28 Memory

390 38 0
                                    

Dahulu kala, ada seorang anak yang sangat malang. Ia tak memiliki keluarga yang menyayanginya. Atau teman yang berada di sampingnya. Dia tidak tahu bagaimana cara untuk bahagia. Setiap hari selalu saja meratapi nasibnya yang malang. Menangis, menangis, dan terus menangis di luar atau dalam hatinya.

Suatu hari, ia mendengar sebuah suara. Suara nyaring asing yang tak pernah ia dengar sebelumnya.

“Apa kau tidak lelah dengan hidupmu itu? “tanya suara itu.

“Tentu saja aku lelah. Siapa yang tidak akan lelah dengan hidup seperti ini,” jawab anak itu.

“Kalau begitu, ikutlah aku?”

“Ke mana?”

“Ke dunia tanpa kesedihan. Di mana kau akan bahagia selamanya,” jelasnya.

Sang anak tergiur dengan tawaran itu. Ia sudah amat lelah berada di tempat ini. Ia pun berdiri lalu mengaguk iya pada suara itu.

“Ikutlah suaraku, dan kau akan sampai ke sana. Namun bila kau tersesat, kau akan kembali lagi ke dunia ini. Namun dengan nasib yang berbeda,” ujar suara itu.

Ia tak menghiraukan perkataan itu. Dia tidak tahu ada makna yang bagus dari yang suara itu ucapkan.  Tanpa berpikir lagi ia mulai berjalan. Mengikuti suara itu yang jauh di sana. Hingga ia tertelan di tengah kegelapan itu. Dan tak kembali lagi.

-

Aku membuka mataku. Bayangan samar-samar masih terpancar dari sana. Teriknya sinar matahari mulai menyakiti mataku. Aku berusaha menghalanginya dengan tanganku. Sambil mengangkat tubuhku.

Kasur lembut dan selimut tebal yang telah lama tak kurasakan. Ini membuatku mengingat dunia fana itu. Bahkan ruangan ini terlihat hampir sama dengan kamarku.

Aku meletakan kakiku ke lantai putih. Lalu berdiri. Kini pandanganku telah kembali jernih. Aku melirik keluar jendela. Melihat langit biru dan awan putih yang menenangkan perasaanku. Gumpalan awan itu mengingatkanku tentang hal yang tak ingin kuingat. Hal yang membuatku merasa kesepian.

Ckleek ...
Pintu kamar itu terbuka. Dari baliknya muncul dua orang wanita. Satu orang memakai armor.  Dan seorang lagi memiliki sayap. Pada awalnya mereka melihatku dengan terkejut. Namun sesaat, raut bahagia muncul darinya.

“Wah ... kau telah sehat Ria?” seru Clara. Entah  mengapa aku merasa kebingungan.

“Bagaimana keadaanmu saat ini?” mereka berdua mendekatiku.

“Baik,” jawabku, “Tapi, sebenarnya apa yang terjadi padaku?” tanyaku. Mereka kini memasang wajah terheran.

“Kau tak ingat?” tanya Clara.

“Ingat apa?” aku semakin kebingungan.

“Kemarin, setelah permainan selesai kau tiba-tiba pingsan,” jawab Lisa.

“Haaa? Benarkah?”

“Iya, mungkin kau terlalu banyak menggunakan sihir. Sihir yang keluar bisa saja menghabiskan energimu. Di saat itu, pingsan karena kehabisan energi wajar bagi seorang penyihir. Terlebih kau juga mengupread tongkatmu kemarin. Itu bisa saja memakan energimu. Dan membuatmu pingsan seperti itu,” lanjut Clara.

Aku menelan apa yang mereka katakan. Entah mengapa perasaanku berkata hal yang berbeda dari yang mereka katakan. Tapi aku tak ingat apa itu.

“Memangnya kau tak ingat kejadian kemarin?” tanya Clara. Aku menggelengkan kepala.

“Tidak.”

“Mungkin kau terlalu lelah sehingga tak ingat apa-apa,” ujar Lisa.

“Mungkin, badanku saat itu terasa lesu ketika masih di area. Dan setelah itu aku tak ingat apa pun,” jelasku.

Wingless (World with Fantasy Character) Tamat✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang