"baik-baik ya ra disana" ucap Dev lirih mengelus foto Mutiara yang berada persis di meja belajarnya, gadis itu tersenyum berada digendongan punggung Dev memakai baju putih terlihat begitu cantik..
"Kadang seseorang itu tak butuh jutaan orang untuk membuatnya bahagia, dia hanya perlu satu orang yang membuatnya merasa bahagia , dan aku tak pernah gagal merasakan itu karenamu Dev... buat aku kamu itu cukup"
Hari sudah berganti pagi Aurel masih berada diatas kasurnya ia memejamkan mata sejenak mengingat semalam ia habis berperang dengan dirinya sendiri seakan-akan semalam ia menjadi dua kepribadian satu pasrah jika rindu Dev dan satu lagi menolak mentah-mentah apapun itu yang berhubungan dengan Dev bahkan membenci segala yang ada pada diri pria itu.
"aku udah punya Bima, aku benci Dev benci benci jangan inget-inget dia lagi yang perlu diinget itu dia adalah orang paling jahat didunia ini" Aurel menegaskan itu pada dirinya sendiri walaupun semalam ia sudah menangis karena Dev. Tak ingin membuang waktu lebih lama lagi memikirkan Dev iapun bergegas kekamar mandi ia harus siap sebelum bima datang menjemputnya untuk cari aman dan benar saja setengah jam kemudian ponsel Aurel bergetar chat dari Bima.
"aku udah didepan, kamu udah siap kan"
Setelah membalas pesan dari Bima, Aurelpun menarik tas diatas meja belajar dan membuka pintu kamar mendapati kedua orangtuanya tengah sarapan.
"sarapan dulu sayang"
"duuh mah Aurel sarapan dikampus aja ya..Bima udah didepan"
"kan bisa suruh nunggu bentar, dudukduduk dulu" sahut Andri
"iyaa sayang.. kamu semenjak kuliah jarang bgt sarapan dirumah"
"Besok deh..daa ma paa.. assallamu'alikum" Aurel mencium kedua orangtuanya secara bergantian
"wa'allaikum salam" jawab keduanya lalu saling pandang.
Kini ia sudah berada dimobil bersama bima, tak ada obrolan hanya ada suara host radio yang tengah cuap-cuap dengan semangatnya.. tiba-tiba saja ada yang mengagetkan yang ditangkap kedua matanya, benar saja persis disebelahnya saat ini ada Dev bersama dengan motor itu aah semuanyapun masih sama gaya saat ia naik motor, dulu ia setiap hari duduk dijok belakang yang saat ini kosong itu, dulu dia menjadi seseorang yang paling nyaman dibonceng Dev..
"Stoopp Aureeel"
"kamu kenapa sayang?"
"Aureeeel??"
"enggak apa apa.. cuma lagi pusing mikir tugas makul yang dari pak Agus,, kamu udah selesei?"
"Udaah..nanti kamu pinjem punyaku aja"
Aurel hanya menjawabnya dengan senyuman tiba-tiba ia merasa bersalah dengan Bima, bagaimana jika Bima tau bahwa sebenarnya ia telah memikirkan orang dimasalalunya.
"sayang itu kayak temennya Kelvin yang semalem bukan sih?"
"Manaa?" Aurel pura-pura tak melihat.
"itu lhoo yang naik motor meraah.. yang anak baru itu."
"aah gak keliatan" jawab Aurel karna saat ini mereka sudah sampai diparkiran kampus.
"Yuuk" Bima menggandeng tangan Aurel berjalan melewati Dev yang memarkirkan motor. Bima tersenyum dibalas anggukan kepala oleh Dev, Aurel hanya diam saja.
Ada yang nyeri diulu hati Dev melihat dua orang yang baru saja melintas, sudahlah Dev bukankah ini lebih baik Aurel sudah menemukan penggantinya yang jauh lebih baik,, yang bisa menyembuhkan luka Aurel karenanya dan benar kata Kelvin jika Bima itu pacar yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
JugendliteraturKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian