25 Questions

377 43 1
                                    

“Game Start ...”

Tiga pilar, satu cahaya. Sebuah lubang yang jauh di dalam tanah. Di dalamnya terdapat reruntuhan bangunan yang di lupakan. Suara gemercik air dari selokan terdengar menggema. Tiga orang berdiri di pilar itu. Diterangi oleh cahaya dari lubang besar di atas mereka.

“Yaaa ... Ini pasti Game pertamamu ya? Pantas saja kau bingung seperti itu,” goda pemuda bertopeng badut itu.

“Diam Pierrot! Kau juga seperti itu dulu. Bahkan lebih buruk,” tegas wanita dengan rambut warga warni itu.

“Baiklah Rainbow, jangan marah seperti itu.”

“Lalu Alya, apa yang ingin kau sampaikan?” matanya mengarah ke gadis berjaket hitam itu. Ia menghela nafas sambil menatap kepada dua orang di depannya.

“Kenapa kalian melibatkanku dalam Permainan ini?” tanyanya.

Mereka terdiam serentak. Kini kesunyian suara bercampur dengan suara langkah dari atas.
Tap ... tap ... tap ... Suara itu terus menggema ke puing-puing bangunan. Tatapan sinis mereka tertancap padanya.

“Kau sebenarnya sudah tahukan Alya?” hela wanita itu.

“Apa itu?” gadis itu memalingkan wajahnya.

“Jangan pura-pura bodoh. Kau tahu, ini semua karena gadis itu?” sontak pemuda itu.

Alya menghela nafasnya. Metanya melirik pada Siro yang terbang ke tengah cahaya. Sayap burungnya mengepak dan beberapa bulunya lepas tertiup angin. Tidak hanya Alya, bahkan semua mata itu tertuju padanya. Ketika Siro mendaratkan kakinya ke puing bangunan itu.

“Alya, kau sudah janji akan membantu kami bebas dari sini. Lalu kenapa kau menanyakan itu?” tanya wanita itu.

“Memang benar aku berjanji untuk membantu kalian. Tapi aku merasa jika kalian menyembunyikan sesuatu dariku,” tegasnya. "Aku akan kembali bantu kalian. Jika kalian mau ceritakan semuanya padaku. Apa yang kalian cari dari Ria?”

“He?  Ha ... Ha ... Ha ... Ha ... “ Pemuda bertopeng badut itu tertawa kencang. Suara gema dari dalam topeng terdengar menggerutu dari luar. ”Sejak kapan kau peduli dengan dia?”

“Haaaa? Apa yang kau bilang?”

“Ingatlah, alasan kau ada di sini karena gadis itu dan dia ada di sini karena kau. Ingatlah bagaimana ini bisa terjadi?” hujatnya. Alya mendecitkan gigi-giginya menahan kesal yang ia rasakan.

“Hentikan Lutc!” hentak wanita itu.
”Ingat, kita yang juga ambil bagian dari kejadian ini.”

“Maaf Rusali,” helanya dengan nada rendah.

“Alya, kami sudah cerita semuanya. Tujuan kami, dan alasan membawamu ke dunia ini. Sekarang apa yang kau ingin tahu. Aku akan memberikannya. Karena kita adalah sama. Tanyakanlah!” ujarnya dengan mata berkilau itu.

Alya menegakkan kepala. Menatap ke arah mata dia yang berdiri di paling tengah. Matanya terlihat tajam setajam elang yang mengincar mangsanya.

“Siapa Layria yang Kalian cari?”

-

Suasana kembali seperti semula. Setelah kurang lebij 20 menit permainan di mulai, akhirnya berakhir juga. Tersisa nama-nama yang terpasang di sebuah layar bedar di sana. Yang menunjukkan siapa saja yang berhasil lolos babak seleksi.

“Kita semua lolos,” ujar Lisa dengan nada kecil.

Wajah bahagia muncul dari kami. Semua terlihat senang dan lega bisa lolos babak ini. Begitu pula aku yang masih belum menyangka bisa lulus dengan mudah.

Wingless (World with Fantasy Character) Tamat✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang