part 40

11.1K 516 17
                                    

    Sinar matahari pagi membangunkan Dev dari tidurnya, horden kamar juga sudah terbuka lebar, ia menyipitkan matanya menoleh kearah ranjang namun keadaan tempat sudah rapi, perasaan baru subuh tadi ia tidur sekarang udah jam 10 siang. Dev merentangkan tangannya lalu bangun dari sofa, melipat selimut asal-asalan.

"Maa... senjaaaa" panggil Dev keluar kamar, berjalan keruang belakang namun tak menemukan siapapun.

"Mamaaa.... Senjaaaaaaaaa" dev kembali memanggil manggil dua wanitanya.

Dari balik jendela ia melihat mama dan Senja tengah dihalaman depan bahkan senja belajar berjalan menggunakan tongkat, bibir dev tersenyum seketika, seakan tak ingin melewatkan moment sederhana namun berharga ini dev pun keluar, berdiri pada sandaran tembok teras kedua tangannya ia selipkan ke kantong celananya dengan masih mempertahankan senyum dibibirnya.

"Deeeeev" panggil mama sedikit teriak tangannya mengisyaratkan Dev untuk kesana. Aurelpun ikut menoleh.

Dev berjalan santai menghampiri keduanya.

"Lagi pada main aku gak dibangunin nih" protes Dev bersandar pada pagar.

"Ini jugaa.." ucap Dev mencolek hidung Senja pelan.

"Aurel semangat banget latihan jalannya.." puji mama.

"Masih mau lanjut?" tanya Dev.

Gadis itu menganggukkan kepalanya. Dev dan mamanya saling pandang lalu tersenyum.

"Ok.. ayooooo" jawab Dev.

Senja pelan namun pasti mengayunkan tongkatnya, terlihat dengan jelas bahwa gadis itu ingin sembuh. Sungguh ini perubahan yang sangat baik.

"Udah ya.. istirahat dulu" pinta Dev setelah setengah jam berlatih. Dev tak tega apalagi melihat keringat yang sudah keluar di kening senjanya.

"Ok.. sebagai hadiahnya aku gendong kamu sampe rumah" ucap Dev.

Mama tertawa lalu mengambil alih tongkat Aurel, dengan sigap Dev menopang tubuh itu digendongnya masuk kerumah.

"sampaii" ucap Dev menurunkan Aurel ke sofa ruang belakang, Mama mengelap keringat di kening Aurel.

"Besok lagi ya, semangat biar cepet sembuh, kita semua sayang kamuu" ucap Mama.

Tiba-tiba saja tangan Aurel memeluk Mama Dev seakan ingin mengucapkan terimakasih.

"Mama juga sayaaang banget sama Aurel" bisik mama Dev.

Dev yang baru saja mengambil minuman dingin di kulkas tersenyum dengan apa yang barusan ia lihat.

"terimakasih tuhan"

•••

Percayalah jika kamu selalu berprasangka baik terhadap Tuhan maka Tuhan pun akan memberikan yang terbaik untuk mu, bukankah semua yang terjadi adalah bagian dari takdir yang harus kita terima dan jalani meskipun berat, itulah yang dipahami Dev tentang takdir yang saat ini tengah menghampirinya.

"Pagi senjaaa" ucap Dev duduk dikursi sebelah senja.

"Makan yang banyak ya" ucapnya lagi mengelus sejenak rambut senja.

Senja sudah makan sendiri bahkan sudah minum obat sendiri juga, hari demi hari perubahan baik terus terjadi meski belom bicara banyak seperti dulu.
Dia juga sudah bisa jalan meski baru satu atau dua langkah, dan juga jarang lagi kebangun tengah malam.

Dukungan dari orang-orang yang menyayanginya benar sangat membantu, sangat berpengaruh, sebisa mungkin mereka terus membuat Senja merasa bahagia, tenang dan jangan biarkan sendiri. Dev juga sering mengajak Senja jalan-jalan, atau sekedar untuk main ditaman kompleks.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang