part 35

11K 576 15
                                    

     Dev mengangkat perlahan wajahnya yang ia tenggelamkan ke sisi Aurel kemudian duduk menatap senjanya begitu lama.

"Selamat malam senjaku" dev beranjak dari duduknya lalu merebahkan badannya ke sofa yang berjarak tak jauh dari Senja, semenjak kepulangan Senja dari rumah sakit Dev selalu tidur di ruangan yang sama dengan gadis itu, Ia ingin selalu mengawasi Senja, ia tak ingin lengah lagi, ia ingin menjaga dan menemani gadis itu dari kesendirian yang teramat sunyi , ia ingin merasakan apa yang dirasakan oleh senja agar senja tak pernah merasa sendiri.

Setelah hanyut dalam lelapnya Samar-samar Dev mendengar suara seseorang manangis, ia sangat mengenali suara itu tanpa perlu berpikir dua kali Dev pun langsung membuka matanya bergerak dengan cepat kearah Senja yang tengah duduk meringkuk terisak  segera di raih tubuh rapuh itu kedalam pelukannya.

"Ada aku sayaaang" bisiknya pelan.

"Bagi semuanya dengan aku.. agar kita sama-sama ngerasain sakitnya"

"Agar kita berdua bisa ngelewatin ini" Dev mencium lembut pucuk kepala Senja yang masih terisak dalam dekapannya.

"Bilang sama aku senja"

"Katakan semuanya" Dev terus berusaha menenangkan senja meski rasanya ia hampir menyerah jika selalu mendapati Senja menangis seperti ini setiap tengah malam.

"Aku selalu ada, aku gak akan pernah ninggalin kamu... kamu tenang ya sayaang"

Gadis itu masih menangis meski isakannya tak sesendu tadi, nafasnya berangsur membaik,,Dev tak melepaskan pelukannya,mengelus rambut dengan pelan, ia terus mendekap senja memberikan tempat ternyaman. Karena ia percaya di dadanyalah Senja dulu merasa begitu nyaman, perlahan lahan isakan itu mereda hingga benar-benar tak ada lagi. Senjanya kini telah kembali terlelap, Dev rela jika harus semalaman duduk mendekap Senja bahkan harus terjaga sekalipun jika itu bisa membuatnya Senja tak lagi terbangun dan menangis.

"Tuhan apa ini makna dibalik mimpiku waktu itu,inikah jawaban dari ketakutanku dimimpi malam itu? Tuhan yang maha baik aku mohon tolong kuatkanlah jiwanya dan tegarkan hatinya"

Dev benar-benar terjaga sampai  suara adzan subuh berkumandang tak lama suara pintu terbuka, sosok perempuan setengah baya masuk bersama suaminya.

"Papaaa..kapan dateng?" Tanya Dev karena sepagi ini papanya sudah sampai di jakarta,

"Baru aja" jawab papa mengelus pelan bagian belakang kepala Dev. Semenjak kecelakaan itu Mama Dev sama sekali tak pulang ke bogor itulah sebabnya kini Papa Dev yang harus bolak balik bogor Jakarta sementara waktu sampai keadaan Aurel benar-benar membaik.

"Semalaman kamu jagain dia? Enggak tidur?" tanya Papa.

"Tadi sempet tidur bentar pa, tapi Senja kebangun jadi yaa aku jagain dia" terang Dev, Papanya mengangguk bangga terhadap sikap putranya.

"Sekarang kamu sholat dulu ya nak, abis itu kamu istirahat biar Mama yang jagain..besok kamu harus kerja" ucap Mama.

Dev memandang senja yang masih begitu nyaman tidur di pelukannya, ia sedikit ragu jika harus melepaskannya dan sepertinya Mama tau hal itu.

"Mama jagain dia sayang..kamu juga butuh istirahat" ucap Mama meyakinkan lalu diikuti anggukan oleh Papanya.

Dev menurut pelan-pelan ia merebahkan Senja keatas kasur, harap-harap cemas jika Senja bangun namun ia lega karena nyatanya tidak, senja hanya bergerak sekilas lalu diselimuti tubuh itu sebelum akhirnya ia keluar kamar.
Dev masih terasa berat ketika suara mama memanggil-manggil namanya.

"Dev banguun udah jam 7, nanti kamu telat ke kantornya"

Dev yang memilih tidur di ruang belakang meski berat memaksa membuka matanya, setelah duduk seperkian detik ia beranjak dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamar tamu.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang