Seandainya ada yang tau jika gadis ini menangisi kepergian Dev.
Aurel hanya bisa menangis suara isakan seakan tak bisa di tahan lagi,, bahkan Mama Dev yang kini masih terus memeluk tubuh itu tak mampu menenangkan, tak bisa membuat tangis itu berhenti. Keempat sahabatnya hanya mampu menatap pilu kearah Aurel, harapan mereka saat ini sama yaitu ingin Aurel kembali tenang.
"Dev"
Kata itu keluar dari mulut Aurel sangat pelan lebih seperti bergumam namun seseorang yang memeluknya itu mendengarnya bersamaan dengan merenggangnya pelukan Aurel yang tak sekuat tadi.
Mama Dev langsung menoleh kebelakang diikuti oleh keempat sahabat Aurel, saat itu mereka mendapati Dev sudah berdiri di tengah pintu dengan nafas tersengal-sengal, entah sejak kapan Dev berada disitu tak ada satupun yang menyadarinya,bahkan tak ada yang mendengar suara motor Dev, mungkin karena semua fokus ke Aurel,,seakan tak ingin memberi jeda lagi Dev berjalan masuk meski ada rasa sakit di palung hati tapi ia kesampingkan semua perasaan yang membalut hatinya. saat ini hanya ingin menenangkan Senja, memeluk tubuh rapuh itu.
Padangan mereka saling bertemu,,Dev bisa merasakan kegetiran yang teramat dalam dari mata senjanya, uluran tangan Dev begitu halus mengunci seluruh tubuh Senja kedalam pelukannya,
"Aku disini sayaaaang" bisik Dev pelan tepat di telinga Aurel hanya gadis itu yang bisa mendengarnya.
Dev merasakan jika Aurel justru semakin beringsut kedadanya,seakan Dev paham ia hanya diam menepuk nepuk kepala Aurel dengan halus,nembiarkan airmata Aurel membasahi jaket yang membungkus tubuhnya dan berharap gadis ini bisa kembali tenang.
Entah intuisi Dev begitu kuat, intuisi didalam hatinya mengalahkan pikirannya. Lagi lagi ia bisa merasakan jika Aurel sedang membutuhkannya, panggilan hatinya tadi begitu yakin menggoyahkan tekadnya untuk menjauh dari senja, seketika Dev membelokkan motornya, memutar Arah dengan kecepatan diluar rata rata, seakan Aurel terus memanggil-manggil namanya, bahkan telinganya seperti mendengar isak tangis pilu Aurel, yang diinginkannya hanya memeluk Gadis itu. Bahkan ketika sampai di halaman ia segera bergegas meninggalkan motor bersama kuncinya, membuka pintu dengan asal, menjatuhkan tas punggungnya dilantai begitu saja, melangkah cepat menuju kamar Aurel dan benar saja gadis itu tengah menangis dipelukan Mamanya.
Melihat tatapan Senja yang begitu dalam,merasakan pelukan Senja yang sangat erat membuat Dev paham jika gadis ini tak ingin ia pergi, gadis ini menginginkannya untuk tetap disini, gadis ini membutuhkannya dan ingin melewati hal berat ini berdua. Dev merasa lega karena sejujurnya ia juga tak ingin meninggalkan Senja, ia hanya tak tau apa lagi yang harus di lakukan untuk senja, untuk kesembuhan senja, sehingga kehilangan percaya dirinya tapi kejadian ini membuatnya kembali percaya jika Senja masih mencintainya.
"Maaaafff" Dev kembali berbisik.
"Aku janji gak akan pergi kemana-mana"
"Aku gak akan ninggalin kamu"
"Maaf senjaaa.. maaaf"
Kini hanya tinggal mereka berdua di kamar, yang lain sudah pada keluar entah kapan ia juga tak tau, Dev merasakan jika bahu Senja sudah bernafas normal itu artinya Senja sudah tenang, tapi Dev tak ingin melepaskan dekapannya,masih terus dielus kepala senja membiarkan gadis itu meringkuk didadanya.
"Kita bakal terus sama-samaa sayaaaaang" Dev mencium ujung kepala Senja.
•••
Chaca tersenyum meski raut kesedihan masih menyelimuti wajahnya, hatinya begitu tersentuh melihat kuatnya cinta Dev dan Aurel, betapa eratnya ikatan hati mereka, inilah yang membuatnya begitu yakin jika Rasa cinta bisa saling menguatkan meski dalam keadaan rapuh sekalipun, jika di dalam sebuah cerita mungkin inilah yang di sebut cinta sejati, cinta yang bisa tetap bertahan ditengah keputus asaan, cinta yang menjadi sebuah alasan seseorang untuk tetap tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionKepadamu senja yang menciptakan debaran pertama di dadaku.. tetaplah menjadi senja yang mencintaiku selamanya. Devano Bastian