⛅⛅⛅
" Sayaaaang" panggil mama membuka kamar aurel dengan buru buru
Seketika Aurel yang tadinya masih terlelap langsung membuka mata.
"Mamaaaaa...ada apa?"
"diluar adaa....."
"ada Dev!! Iyaa maaaa" potong Aurel langsung bangkit dari kasur berlari melewati mamanya dengan cepat menuju depan senyum dibibirnya sudah mengembang karna dalam hitungan detik ia akan bertemu dengan seseorang yang sangat dirindukannya.
Benar ada seseorang duduk menunduk diteras rumahnya, tapi bukan..itu bukan Dev...
"Kelviin"
Bersamaan dengan itu mamanya menyusul dari belakang.
⛅⛅⛅
Aurel berlari begitu saja tak menunggu kelvin yang masih memarkir motor, meski kakinya bergetar ia harus melihat dev, mengusap air mata berkali-kali. Sesampainya di depan ia bertanya kepada sesorang yang berseragam putih dengan nada memburu begitu mengetahui ia pun kembali berlari.
Daaan...
kini ia sudah berdiri dibalik pintu kaca, didalam sana ia melihat tubuh berdada bidang itu terbaring dengan selang infus dan beberapa alat lainnya menancap ditubuhnya."Deeeeeeeevv" ucapnya lirih menahan isakan yang semakin memburu, sakit di bagian dada semakin menambah sesak. kakinya terasa lemas perlahan jatuh berlutut didepan pintu, kenapa ia dan dev harus sesulit ini.. kenapa ketika ia pikir bahagia sudah didepan mata justru sebuah kenyataan lebih menyakitkan yang harus ia terima.
Tangan halus itu mengelus bahu Aurel,
"tanteeeeeeee" tanpa bicara banyak Aurel mejatuhkan kepalanya kebahu wanita disampingnya.
"aku gak mau kehilangan dia lagi taaaaaaaan" aurel tak peduli lagi dengan sekitar, semuanya terasa memilukan ia hanya mampu menangis sesenggukan tanpa berkata apa-apa.
Wanita itu mencoba menenangkan meskipun sebagai ibu hatinya pun tak kuasa melihat anaknya terbaring didalam sana, perasaan takut luarbiasa ikut menguntitnya, terlebih jika dev juga akan meninggalkannya seperti mutiara,, tidak ia tak sanggup jika harus kehilangan keduanya, kesedihan atas kepergian mutiara itu masih terasa jangan ditambah lagi...
"dia butuh kamu" bisik mama dev pelan tepat ditelinga Aurel,,lalu dipandangi gadis yang berlinang air mata, gadis yang sama takut sepertinya, di usap air mata itu dielus sejenak rambut indah itu dan memberikan isyarat kepada Aurel untuk masuk.
Aurel menggeleng pelan,ia tak berani masuk bagaimana jika ia tak bisa menahan segala rasa sakit didadanya melihat dari luar saja sudah membuatnya tak sanggup berdiri.
Tapi sekali lagi mama dev memohon dengan isyarat, mengenggam jemari Aurel agar gadis itu kuat. Hingga akhirnya dengan perasaan berkecamuk aurel meraih daun pintu meski berat ia melangkahkan kaki untuk masuk, meski hatinya terasa disayat pedih dan meski matanya begitu nestapa melihat keadaan orang yang sangat ia cintai saat ini.
"dia kecelakaan waktu mau kerumah loe tadi pagi" ucapan kelvin terngiang kembali ditelinganya.
Aurel kembali melemah ia tak berani menyentuh tubuh itu,,matanya nanar, airmatanya lolos tanpa hambatan terjun ke pangkuannya membasahi baju khusus berwarna hijau yang disediakan dari pihak rumah sakit yang ia kenakan.
"Apapun yang terjadi nanti, kamu harus percaya aku sayang kamu Senja"
Sempurna rasa sakit yang Aurel rasakan saat ini, tangannya gemetar memberanikan diri membelai wajah dev dengan lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Dla nastolatkówKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian