"Rel.. loe dipanggil Pak Ari diruang TU."
"Gue?"
"Iya Aurellia senja"
Dengan sedikit bingung aurel berjalan menuju ruang TU, perasaan ia tak melakukan salah dan uang pembayaran sekolah juga beres.
"selamat siang pak.. Bapak manggil saya?"
"iya.. silahkan duduk Aurel"
"ada apa ya Pak""kamu dapet kiriman paket ini..laen kali kalo belanja online dikirim ke alamat rumah saja..jangan ke Sekolah, ini pertama dan terakhir ya Aurel"
"iya pak.. maaf Pak"
"ya sudah..sekarang kamu boleh kembali kekelas"
"terimakasih Pak"
Aurel keluar ruangan dengan wajah bingung, tangannya membolak-balikan paketan coklat berbungkus lakban itu dan diatasnya ada kertas putih bertuliskan nama..kelas.. beserta no telponnya, dalam hati bertanya tanya, karna ia tak pernah merasa memesan apapun bahkan mengingat-ingat lagi satu,dua, tiga bulan lalu aah sudah lama ia tak belanja online lalu ini dari siapa? saudara? atau teman lamanya? tapi kenapa dikirim kesekolah kalo salah alamat juga tak mungkin karna jelas ini semuanya benar untuknya.
"udah keruang TU nya? emangnya ada apa sih?"
"ada kiriman paket buat aku, tapi aneh Dev..aku tuh ngerasa gak pesen apa-apa"
"Paket?? kok aneh,kamu yakin gak pesen sesuatu?"
Gurupun datang Aurel memasukan kotak berukuran sedang itu kedalam tasnya lalu mengeluarkan buku pelajaran, satu jam berlalu bel tanda pulang bedering disambut riang oleh semua, diantara siswa yang berhamburan menuju gerbang ada sepasang kekasih yang beriringan menuju parkiran, aurel masih saja berharap dev akan mengucapkan kata itu walo harapan itu tipis.
Tapi dijalan bahkan sampai rumah Dev tak juga mengucapkan,ia justru bercanda seperti biasa hingga Dev pulang sirna sudah harapan Aurel, dengan malas ia memasuki rumah merebahkan tubuhnya ke sofa ruang belakang dia juga enggan untuk berganti baju moodnya hilang karna orang yang ditunggu-tunggu justru melupakan hari specialnya, ia terlalu berharap hingga harus kecewa dengan harapannya.
"udah pulang sayang" ucap Andri yang baru saja masuk dari taman belakang.
"barusan Pah..papa gak ke Kantor?" Tanya Aurel dengan cemberut moodnya berantakan gara-gara Dev.
"kan anak Papa lagi ulangtahun jadi papa ambil cuti dong"
"seandainya Dev itu kayak Papa" batin Aurel
"ganti baju dulu nak" ucap Rama yang keluar dari dapur membawa teh untuk suaminya.
"Maaaah"
"iya sayang"
"masak Dev gak inget sama ulang tahunku..dia gak ngucapin lho mah, kan BT "
"Oooo... jadi putri Papa ini dateng-dateng cemberut gara-gara Dev nih" goda Papa ikut ambil suara
Justru kini kedua orangtuanya terus menggodanya sehingga Aurel semakin ancur moodnya, mereka paham masa-masa remaja seperti Aurel karna dulu juga pernah mengalaminya.
Namanya juga anak muda, pacaran berantem ngambek ntar bailkan lagi hal itu sangat lumrah, mereka juga sudah khatam akan hal itu. Aurel beranjak dari duduknya lama-lama disini yang ada ia tambah badmood karna orangtuanya, saat ia menarik tasnya paket coklat itu jatuh ke lantai..

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian