"Semua, turnamen hari ini kita hentikan. Kita akan melanjutkan turnamen ini besok. Dan menentukan siapa yang akan menjadi penenangnya," ujar Mia panjang lebar.
Semua mata lelah, tertuju pada Mia yang berdiri di tiang tertinggi Gladiator itu. Sorak gemulai kembali bergema, ketika Mia dengan usil mengedipkan mata lentiknya. Sebelum akhirnya Mia kembali menghilang. Dan orang-orang di sini, mulai berpencar.
"Lisa, apa kau melihat Layria?" tanya wanita berambut bergelombang itu.
"Layria? Antahlah ... jika diingat ia tak kunjung kembali semenjak ..."
"Semenjak ia masuk ke Area tanding," gumam wanita itu lagi. Wajahnya terlihat begitu pucat. Raut wajahnya kusam, mengkhawatirkan sesuatu. "Semoga ia akan baik-baik saja," desisnya lagi.
"Aku juga berpikir seperti ini, Clara," Lisa menepuk pundak Clara.
Dari kejauhan, terlihat dua sosok berjalan menuju mereka. Seorang manusia hewan berwajah rubah. Dan pemuda berambut pirang.
"Torm ... Rion ...!" seru Lisa memanggil nama keduanya.
Mereka berdua terteguk mendengar suara panggilan itu. Ekspresi mereka ikut berubah, melihat raut wajah khawatir dan cemas yang ditunjukkan Lisa dan Clara.
"Ada apa Lisa? Kenapa kalian terlihat seperti itu ...?" seru Torm.
Lisa melengak Torm, rambut birunya yang terlihat berantakan sempat berkibar sesaat. "Apa kalian melihat Layria? Dia belum kembali sejak turnamen tadi," ujar Lisa.
"Rasanya tidak," jawab Rion sambil memutar bola matanya. "Apa kita harus mencarinya," sambung Rion.
"Mungkin tidak perlu," suara melengking menarik perhatian mereka.
"Alya ..." desis sinis Rion.
Dari sisi atas, Alya berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket hitamnya. Sorot mata tajamnya tertuju pada mereka. Rambutnya masih terikat menjadi satu, menyerupai model poni tail khasnya.
"Alya ... kenapa kau ada di sini?" tanya Lisa.
Alya tersenyum kecil menanggapi pertanyaan Lisa, "Ada banyak hal yang terjadi. Dan pasti akan timbul masalah bila kuceritakan di sini."
"Kedatanganmu saja sudah terlihat membawa masalah. Masalah apa lagi yang akan datang ...? Alya ..." sinis Rion.
Tingkah waswas mulai muncul pada mereka. Membuat Alya sedikit terlihat tegang dalam senyumannya. Namun, senyum percaya diri kembali ia tunjukkan dengan tenang.
"Kau pasti sudah bisa menebaknya. Jadi ... kumohon ... ikutlah denganku ..." seru Alya, dengan mata merahnya yang menyala.
"Cih ..."
-
Tes ... tes ... tes ...
Suara air hujan tetes demi tetes jatuh ke dalam mangkuk kecil. Yang awalnya menyelinap dari lubang kecil di atap itu. Batang lilin panjang, dengan api kecil kemerahan menerangi ruang gelap ini.
Di samping mangkuk itu, seorang anak perempuan bersenandung di dalam kegelapan. Rambut pirangnya masih terlihat basah. Kakinya ia tekuk ke depan. Hingga kepalanya dapat ia sandarkan di atas kedua lututnya.
"Lagu untuk matahari ... lagu untuk hujan ... lagu untuk takdir yang ..."
"Kau sedang apa ...?" suara berat terdengar memecah nada sumbang itu.
Mata anak itu tersorot, pada sosok anak laki-laki yang muncul dari kegelapan. Mata birunya bersinar, seperti senter yang menyoroti langkahnya.
"Kakak ..." gema anak itu.
"Kau sedang apa Seyla?" tanyanya.
Anak itu tersenyum. Namun matanya suram, sambil menatap ke arah api kecil di hadapannya. "Aku juga tidak tahu. Tapi ... aku sempat mendengarnya dari mimpiku ..." jawabnya dengan seduh.
"Mimpi ...? Mimpi yang seperti apa ...?"
"Hmm ... seperti mimpi buruk ... yang tak ingin kuingat lagi ..." gumam anak perempuan itu.
Dari arah luar, hujan turun begitu deras. Angin kencang menabrak pepohonan. Memberi suara suram yang terdengar di telinga. Namun, dari balik itu terdengar suara nyanyian kecil. Nyanyian yang akan mengubah semua yang mendengarnya.
"Na ... nana ... na ... nana ... na ... nana ... na ..." suara nyaring itu bergema di tengah derasnya hujan.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Wingless (World with Fantasy Character) Tamat✓
FantasíaSebuah dunia tanpa kesedihan. Apakah itu ada? Layria, seorang gadis yang dulunya memiliki hidup yang sempurna. Tiba-tiba berbalik hidup penuh kesepian dan kekosongan. Bagai dunia tak menginginkannya lagi. Suatu malam, seekor kucing datang padanya...