Dev menunduk sehingga pria itu bisa dengan jelas menatap wajah senjanya dari posisi yang begitu pas, aah senjanya memang slalu mempesona.
Dev mengangkat Alisnya jail seraya berkata "sayang banget ya sama Devano bastian?"
Raut wajah Aurel berubah cemberut ia hendak melepaskan tangannya yang melingkar dipinggang dev, tapi Dev menyadari itu sehingga dengan cepat tangannya mengunci tubuh Aurel kembali mendarat ke pelukannya.
"Bercanda Sayaang" ucapnya kembali mengecup pucuk kepala Aurel dengan Mesra, sehingga Aurel pasrah dengan bibir menyunggingkan senyum.
Lagi-lagi suasana kembali hening, hingga Aurel bergumam pelan.
"Deev"
"Hmm" jawab dev.
"Lepasin.."
"Aku gak bakal lepasin kamu lagi"
"Bukan itu"
"apa senja?"
"ini.." jawab aurel menggerakkan tubuhnya, bukannya apa-apa ia betah saja berlama-lama di pelukan Dev tapi masalahnya ini di rumah sakit nanti kalo ada suster atau dokter bahkan orangtua nya Dev tiba-tiba masuk dan melihat mereka seperti ini gimna? Bisa tengsin belom lagi pemikiran mereka pasti aneh-aneh.
"Gak mauu" jawab Dev.
"Deevv" Aurel kembali menggerakkan tubuhnya.
"Hmm" hanya itu yang keluar dari mulut Dev malah seakan-akan mempererat pelukannya.
"Jangan banyak gerak, nanti darah nya naik ke selang infus" ucap Aurel mengingat selang infus masih menancap di tangan kekasihnya.
"Makanya kamu diem aja, biar aku juga gak banyak gerak..kan enak dipeluk" sahut Dev tak mau kalah.
"Tapii deev" balas Aurel.
"Bentaaar lagii yaaa" tawar Dev dengan nada seperti anak kecil.
Aurel menghelai nafas dalam hati ia bertanya "kenapa Dev jadi manja seperti ini?"
"Deevv..udah yaa" pinta Aurel ia mulai tak bisa tenang takut ada yang masuk.
"Bentar lagii..." sahut Dev.
"Devano Bastian" panggil Aurel kembali mendongak keatas memasang wajah galak.
"Apaaa ?" Tanya Dev polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian