Sejak senja disore itu hari-hari Aurel menjadi lebih berwarna,segalanya terasa menyenangkan, apapun terasa lebih baik.Aurel dan Dev dua hati yang saling mencintai itu benar-benar menikmati asmara yang bergejolak dihati masing-masing, mulai dari ucapan selamat pagi sampai waktunya menutup hari keduanya mengisi dengan hal-hal sederhana tapi berarti.Gaya pacaran mereka juga terbilang sangat sederhana namun kemistri keduanya kuat, mereka tak melulu berdua kemana-mana, masih seperti biasanya, makan diKantin dengan dua sejoli Chaca-Vano, bercanda rame-rame diKelas atau dimanapun.
Berbaur dengan yang laennya diKedai Babe Somat ya walaupun kadang juga berduaan tapi itu masih dalam itungan wajar, keduanya santai menjani hubungan namun tetap saling menjaga.tapi kasian para fans Dev karna ia harus patah hati melihat kedua sejoli yang sedang dimabuk cinta.
Dev juga sering main kerumah Aurel menghabiskan sisa hari berdua diteras Rumah dengan canda-candaan khas Dev yang selalu menciptakan tawa dibibir keduanya, atau kadang jalan tanpa tujuan muterin Kota ngobrol sana-sini dari ngomongin Tukang Sekoteng sampai Tukang tambal ban yang mereka temui kadang Supir angkotpun masuk dalam daftar obrolan mereka.
Dev juga sering mengajak Aurel ketempat dimana mereka menikmati senja dihari pertama jadian, tempat itu menjadi tempat favorit bagi Aurel, surga katanya bahkan ia mendeklarasikan jika itu bukit cinta Dev dan Aurel.
Pernah Aurel merengek minta kesana untuk melihat sunrise alhasil mereka berangkat sehabis subuh, Dev tak keberatan selama Aurel senang baginya itu tak masalah toh dia tak pernah bosan berdua dengan Senjanya.
Ia sangat menikmati setiap detiknya karna ia menyadari kadang hal-hal indah itu tidak akan terjadi untuk kedua kalinya, baginya keindahan favoritnya adalah Aurellia Senja dan ia berharap keindahan itu akan selamanya.
Dan kali ini tentang Raja semenjak Dev menegurnya dulu dan Aurel sendiri memberi garis tegas, Raja mundur dengan sendirinya apalagi kini Aurel sudah resmi berpacaran dengan Dev.
Tapi itu tak membuat Raja dan Dev menjadi musuh, mereka tetap berteman baik apalagi mereka satu tim basket toh kini Raja juga sudah pindah haluan mendekati adik kelas, sedangkan Selena sampai detik ini masih saja sinis terhadap Aurel justru semacam iri melihat Aurel punya pacar sedangkan dia sendiri masih saja dicuekin Raja malah semakin tak dianggap , biarlah itu biar menjadi urusan Selena dengan hatinya.
"semangat ya,harus menang" bisik Aurel saat Dev akan tanding dengan Sekolah lain.
Pastinya ada Raja juga karna disini ia masih kaptain basket dan ada Selena juga karna dia memang ketua cheerleaders sedari tadi ia menatap sinis kearah Aurel tapi yang bersangkutan tak ambil pusing gak penting juga.
"semangat dong kan ada Senjaku disini.. eeh kamu diliatin terus tuh sama Selena, tatapannya sesuatu bgt jangan-jangan dia masih suka ya sama kamu"
"Deev mulai deh.!"
"heheeee ya abisnya liat noh, tapi aku yang bikin aku takut lagi"
"takut apa? Aku pasti nonton paling depan."
"naah justru itu kalo kamu nonton paling depan yang ada kamu keinget yang dulu-dulu, pas naksir Raja, ntar malah kepikiran dia" dengan gaya jail dan santainya Dev melirik kearah Aurel.
"Deeevvvv!!!" Aurel langsung mencubit lengan Dev yang justru malah tertawa puas melihat pujaan hatinya cemberut lalu kembali menggoda.
"nanti kalo Raja baper gimna? dikira kamu nyemangatin dia"
"Tau ah"
"cieeee mbaknya ngambek ya,cieeee"
Pertandingan akan segera dimulai semua pemain diminta untuk berkumpul dilapangan Dev pun berdiri sebagian yang lain sudah berjalan turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian