Samar samar Aurel masih mendegar suara hujan diluar, matanya mengerjap berkali kali ketika melihat sosok itu tengah duduk bersandar ke sofa tangan kanannya masih di infus, kepalanya menengadah keatas bahkan Aurel bisa melihat jankun pria itu naik turun, lalu kembali ia sadari jika ia tidur dipangkuan pria itu.
"Dev" suara Aurel terdengar serak ciri khas orang bangun tidur, mendengar itupun Dev menunduk ke Aurel dengan Senyuman dan Tatapan yang begitu meneduhkan.
"Tidur lagi aja masih sore" pinta Dev mengingat betapa terlihat capeknya wajah senjanya tadi.
Aurel tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. Sejenak tangannya ia ulurkan membelai pipi Dev.
"ini yang sakit siapa yang di jagain siapa" ucap Aurel tersenyum manja.
Dev ikut menyunggingkan bibirnya lalu tangan kirinya meraih jemari Aurel yang masih menempel dipipinya. Dicium jemari lentik itu.
"tadi mama kamu telfon" ucap Dev membenarkan selimut Aurel yang turun.
"Hah? Kok aku enggak denger?" tanya Aurel.
"kamu boboknya nyenyak banget" jawab Dev mencolek pelan hidung Aurel yang masih begitu nyaman dipangkuannya.
"Emang iya?"
"tauu" jawab Dev.
"Mama bilang apa?" Tanya Aurel menatap ke atas ke arah Dev.
"Bilang katanya putinya ini sayang banget sama Dev,, " jawab Dev memainkan dagu Aurel.
"Deev serius ihhhh" sahut Aurel.
Dev tak menjawab malah senyum-senyum menatapnya, sehingga Aurelpun bangun dan duduk disebelah Dev.
"Gede ambek ya sekarang" celetuk Dev nyengir.
"Bodoo"
"Yeeeeee siniiii" ucap Dev tangannya menarik Aurel hingga gadis itu mendarat sepenuhnya kedadanya.
"mama cuma bilang kesininya nanti malem soalnya masih ada tamu" jelas Dev mengelus rambut Aurel.
"Deev" panggil Aurel setelah beberapa menit keduanya diam.
"Iyaaa" sekali lagi nada lembut yang keluar dari mulut Dev selalu menjadi sesuatu yang menghangatkan bagi Aurel.
"Hari paling berat buat aku adalah beberapa hari ini, Kamu tau kenapa?"
"karna ujian semester mungkin"
"Bukaaan"
"Terus apa dong?"
Aurel mendongak ke arah Dev, dev hanya memandanginya dengan pertanyaaan menggantung.
"Karena kamu Dev,, ngeliat kamu kayak kemaren itu rasanya semua abu-abu.. rasanya berat bgt.. jangan kayak gitu lagi ya" pinta Aurel serius.
"Janji" jawab Dev mengecup kepala Aurel.
•••
Keesokan harinya Dev sudah diperbolehkan pulang dengan catatan harus istirahat dulu beberapa hari dirumah.
"Hei kenapa?" tanya Dev menghampiri Aurel yang duduk sofa rumah sakit, sedari tadi gadis itu lebih banyak diam.
"Gpp" jawab Aurel.
"Bo'ong.." jawab Dev menggeser meja yang menghalanginya.
"ada apa?" tanya Dev duduk jongkok didepan Aurel, kedua tangannya bertumpu ke lutut gadisnya.
"Senjaaaa" panggil Dev lembut tangannya memilin ujung dress selutut warna soft yang dikenakan Aurel.
"coba sini liaat" Dev menaikan sedikit Dagu senjanya, menatap mata senja ia paham ada sesuatu perasaan yang disembunyikan oleh gadis ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Fiksi RemajaKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian