part 43

11.8K 581 34
                                    


Dev membuka matanya, melirik kearah senja yang diam menunduk membuat tangan Dev gatal ingin meraih tubuh itu kedalam pelukannya.

"Ok.. kita nikah" ucapnya kemudian tanpa ragu sedikitpun.

Deegg

Seketika Aurel menoleh kebelakang, belom sempat menjawab pria itu sudah menariknya hingga beringsut kedada.

"Gak boleh protes lagi" ucap Dev memperingatkan..mengunci tubuh Aurel dengan satu tangan,,membenamkan wajah Aurel kedadanya, di elus lembut pucuk kepala Aurel.

"Dev" panggil Aurel.

"Nikah" jawab Dev.

Dev meraih laptop dengan satu tangan, karna yang satunya lagi masih ia pertahankan untuk memeluk senja.

"Deevvv"

"Nikaahh"

"Devvvv"

"Nikah"

"Devvv"

"Nikah ato aku ikut kamu ngekos?"

"Diih?? Deeeevv"

"Iya sayaaang" jawab Dev begitu lembut terdengar di telinga Aurel.

Aurel mendongak ke atas,,menatap Dev yang mulai sibuk dengan laptopnya menyadari jika Aurel menatapnya Dev menghentikan kerja jemarinya di keyboard laptop,,lalu menunduk, kedua pasang mata teduh itu saling tatap cukup lama sebelum akhirnya Dev memecah keheningan di antara keduanya.

"Kenapa ngeliatinnya kek gitu?" tanya Dev. "Gak mau nikah sama aku??"

Aurel membulatkan matanya, ini kenapa jadi ke nikah sih? Bahkan Aurel tadi tak berpikir sejauh ini.

"Tapi Mau gak mau tetep aku nikahin" ucap Dev dengan santainya kembali sibuk ke laptop.

"Jangan ngeliatin aku kek gitu, senja!!" tambah Dev tanpa menoleh, karna sedari tadi Dev sudah gemas dengan gadis ini.

Tapi Aurel masih saja menatap ke arah Dev,,ia masih sibuk dengan pikirannya, gak menyadari ucapan Dev.

Tiupan pelan di depan wajahnya menyadarkan Aurel dari lamunannya.

"Kok di tiup sih Dev?!!" Protes Aurel sedikit terkejud.

"Ya kamu bengong, ngeliatin aku kek gitu" jawab Dev "ini kenapa sih?" Tangan Dev membelai pipi Aurel.

"Mikir apa?" lanjut Dev.

Aurel menatap Dev "kenapa malah jadi nikah? Kan bahasnya---"

"Biar kamu tetep tinggal di sini, gak perlu mikir aneh-aneh" jawab Dev.

"Ya tapi kan---"

"Kamu gak mau??"

"Yaa bukannya gitu, tapi---"

"Berarti mau, ssttt udah-udah" ucap Dev kembali menarik Aurel ke dadanya "sekarang kamu temenin aku lembur ya" pintanya kemudian.

Sebenarnya Aurel masih ingin banyak membahas soal ini, tapi sepertinya Dev menganggap tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.

Aurel tersenyum di balik dada Dev, menyembunyikan rona merah dipipinya, tersipu malu belom lagi debaran didadanya bergemuruh tak karuan.

"Senyumnya gak perlu ngumpet2 gitu, senja" tutur Dev.

Seketika Aurel tak bergeming dari posisinya, dari mana Dev tau?.

Dev tersenyum mengacak gemas rambut Aurel,sambil terus melihat Wajah Aurel dari layar laptopnya sesuatu yang tak di sadari oleh Aurel.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang