"semoga kamu kuat ngelewatin hal berat ini senja" batin Dev ia beranjak dari duduknya namun tangannya dicekal oleh senja, gadis yang tengah terbaring dengan posisi miring itu tangannya mencengkram erat lengan Dev.
Dev mengelus lembut tangan senja yang memegang lengannya.
"Iya.. Aku gak akan kemana-mana senja.. aku bakal temenin kamu disini ya"
Setelah mengucapan itu cengkraman dilengannya tak sekuat tadi. Dev tersenyum menatap senjanya ia senang sedikit demi sedikit senja sudah mulai menunjukan perubahan.
Lalu Dev merubah posisi duduknya, kini Senja berbaring dengan kepala berada dipangkuan Dev.
"Kamu tau apa yang bikin aku gak betah di kantor?"
Dev mengelus rambut Senja.
"Kamu alesannya. bawaannya pengen cepet-cepet pulang, biar bisa ketemu kamu.."
"Kamu pasti mau bilang kalo aku gomballah, genitlah terus cubit aku.. iya kan.."
Ckleek..
Suara pintu terbuka. Dev menoleh kearah gladis yang berdiri diambang pintu.
"Aurel waktunya terapi lagi yaaa" ucap Gladis.
"Bangun ya senjaa.. terapi, biar cepet sembuh kakinya" tutur Dev.
Senja beranjak duduk lalu dev mengangkat tubuh itu diarahkan ke kursi roda yang sudah dipegangi oleh gladis.
"Semangat tuan putri" bisik Dev pelan, gladis yang berada dibelakang ikut tersenyum melihat betapa tulusnya Dev kepada Aurel.
Dev memandangi Senja yang sudah di ambang pintu sebelum akhirnya sudah hilang dibalik pintu.
Seketika Dev jatuh tersungkur kedepan..lututnya bergetar, dadanya sesak, nafasnya memburu ia mencengkram rambutnya dengan asal, raut wajahnya kembali memerah. Seandainya ia boleh jujur ia lemah, betapa susahnya mencoba baik-baik saja di depan Senja, betapa susahnya ia menahan segala rasa sakit yang menohok jantungnya. Harus berapa lama lagi Tuhan menghukumnya?"Tuhaaaan.. aku mohon kembalikan Senjaaaaaaaa" Dev merintih pelan, menjatuhkan kepalanya ke lantai, membiarkan airmatanya menetes kelantai ia kali ini tak akan menahannya.
"Paa laen kali kalo ada yang nyariin aku jangan kasih tau alamat ini ya, bukannya apa-apa aku cuma takut kalo kejadian tadi keulang" ucap Dev tanpa mengurangi rasa santunnya kepada Papanya.
"Iya Dev.. Papa juga gak nyangka" jawab Papa setelah mendengar cerita dari istrinya.
"Tapi kamu juga jangan terus benci dia Dev, tadi kita kan gak tau juga kejadian sebenernya" sahut Mama.
"Pasti dia ngelakuin sesuatu ke Senja sampe Senja ketakutan kayak tadi, aku tau bianca ma di kantor dia itu selalu ngrecokin Aku" jelas Dev entah kenapa ia tersulut emosi jika sudah menyangkut sesuatu yang membahayakan Senjanya.
"Dia suka sama loe?" tanya Kelvin.
"Gue gak suka sama dia" jawab Dev menegaskan.
"Sudah sudah... besok lagi kita jangan biarin Aurel sendirian sama orang asing" tutur Papa.
Yang lain pun mengangguk.
"Maafin mama ya nak mama tadi ceroboh" ucap Mama.
"Maaa ini bukan salah mama" jawab Dev mengelus tangan mamanya berharap mamanya tak tersinggung soal ini.
••
"Maaa" panggil Dev.
"Iyaa sayang" jawab mama.
Dev memeluk mamanya dari belakang.
"Makasih ya maa.. makasih untuk semuanya, makasih karena mama sudah merawat senja dengan sepenuh hati" ucap Dev dengan nada lirih nyaris bergetar suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian