Suara burung greja di pepohonan rindang luar jendela membangunkan Aurel dari tidur nyenyaknya, perlahan ia membuka matanya meski masih terasa berat,hingga kedua bola matanya terbuka sempurna dan menyadari jika semalam bukanlah mimpi belaka. Bahkan saat ini ia masih berada dipelukan Dev, Aurelpun mendongak ke atas saat itu pula bola matanya menemukan Dev tersenyum menatapnya seraya berkata lembut.
"Selamat Pagi Aurellia Senja"
Aaah perempuan mana yang tak bahagia ketika membuka mata mendapati seseorang yang sangat dicintai ada didekatnya bahkan memeluknya, tersenyum padanya dan mengucapkan kata manis seperti itu.
"Nyenyak banget boboknya" tambah Dev.
Aurel tersenyum ia beringsut kembali kedada Dev tak berani menatap lama pria itu takut jika Dev mengetahui rona merah dipipinya, terlebih dadanya tak mau kalah seakan bergejolak tak ada hentinya dari kemaren sepertinya ia harus memeriksa kesehatan jantungnya haha..
"Pagi-pagi udah dibikin melting giniii" batin Aurel tersenyum dibalik dada bidang Dev.
Dev sendiri sudah bagun dari satu jam lalu, ia sengaja tak membangunkan senja, melihat gadisnya tidur begitu nyenyak dan nyaman rasanya ia tak tega, terlebih Dev sendiri menikmati moment itu, moment dimana ia bisa memandangi penuh Keindahan Favorite nya yang sedang terlelap, harus diakuinya dalam keadaan apapun Senjanya sllu mempesona.
"Kamu kok gak bangunin aku?" tanya Aurel masih tak bergeming ia masih nyaman berada diposisi seperti ini, lagi pula ini masih pagi gak mungkin kalo ada Dokter atau suster yang masuk. Biarkan ia menikmati lebih lama kenyamanan ini.
"Gak tega abisnya Tuan Putri boboknya pules bgt" jawab Dev.
"aku bilang apa? enak kan tidur sambil dipeluk.. nanti ketagihan lhoo" celoteh Dev.
"makasih ya Dev"
Aurel tersenyum mendongak keatas lalu jemarinya mengacak asal rambut Dev sebelum akhirnya bangun beranjak turun, membuka horden jendela menghirup udara segar dipagi hari,, rasanya hari ini jauh lebih baik dari sebelumnya.
Dev tersenyum duduk diatas tempat tidur, pandangannya masih tertuju kearah senjanya.
"Terimakasih Tuhan telah mengembalikan senjaku.."
•••
Dev tengah senyum-senyum sendiri mengingat betapa bahagianya dia semalam rasanya masih tak ingin melepas senjanya, selalu ingin mendekap gadis itu. Ditengah lamunannya daun pintu bergerak seperkian detik pintu itu terbuka, lihat siapa yang datang?
"Monyeeeeeeet" teriak Kelvin girang ia langsung menyambar tubuh sahabatnya itu.
"Gilaaaa kangen gue" ucapnya kemudian.
Dev terkekeh kadang ia heran dengan sahabatnya ini, meski Dev sering membuat pria ini kesal dan susah, Kelvin selalu menerimanya dengan baik, betapa beruntungnya mempunyai teman seperti ini. pagi ini ia juga tak lupa bersyukur Tuhan telah memberinya satu sahabat yang begitu tulus meskipun cerewetnya ngalahin emak-emak arisan.
"Gimana keadaan loe?" tanya Kelvin.
"Gak ada yang parah kan? Cidera dalam maksudnya?" tambahnya.
Dev terkekeh sejenak lalu menepuk bahu Kelvin.
"Kenapa? mau ngajak ribut? Hayolahh masih kuat guee" jawab Dev menyeringai tanpa beban.
"Tai ayam loee" umpat Kelvin sebelum akhirnya ia tersenyum kembali dan berkata "njir loe bikin gue panik, kan gak lucu kalo loe mati duluan sebelum ketemu Aurel, mirisss"
Dev menoyor kepala sahabatnya pelan seraya menjawab "kalo gue mati kasian loenya gak punya monyet kesayangan lagi"
Keduanya pun tertawa, sesederhana itu persahabat mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Novela JuvenilKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian