part 38

10.3K 529 38
                                    


"Apa aku harus meninggalkan senja? Apa aku harus menjauhinya agar dia terbebas dari penderitaan ini? Kasih tau aku apa !! yang harus aku lakukan?? Kasih tau... apa yang bisa aku jaminkan untuk kebahagiaan Senjaaaaaaa.. apaaa??!!!"

Dev tak tau lagi harus bagaimana ia beringsut jatuh ke lantai, Punggungnya bergetar menahan isakan tanpa suara.

"Dev"

Meski mengenal suara laki-laki yang kini berdiri tak jauh darinya Dev tak ingin menoleh sama sekali, Ia hanya bisa menunduk bersandar pada dinding. Saat ini ia malu pada orang lain, malu karena kecerobohannya telah membuat seseorang menderita berkepanjangan , laki laki macam apa yang tak bisa menepati janjinya sendiri?.

"Kamu harus sabar Dev"

"Dev malu pah..." Dev menunduk pasrah.

"Malu kenapa?"

"Dev gak bisa nepatin janji Dev sendiri"

"Kamu sudah melakukan yang terbaik untuk Aurel"

Dev tak menjawab hanya menggeleng pelan. Kata-kata Papanya nyatanya tak bisa membuatnya tenang,,tetap didasar hatinya ia kokoh menyalahkan dirinya sendiri.

"Masuk Dev jangan siksa diri kamu sendiri,,Papa tau ini berat,,tapi papa gak mau kamu menghakimi diri kamu sendiri" ucap Papa.

Setelah cukup lama mematung di teras belakang Dev bangkit dari tempatnya ia kembali masuk tapi ia menahan ke inginannya untuk melihat Senja meski sangat ingin namun lebih baik jangan dulu ia takut jika senja melihatnya justru membuat gadis itu kembali terbayang kejadian paling memilukan hari itu.

Dev memilih untuk tiduran di ruang belakang meski nyatanya sudah berulang kali mencoba tidur matanya seperti enggan untuk melakukkan itu,,hal ini justru membuat pikiran Dev kemana-mana. Ia melirik jam di dinding atas TV, alat pengukur waktu itu menunjukan pukul lima pagi.

"Dia udah tidur lagii nak" ucap Mama ketika keluar kamar Senja mendapati anaknya tengah mematung didepan pintu karna memang baru saja Dev ingin masuk namun ia ragu takut jika Senja belom tidur lagi atau bahkan masih menangis.

Dev menatap Senja dari luar kamar, ingin rasanya memeluk tubuh rapuh itu namun tidak.. ia takut,,biarlah ia memeluk Senjanya dari jauh. Melihat Senja sudah kembali tidur dengan nyenyah membuat Dev merasa tenang.

"Tidur nyenyak senjaku"

"Maa..Dev pergi bentar ya"

"Kamu mau kemana nak? Ini masih pagi" mama terlihat khawatir terlebih saat ini keadaan Dev sedang tidak baikbaik saja.

"Maaaa" Dev paham apa yang dikhawatirkan mamanya, Ia memegang tangan mamanya yang melingkar di lengannya.

"Dev akan baik-baik aja,,aku ke tempat kelvin bentar ya" ucap Dev dengan nada lembut.

"Tapi naak.. ini masih gelap"

Dev hanya tersenyum seakan meyakinkan mamanya jika ia tak akan bertindak hal konyol, diraihnya jaket yang tergeletak di atas sofa lalu di cium tangan mamanya seraya berkata "kalo ada apa apa sama senja kabarin Dev ya maa"

"Hati-hati naak" ucap mama Dev menganggukan kepalanya.

Selepas Dev hilang dibalik pintu Mama Dev meneteskan airmata, ia paham apa yang sedang dirasakan anaknya, jauh di lubuk hati anaknya itu terluka parah,,jauh didasar hati anaknya sangat rapuh, anaknyalah yang paling menderita. Belom lagi rasa bersalah yang terus menghantui setiap detiknya.

"Ya Allah kuatkanlah Anakku"

•••

"Halloo"

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang