Di kursi kecil , aku dan Alya sedang asyik berbicara. Aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu dengannya di sini. Ada banyak yang ingin kebanyakan padanya tentang dunia ini. Namun aku berusaha menahannya hingga ada waktu yang cukup tepat.Aku meliriknya yang sedang terfokus pada kartu skill milikku yang kutukarkan dengannya. Iya mengenakan bloes putih , yang tertutup dengan jaket kain hitam bertudung dan bergaris putih di lengannya yang cukup panjang. Celana pendek hitam ia sampingkan dengan kaos kaki putih selutut . Juga sepatu boots hitam bertali putih. Sebuah pedang pendek ia gantungkan di tali sabuknya. Rambutnya terikat satu gaya ponytail, memperlihatkan telinga runcingnya yang menandakan ia adalah seorang peri.
Aku kembali memperhatikan kartu skill miliknya yang kubawa. Aku melihat angka besar di ujung kartu itu. Memberiku satu pertanyaan yang harus di jawab.
“Alya! Kamu bilang, kamu di sini baru tiga hari yang lalu.”
“Iya ... lalu,” ia melirikku.
“Lalu kenapa poin skill milikmu bisa sebanyak ini?” tanyaku. Ia menarik nafas. Mata tajamnya menatap lurus ke depan.
“Tiga hari yang lalu, aku di ajak oleh kelompok pemburu hadiah untuk bergabung dengan mereka. Siapa sangka selama aku ikut perburuan hadiah bersama mereka aku mendapatkan banyak koin emas dan poin skillku meningkat pesat seperti sekarang,” jelasnya.
“Lalu kenapa kamu sekarang sendirian di sini?”
“Karena ada sedikit masalah kelompok itu sudah bubar. Itu sebabnya aku ke kota ini untuk mencari Party baru ?”
“Party?”
“Itu ... kelompok kecil yang di bentuk bertujuan untuk menyelesaikan sebuah misi atau quest . Biasanya Party hanya bisa bertahan sebentar. Tapi berbeda dengan Guild . Dia adalah kelompok yang besar. Sebagian tujuannya sama dengan Party. Tapi Guild bisa terdiri dari beberapa Party dam Guild memiliki struktur organisasi . Berbeda dengan Party yang hanya sekedar perkumpulan tanpa organisasi. Nah ... begitulah sekiranya,” jelas Alya.
“Padahal kamu baru sebentar di sini, tapi udah tahu banyak hal tentang dunia ini. Hebat ya ...”
“Itu hanya hal kecil yang perlu di ketahui tentang dunia ini."
“Begitu ya ...”
“Lalu ada hal yang ingin kutanyakan?”
“Apa?”
“Padahal kamu baru beberapa jam di tempat ini, tapi bagaimana kamu bisa dapat frilly drees yang kamu pakai itu ?” tanyanya sambil melihat ke arahku.
Aku terdiam, dan memperhatikan baju yang kupakai. Gaun berlapis berwarna merah muda dengan lengan longgar hingga pergelangan tangan juga pita kecil di kancing atas dekat kerah. Panjang gaun ini tak sampai menutupi mata kakiku kakiku. Biasanya aku memang sering memakainya ketika akan tidur. Siapa sangka aku akan memakainya di tengah keramaian siang hari di kota ini.
“Ini baju yang kupakai dari rumah sebelum aku ke dunia ini. Memang ada apa?”
“Bukan apa-apa. Tapi di dunia ini baju, feminine seperti itu harganya cukup mahal bagi pemula,” cetusnya.
“Ohhh ... begitu ya .”
Aku kembali memperhatikan kartu skill itu. Entah mengapa aku merasa ada banyak hal yang belum ku ketahui tentang dunia ini.
“Alya !”
“Iya ...?”
“Ada banyak hal yang belum ku ketahui tentang dunia ini. Maukah kamu sedikit membantuku? Setidaknya sampai aku tahu bagaimana cara bertahan di dunia ini,” ujarku. Alya terlihat memalingkan mata sambil mencoba sedikit berpikir.
“Aku memang sekarang tidak ada quest yang harus kukerjakan. Walaupun ada sepertinya tak masalah bila aku mengajarimu sedikit,” jawabnya.
“Wahh ... terima kasih Alya!” seruku.
Alya berdiri, mendekati seekor kucing putih yang terlihat aneh karena memiliki dua ekor masing-masing berbulu lebat dan satu pasang sayap berbulu seperti burung berwarna putih. Kucing itu terlihat termenung di bawah Alya.
“Alya, kucing itu ...?”
“Ini pet atau partnerku. Namanya Siro,” jawabnya sambil mengelus bulu Siro. Sebelum ia berdiri dan Siro melompat dan bertengger di pundak Alya.”Ayo Ria kita pergi,” ajaknya.
“Eh ... ke mana?”
“Ayo kita buat Party,” Alya tersenyum senang kearahmu.
“Eh ...”
-
Hutan yang cukup jauh dari kota. Mereka bilang di sana adalah tempat moster-moster lemah yang cocok bagi pemula. Salah satunya adalah para Goblin. Tapi masalahnya Goblin tidak pernah terlihat bertarung sendirian. Goblin pasti selalu berkelompok sehingga agak merepotkan bila harus melawan mereka sendirian. Di pinggir sungai yang cukup deras dan curam kami bertarung di sana. Itu adalah quest pertamaku.
Wuuuush ....cresssh...
Pedang milik Alya menyerang tubuhnya. Rombongan Goblin sedang mengepung kami. Cresssh ... pedang itu melukai salah satu dari Goblin bertubuh hijau telinga runcing memakai pakaian perisai dan pedang panjang itu.“Ayo lawan mereka Ria!!” teriaknya kepada yang sedari tadi hanya bengong melihat Alya.
“Tapi aku tidak tahu bagaimana cara melawan mereka? Kyaaaa ...!” salah satu Goblin mendekatiku , namun langsung di halau oleh Alya. Sehingga Alya sekarang berada di sampingku.
“Kau penyihir bukan? Tinggal ucapkan mantra lalu fokuskan melalui tongkatmu,” ujarnya sebelum kembali menyerang Goblin-goblin itu.
“Tapi aku nggak tahu mantranya bagaimana?”
“Payah, ingat apa elemenmu dan apa yang bisa dilakukan elemenmu. Seperti membakar atau menerbangkan. Lalu buatlah mantra dari kata-kata itu,” teriaknya. ”Siro majulah!” perintahnya.
Siro yang dari tadi hanya berdiri di sebuah batu sungai langsung melompat ke tengah pertarungan.
Sriiiing ... sekumpulan cahaya berkumpul di dalam mulut kucing itu. Duaaaarrr ... ia melepaskannya hingga menimbulkan ledakan yang acak sehingga hampir semua Goblin lenyap seketika. Kekuatan yang cukup hebat. Membuatku terpukau sesaat. Namun ...“Kyaaaa ...!” teriakku melihat satu Goblin berdiri ingin menyerangku. "Alya tolong aku !!”
“Maaf Ria, aku tidak bisa membantumu. Lagian itukah hanya satu Goblin. Kau pasti bisa, berusahalah!” serunya.
Benar ini hanya satu Goblin. Aku harus bisa melawannya. Aku mengulurkan tongkat kayu itu ke depan dengan kedua tanganku. Sementara Goblin itu semakin mendekat, aku berusaha untuk berkonsentrasi.
“Wahai petir menyambarlah,” teriakku.
Syuuuush ... kilatan muncul dari tongkatku. Mengenai Goblin itu, dan membuatnya setengah gosong terkenanya. Tak di ragukan lagi Goblin itu jatuh kalah di hadapanku.
“Aku berhasil ...” gemahku pelan.” Aku berhasil, aku berhasil, Alya aku berhasil,” ucapku bergairah karena senang.
“Oke ... selamat untukmu,” Alya itu tersenyum kecil.
“Hore ...!!!” aku melompat senang.
“Ayo kita pergi! Jikaa kau ingin menambah poinmu kau harus mengalahkan lebih dari satu Goblin,” ujarnya.
“Oke,” jawabku.
Aku mengikuti Alya yang telah terlebih dulu ada di depanku. Di sampingku terlihat Siro yang terbang dengan sepasang sayapnya. Ini adalah Party pertamaku, quest pertamaku, juga pertama kalinya aku bisa mengeluarkan sebuah sihir. Ada banyak hal yang belum ku ketahui esok. Namun aku selalu berharap itu akan menyenangkan seperti saat ini. Semoga.
To be contiued
KAMU SEDANG MEMBACA
Wingless (World with Fantasy Character) Tamat✓
FantasySebuah dunia tanpa kesedihan. Apakah itu ada? Layria, seorang gadis yang dulunya memiliki hidup yang sempurna. Tiba-tiba berbalik hidup penuh kesepian dan kekosongan. Bagai dunia tak menginginkannya lagi. Suatu malam, seekor kucing datang padanya...