Aku telah keluar dari kereta beberapa menit lalu. Namun di tempat ini hanya ada aku dan kera itu. Masih di stasiun yang sama. Sebuah tempat yang tak terlalu ramai. Aku bisa melihat orang-orang yang keluar dari kereta di bawahku.
"Kenapa kau bawa aku kemari Rion?" tanyaku kaku.
"Seharusnya aku yang duluan bertanya. Kenapa kau mau tempat ini?" ia berbalik bertanya tanpa menata wajahku.
"Kau sendiri tahu. Kita di sini untuk mendapatkan Fast Travel agar kita bisa pergi melewati Lingkaran Cinciyang ..."
"Jadi kenapa kita perlu mendapatkan fitur itu?"
Aku menatapnya kesal. Ia juga menatapku dengan senyum sinis di wajahnya itu.
"Kan sudah kubilang. Kita butuh itu untuk masuk ke dalam Lingkaran Cincin," aku menjawabnya dengan geram.
"Kenapa kita perlu fitur itu. Jika kau sendiri bisa membuka Lingkaran Cincin itu kapan pun kau mau," aku menatapnya dingin. "Peri tanpa sayap," aku memalingkan wajah darinya.
"Jangan bercanda. Mana mungkin aku bisa membukanya," ujarku. Aku berjalan menjauh darinya.
"Gadis itu Layria, ketika di hutan utara" aku terpaku. "Dia bilang langsung berpindah tempat setelah petmu mengeluarkan sihir. Bukankah itu sama saja ia bisa membuka Lingkaran Cincin?" aku meliriknya.
"Haa ...? Aku tidak mengerti.
Hup ... braak ...
dengan cepat entah mengapa tanganku di tarik olehnya. Lalu sama cepatnya aku di pojokkan ke dinding sampingku. Dan ia berusaha mengempitku di hadapanku. Jarak wajahnya hanya beberapa inci dariku. Senyum terpampang di wajahnya.
"Kau tahu, alasan aku ikut Party ini tidak hanya untuk bisa bertemu dengan adikku. Tapi untuk mempelajari rahasia dari peri tanpa sayap. Itu sudah menjadi tujuanku sejak kucing badut itu membawaku kemari," ujarnya.
Aku hanya menatap matanya tanpa berbicara. Kedua tangannya berada di telinga kanan dan kiriku. Aku merasa menjadi pusat perhatian orang-orang yang melewati tempat ini.
"Apa pun yang kami kerjakan bukanlah urusan yang harus kau ketahui. Yang penting hal yang kulakukan sekarang adalah untuk menyelesaikan tugas yang aku jalani sekarang. Jadi aku tidak mau ada yang mengganggunya. Terutama kau," tegasku sambil menatap matanya dengan tajam.
Ia mendecit kesal sambil menolehkan kepalanya. Tak lama ia melepaskanku dan mundur. Aku berusaha melenturkan badanku tadi yang sedikit kaku.
"Aku tak akan melepaskanmu sampai tujuanku terwujud," ia membalik badannya dan pergi. "Kau camkan itu. Peri tanpa sayap," desisnya.
Aku masih termenung di sana. Melihat punggungnya itu pergi menjauh dariku. Pandanganku berganti, ketika aku melihat Siro terbang ke arahku. Ia bertengger di pundakku, lalu membisikkan kata kecil di telingaku. Perasaanku yang sesaat kacau berubah menjadi senang. Aku tersenyum sendiri di sana.
"Begitu ya. Baiklah akan ku siapkan kostum pestanya."
-
Bunga Tulip biru di masukan ke dalam vas kaca. Ditaruh di atas lemari kecil. Aku tak berani melihatnya. Sebab ada hal yang paling ku benci di sampingnya.
Dibandingkan melihatnya, aku lebih suka melihat langit biru itu. Warnanya terkadang hampir sama dengan baju yang kukenakan. Begitu pula warna awannya, yang sama dengan warna selimut dan bantal di kepalaku ini.
Berbaring tak berdaya di atas kasur. Aku bahkan tak bisa menggerakkan kedua kakiku dan kedua tanganku. Aku lupa cara untuk berlari, atau menyuap makanan ke mulutku sendiri. Dulu aku selalu bermimpi mempunyai rambut panjang yang indah dan lebat. Tapi kenyataannya aku memiliki rambut pendek yang kusam dan tipis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wingless (World with Fantasy Character) Tamat✓
FantasíaSebuah dunia tanpa kesedihan. Apakah itu ada? Layria, seorang gadis yang dulunya memiliki hidup yang sempurna. Tiba-tiba berbalik hidup penuh kesepian dan kekosongan. Bagai dunia tak menginginkannya lagi. Suatu malam, seekor kucing datang padanya...