"ada hubungan apa kamu sama dia?" tanpa menoleh Aurel mengucapkan pertanyaan itu,merasa kali ini ia perlu bicara dan menyeleseikan semuanya.
"dia namanya Mutiara"
"aku gak nanya itu, aku nanya ada hubungan apa kamu sama dia" Aurel memperjelas ucapannya.
"jawab Dev!!" Desak Aurel karna tak ada jawaban, Aurel sebenarnya tak perlu bertanyapun sudah tau jawabannya tapi ia ingin mendengar langsung dari Dev.
"Senjaaa"
"Selamet ya Dev.. kamu berhasil ngehancurin hati, kepercayaan juga harapan aku. Hebat kamu Dev sempurna kamu ngehancurin semuanya terutama hati aku yang bahkan gak akan pernah kembali utuh lagi. Makasih buat kebohongan besar kamu"
ucapan Aurel terdengar pelan namun begitu menusuk relung hati Dev, Aurel sendiri setengah mati menahan airmatanya yang terus meronta minta segera keluar, marah kecewa benci semuanya bercampur menjadi satu.
"Senjaaa.. maafin aku"
"Apa bedanya kamu sama Raja? Anton? Kamu emang gak nyakitin fisik aku tapi kamu nyakitin hati aku dan yang kamu lakuin ke aku ini lebih dari brengsek"
Ucapan Aurel barusan membuat Dev terkejut ia tak menyangka Aurel mengucapkan kata itu, tapi Dev paham dia memang sudah melukai hati wanita ini jauh lebih dalam dan memang pantas jika dia disebut brengsek karna kenyataannya dia memang brengsek.
"Maafin aku"
"lebih baik sekarang kamu susul dia jangan sampai aku yang kasih tau soal ini kedia"
"Senjaaa... tentang perasaan ini aku gak pernah bohong"
"Perasaan?? Gue mau kita putus!!"
"Sejaaaaaaaa" Dev menarik tangan Aurel yang beranjak meninggalkannya.
"lepasin gue" tanpa disadari Aurel menampar pipi Dev, ini terjadi diluar dikendalinya karna kesedihan dan emosi yang bercampur didalam kepalanya. seketika Dev langsung melepaskan tangan Aurel. panas yang menjalar dipipi tak dirasanya ia mengejar Aurel yang sudah masuk taxi.
"Senjaaa.. Senjaaa !! " ia terus mengetuk-ngetuk kaca tapi tak ada respon iapun pindah kekaca bagian depan sehingga supir membuka kaca.
"gue bisa pulang sendiri" ucap Aurel saat kaca terbuka.
Dev menatap kearah Senjanya masih dengan tatapan yang sama tapi kali ini ia hanya mendapati balasan tatapan kebencian dari Senjanya,
" pak tolong anter dia ke Jln.Flamboyan no 92 ya kalo dia minta antar kemanapun tolong jangan mau Pak.. tolong pak" pinta Dev dengan nada serius dan memohon walaupun canggung Bapak supir taxi itu menanggukan kepalanya sebelum kaca kembali tertutup dan Senjanya semakin menjauh.
Keadaan hati Aurel sedang kacau, ia tak mau Senjanya kenapa-napa atau melalukan hal-hal aneh lainnya, taxi itu semaki menjauh dari pandangan matanya dada Dev terasa dihajar beton melihat Senjanya seperti tadi, sakit melihat airmata Senjanya dan ucapan Senja terasa menyayat hatinya. Lalu Dev mengambil nafas panjang kemudian memutar badannya untuk kembali ke gedung sekolah karna masih ada Mutiara didalam saat itu juga Chaca menatapnya dengan mata penuh kebencian dan tak bersahabat.
"Keterlaluan loe Dev" hanya itu kata yang keluar dari mulut Chaca namun cukup menegaskan jika perempuan itu tak kalah marahnya seperti Aurel.
Didalam taxi sebisa mungkin Aurel menahan kesedihannya ia tak mau membuat supir taxi tak nyaman atau berpikir macam-macam walopun dari raut wajahnya saja semua juga tau jika Aurel habis menangis, air mata itu masih mengalir bibirnya terkatup rapat meremas jemari tangannya ia tak tau kenapa tadi sampai menampar Dev ia hanya ingin melindungi dirinya, dan kata brengsek itu keluar begitu saja ketika emosi menguasainya sejujurnya Aurel tak bermaksud mengucapkan kata kasar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian