⛅⛅⛅
Dev masih mendekap erat senjanya, ia bisa merasakan dadanya basah karena air mata senja, tak mempedulikan suara benturan keras dari arah luar diiringi pecahan kaca dan teriakan warga ia tak ingin tau apa yang terjadi diluar sana, ia hanya ingin senja dan kini sudah berada dalam pelukannya.
suasana begitu hening dev mengatur nafas yang naikturun tak beraturan. Entah dimana sikeparat itu dev tak tau tadi ia hanya fokus ke senja telinganya sempat mendengar kelvin dan vano meneriaki keparat itu kabur lewat jendela.
Hingga tubuh aurel semakin lemah dan menyadarkan seluruh tubuhnya ke dev, dev bisa merasakan perubahan itu.
"Senjaaaa"
Dev mengangkat dagu senja, gadis itu memejamkan mata dia pinsan, dev memeluk sekali lagi tubuh lemas itu. Ia memanggil manggil nama vano dan kelvin tapi tak ada sahutan, lalu ia merengkuh tubuh senja dibopongnya dengan sangat hati-hati melihat keadaan senja yang sangat memprihatinkan. Baru keluar kamar vano datang dari bawah.
"Gue tau puskesmas daerah sini" ucap dev bergegas menuruni tangga karena tadi dia sempat membaca sebuah klinik saat menuju kesini.
"Kita bisa minta bantuan polisi dibawah biar lebih cepat" vano mengikuti dari belakang.
Sesampainya dibawah vano berlari mendahului dev membuka pintu mobil belakang, saat itu pula dev menyadari sudah banyak warga didepan dan ada ambulans yang baru berjalan diiringi mobil polisi. Tapi dev akan menanyakan ke vano nanti saat ini yang harus ia utamakan adalah senja.
"Ikuti mobil polisi van"
Vano mengerti maksud dari dev,ia pun membuntut dari belakang, dev tak lagi memperhatikan area luar matanya fokus kearah senjanya yang kini tergeletak berdaya dipangkuannya.
"Bertahan senjaaaa" pinta ditengah rasa putus asanya sekali lagi airmata dev menetes bergitu saja, begitu sakit melihat keadaan sesorang yang sangat ia cintai dalam keadaan seperti ini.
"depan belok kanan van" dengan sigap vano membelokkan mobil kearah kanan terpisah dengan mobil polisi dan suara ambulans didepannya.
Begitu sampai di tempat dev segera membawa senja lari masuk saat itu juga petugas medis datang untuk memberikan pertolongan pertama membawa senja masuk keruang ugd, dev hanya mampu berdiri dibalik kaca dengan tatapan nanar, ia mencengkram rambutnya yang sudah berantakan, mondar mandir tak karuan, menonjok tembok berkali-kali, lalu menyandarkan tubuhnya ketembok berangsur turun kebawah tanpa daya.
Vano sedari tadi sibuk dengan ponselnya yang ia lakukan pertama adalah menghubungi orangtua aurel dan memberitahu jika Aurel sudah ditemukan agar yang disana tenang,,tapi vano justru mendapat kabar buruk karna mama Aurel kondisinya memburuk karna mempunyai riwayat jantung lemah kini tengah tak sadarkan diri dan dalam pengawasan dokter. Papa Aurelpun harus menemani istrinya yang dalam keadaan darurat, iapun menitipkan Aurel kepada vano dan lainnya mempercayakan mereka untuk menjaga putrinya membawa putrinya pulang dalam keadaan selamat.
"kamu juga ya yang..jangan lupa makan kalo ada apa-apa kabarin aku" ucap vano via telpon kepada chaca sebelum akhirnya ia matikan sambungan telfon.
Sejenak vano memandang Dev yang beringsut tak berdaya dilantai, rasanya ia tak tega menyampaikan keadaan mama Aurel kepada dev bisa tambah putus asa dev mendengar itu,,sudahlah itu nanti saja setelah Aurel membaik.
Berselang beberapa detik dokter keluar,dev langsung berdiri dan vano yang berada diujung lorong bergegas mendekat.
"Keadaannya sangat lemah sudah diinfus dan sudah sadarkan diri hanya saja pasien seperti mengalami shock berat, jangan terlalu banyak diajak bicara,,meski luka memar hampir keseluruh tubuh tapi tak ada luka yang serius dibagian dalam" terang dokter cantik berumuran 35 tahun itu dengan sangat tenang dan santun ia seperti bisa membaca kekhawatiran dalam benak dev,
![](https://img.wattpad.com/cover/135322288-288-k277780.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian