Pernah tuk terpikir hidup di dunia tanpa kita bisa merasa kesedihan. Adakah dunia seperti itu di dunia ini. Setiap hari di selimuti dengan tawa. Hanya tertawa... tertawa...
Dunia di mana kau bisa bebas menjadi apapun. Tanpa harus berpikir orang akan melihatmu seperti apa. Semua di pandang sama. Tak ada yang berbeda. Kau bisa bebas menjadi siapa dan berpenampilan seperti apa. Dan tak perlu khawatir jika nanti dirimu akan di hina.
Ada kah dunia seperti itu?
Nyatanya tidak ada, walaupun hanya dalam mimpi. Karena hidup terdiri dari tangis dan tawa.
Tapi jika di tawarkan dunia palsu yang seperti itu, pasti sebagian orang akan berpikir tipis. Dan langsung berkata "Iya".
Jauh melewati dunia paralel. Tempat itu ada. Dunia dengan karakter Fantasi. Di mana setiap orang bisa menjadi apapun, siapapun. Demi menempuh jalan hidup mereka sendiri.
.
.
.
.
(Layria)
Malam itu adalah malam yang cukup indah. Udara sangat hangat, dan nyaman. Sudah sekitar dua minggu aku tidak muncul di Sekolah. Aku tak berani berjalan kesana bahkan aku tak berani keluar lima langkah dari pintu rumahku.
Aku tak tau apa saja yang kutakutan ketika keluar dari kamar dan rumah ini. Tatapan menghina yang mereka berikan padaku. Atau cibiran yang mereka ucapakan baik langsung atau tidak langsung padaku. Atau ketika semua orang menertawakanku dengan keras. Sehingga aku berlarian untuk pergi dari semua itu.
Kalau tidak salah itu hari terakhir aku masuk ke sekolah. Mereka menyoreti mejaku. Mengambil tasku lalu membuang isinya kelantai. Lalu menginjak-injak buku-buku ku. Aku hanya bisa berteriak menyuruh mereka menghentikannya. Tapi semakin kencang teriakanku. Semakin keras juga mereka tertawa. Ketika aku mendekat berusaha mengambil buku-buku itu. Salah satu dari mereka mendorongku keras hingga aku menabrak meja.
Sakit... sakit... aku sudah lupa sejak kapan aku menangis karena itu. Aku tak tahan. Aku pun keluar dari sana. Meninggalkan buku-buku itu. Dan sampai sekarang aku tak mau kembali lagi ke sana.
Ingatan yang buruk.
Malam ini benar-benar tidak seperti biasanya. Bahkan aku bisa langsung tertidur dengan santainya. Padahal sebelumnya aku tak pernah bisa tidur dengan tenang. Aku selalu terbayang kejadian hari itu. Yang biasanya akan membuatku terjaga karena menangis sepanjang malam. Tak biasanya angin yang masuk dari jendela ke kamarku senyaman ini. Ketika dia menerpa kulitku, aku serasa terbang ke dunia lain.
"Layria ... Layria ... Ria ...!" Suara lembut memanggilku. Membuatku perlahan membuka mataku. "Ria..!""Kyaaa ...!!" teriakku kencang melihat sosok yang asing yang berdiri di daun jendelaku.
Dengan cepat aku bangkit dari kasur. Dan mulai mengambil posisi siaga. Sambil mengintip kecil dari balik mataku. Melihat sosok gelap yang menatapku sambil bertengger dengan empat kakinya disana.
"Haaa ... ternyata hanya seekor kucing," helaku lega. Aku kembali memperhatikan kucing itu. "Tapi kenapa dia berpakaian seperti badut?" tanyaku terheran.
Kucing itu menggelengkan kepalanya, seolah mengerti yang kukatakan. Ia pun melompat tepat dihadapku dengan cepat. Lalu menatapku dengan mata hijaunya yang bersinar di kegelapan.
"Siapa yang kau panggil kucing!!" Bentaknya. Membuatku sontak terkejut mendengar kucing itu bisa bicara.
"Kyaaa ...!!" aku melayangkan bantal di sampingku ke arahnya. Membuatnya segerah melompat untuk menghindar dari bantal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wingless (World with Fantasy Character) Tamat✓
FantasySebuah dunia tanpa kesedihan. Apakah itu ada? Layria, seorang gadis yang dulunya memiliki hidup yang sempurna. Tiba-tiba berbalik hidup penuh kesepian dan kekosongan. Bagai dunia tak menginginkannya lagi. Suatu malam, seekor kucing datang padanya...