⛅⛅⛅
Aurel merebahkan tubuhnya kekasur ruang belakang angin malam dari jendela pelan-pelan membelai kulitnya menciptakan rasa dingin, hening.. karna ia sendirian dirumah orangtuanya ada acara, tapi ia tak takut lagi sepertinya dia udah bisa berdamai dengan kejadian dengan bima dulu.
Yang sedari tadi mengganggu pikirannya adalah ucapan kelvin..meski sedikit tapi menghasilkan ribuan pertanyaan menggantung, dan lebih parahnya lagi kelvin tak bertanggung jawab pergi begitu saja tanpa memperjelas membuat Aurel beragrumen dengan pemikirannya sendirii.
Kenapa mutiara harus meninggalkan dev?
Atau jangan-jangan..
Dev yang meninggalkan mutiara?
Seperti yang dilakukan dev terhadapnya dulu?
ataukah ini karma untuk dev?Entaaahlaaaah.
Aurel meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja, ia membuka ig.. mencoba mencari nama devano bastian, tapi dari kesekian nama ia tak menemukan sosok dev, lalu beralih ke facebook namun hasilnya nihil juga ke path lalu twitter entaahh hasilnya sama saja..
"Bener dia gak punyaa sosmed sama sekali..gak berubah daridulu" keluh aurel karna gagal menemukan tanda tanda ..
Sebenarnya ia bisa saja chat dev, ia masih menyimpan no WA nya tapi ini sudah kesekian kali diketik hapus ketik hapus.. begitu terus sampai akhirnya ia melempar ponselnya ke sofa.
Tapi tetap saja itu tidak membuatnya lantas tenang ia justru semakin penasaran.. kembali meraih ponselnya membuka akun fb nya dan ke kronologi kelvin yang aktif 21 jam lalu itupun juga tak membantu.
⛅⛅⛅
Keesokan harinya
Dari tempatnya saat ini dev melihat aurel berjalan sendirian."Mau kemana senja?" batin dev ia mengamati punggung yang kian menjauh.
Perlahan bus yang ia naiki pun berjalan, kembali melewati senjanya yang masih berjalan menundukan kepala, gadis itu selalu begitu ketika berjalan..Aurel tak menyadari jika ada sepasang mata yang mengamatinya ia juga tak tau jika bus yang baru saja melintas adalah bus yang ditumpangi oleh dev.. ia sibuk dengan pikirannya..dengan tekatnya.
"Aurell?" kelvin jelas bingung dengan kedatangan aurel apalagi sampai menemuinya ke kosan.
"gue ganggu enggak?"
Kelvin yang tenggah mengelap motor itupun menggeleng tersenyum ramah lalu mengajak aurel untuk duduk keruang tamu yang sudah disediakan pihak kos.
"ada apa rel?"
"ini soal yang kemaren..
kemana mutiara? Kenapa loe bilang jika dev kehilangan mutiara?"Kelvin menatap aurel sejenak ia semakin yakin jika aurel belom tau hal ini.
"Mutiara... dia udah meninggal rel" ucap kelvin tanpa ragu.
Aurel menoleh tak ada raut wajah bercanda pada diri kelvin, ia begitu serius.. seakan masih tak percaya aurel menanyakan sekali lagi.
"Vin..mening---gal?"
Kelvin mengangguk pelan.
"Dia sakit lemah jantung dari kecil rel"
Sebulir airmata aurel menetes benarkah gadis lemah lembut itu telah pergi selama-lamanya bukankah dulu kelihatan sehat.
"Jantung lemah? kapan meninggalnya?" tanya aurel mengusap air matanya.
"Sekitar tiga bulan setelah kelulusan SMA.. kita dulu bertiga satu sekolah rel sebelum dev pindah kejakarta"
Tanpa diminta kelvin bercerita yang sebenarnya.
Sekilas mungkin memang mutiara terlihat jelas, tapi dibalik wajah lembutnya itu ada satu penyakit yang siap menerbangkan nyawanya kapan saja, mutiara lahir secara prematur dengan kelainan jantung bahkan ibunya meninggal dihari lahirnya belom lagi ayahnya meninggal saat ia masih dalam kandungan.. betapa malangnya nasib gadis itu, belom lagi dokter memprediksi jika umurnya tidak akan lama..

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Fiksi RemajaKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian