part 45

13.7K 506 14
                                    

Aurel duduk sendirian di teras samping, Dev sedang sibuk telfonan entah dengan siapa, dari nada bicaranya seperti dari orang kantor tempat ia bekerja. Padahalkan Dev masih dalam masa cuti.

  "Senja masuk, udah malem" panggil Dev yang masih sedikit sibuk di depan laptopnya.

"Bentar Dev" jawab Aurel, ia tengah duduk mengingat masa-masa SMA bersama Dev dulu, segalanya yang telah terjadi hingga cinta mereka bertahan sampai di titik ini.

"Dihalte itu aku ingin mengucapkan terimakasih untuk sekali lagi, tempat yang menjadi titik temu antara aku dan Dev"

"Aku ingin melewati ribuan senja kedepan bersamanya, dengan secangkir teh lalu menggenggam jemarinya, aku mencintainya sangat mencintainya"

Aurel memejamkan mata, bibirnya tersenyum membayangkan segala hal indah yang pernah Dev berikan untuknya, sebuah perasaan yang terus menghangat dan hanya Dev yang bisa menciptakan rasa itu.

Dev tersenyum memandangi Senja seperti ini.

"Aku tidak hanya menjaminkan diriku untuk senja, tapi juga hidup dan matiku, karena berapapun kata tak akan sanggup mewakili rasaku untuk senja, keindahan fovorite ku"

Sebuah kecupan mendarat dipipi membuat Aurel membuka matanya.

"Deev"

Laki-laki setengah berdiri itu tersenyum menatapnya.

"Bayangin apa sih? sampe ini senyum-senyum" tanya Dev menunjuk pelan bibir Aurel.

Aurel tersenyum memamerkan deretan gigi rapinya, lalu menggeleng pelan namun rona pipinya tak bisa bohong.

"Sini" pinta Aurel menepuk sofa sebelahnya memita Dev untuk duduk disitu.

Namun Dev menggeleng.

"Masuk yuk,,udah malem" pinta Dev.

"Sebentar" tawar Aurel.

Dev kembali menggeleng pelan "dingin sayang"

"Ya udah kalo kamu gak mau masuk" ucap Dev meninggalkan Aurel di teras samping dan masuk ke dalam.

"Deev, sebentar aja boleh yaaa"

Tak ada jawaban dari Dev namun Aurel juga tak bergeming, ia masih begitu nyaman di sini,setelah sejenak disini ia baru akan masuk.

Tapi Belom ada satu menit Dev kembali membawa selimut di kamar. Lalu duduk disebelah Aurel.

"Kamu tuh paling jago bikin aku luluh" celoteh Dev sembari menutupi tubuh keduanya dengan selimut tebal sampai leher.

Aurel tersenyum menatap Dev yang sibuk membenarkan selimut.

"Apa senjaa?" tanya Dev merasa jika Aurel menatapnya.

"Enggak" jawab Aurel tak bisa menyembunyikan rasa bahagia, kini kenapa ia menjadi begitu manja dengan pria ini.

Dev menarik tubuh Aurel kedadanya, lalu keduanya terlibat obrolan-obrolan kecil di sertai candaan khas dari Dev, hingga lambat laun Aurel mengantuk dan tidur tanpa sadar,,karena tidur dimana saja asal ada Dev disanalah ia merasa nyaman.

Suara adzan subuh membangunkah Aurel dari tidur nyenyaknya, menyadari ia sudah pindah di kasur dan Dev juga terlelap di samping tangan Dev melingkar di atas perutnya bibir Aurel tersenyum.

Dev menyadari jika Aurel sudah bangun, ia hanya bergumam tak jelas.

"Bangun yuuk" bisik Aurel.

Dev hanya menggerakkan kepalanya beringsut ke bantal.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang