Aurel tersenyum kemudian memejamkan matanya, menikmati usapan lembut Dev dikepalanya. Dan benar,nyatanya keberadaan Dev mampu menenangkan hatinya saat ini."Selamat malam, calon istriku"
•••
"Senjaku Cantik" gumam Dev.Sedari tadi ia tak henti-hentinya memandangi Senja meski terhalang kaca tembus pandang, sesorang gadis lembut yang akan menjadi istrinya, seseorang yang akan menjadi bagian dalam dirinya, seseorang yang akan menghabiskan masa tua bersamanya, seseorang itu bernama Aurellia Senja.
"Ngeliatinnya biasa aja Dev, kayak besok gak ketemu dia lagi aja" Goda Papa yang sedari tadi mengamati putranya itu terus menatap kearah calon mantunya dengan senyuman yang tak kunjung memudar.
Mendengar itu Dev hanya mampu tersenyum canggung, ia sendiri tak bisa menyembunyikan rona bahagia yang bersumber dari hatinya lalu menjalar keseluruh organ tubuhnya.
"Kenapa tangannya dingin banget sayang?" tanya Mama mengelus jemari Aurel "kamu sakit?"
Aurel menggeleng lalu berbisik pelan "Aurel, grogi maa"
Mama tersenyum, mengerti apa yang sedang dirasakan oleh Aurel karna dulu ia pernah merasakannya.
"Bissmillah, Insyaallah semua akan berjalan lancaar"
"Amin" jawab Aurel tersenyum canggung.
"Mama ngecek keadaan luar dulu ya, sayang!!."
Aurel merasakan debar didadanya benar-bebar tak bisa di kendalikan sedari tadi bertambah kecepatannya. Berbeda dengan Dev, pria itu selalu terlihat tenang bahkan sedari tadi begitu santai,,seakan benar-benar yakin dan siap.
"Percaya sama aku Senja"
Suara itu membuyarkan lamunan Aurel, tiba-tiba pria itu sudah berada di sampingnya mengelus jemarinya pelan lalu di genggamnya.
"Dev"
Dev tersenyum terlihat jelas wajah gugup Aurel.
"Aku deg-degan" ucap Aurel.
Lagi-lagi Dev tersenyum masih dengan tatapan hangat kembali berucap "tenang sayaang"
"Kamu gak grogi?" tanya Aurel.
"Grogi kalo liat kamu secantik ini, bawaannya pengen aku liatin terus hehee"
"Deev" balas Aurel, bisa-bisanya pria ini masih saja bercanda dalam situasi seperti ini.
Dev merubah posisinya kini ia menumpangkan dagunya persis di atas kepala Aurel, menatap cermin besar didepan.
"Senjaku Cantik" ucapnya pelan masih dengan senyum yang terus mengembang
Dua kata yang keluar dari mulut Dev mampu menciptakan bulan sabit di bibir Aurel.
"Gombal" celetuk Aurel tersipu, rona merah dipipi seketika ikut terbit.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian