Mata Valdo membelalak saat cewek di depannya tiba-tiba jatuh pingsan. Untung dia sigap menangkap tubuh cewek itu. Valdo sempat bingung harus bagaimana ia, lalu dia menggendong tubuh gadis itu. Membawanya keluar perpustakaan. Bahkan penjaga perpustakaan melotot ke arah Valdo yang sedang menggendong tubuh Tari melintas di depannya, namun Valdo tak mempedulikan itu. Dia harus membawa cewek ini ke UKS.
Di dalam UKS pun sama, ada dua orang siswi yang sedang bertugas di UKS menatap Valdo bingung. Mereka hanya berdiri mematung saat melihat Valdo merebahkan tubuh seorang cewek di atas ranjang UKS. Mereka bingung karena selama ini seorang Valdo tak pernah dekat dengan seorang cewek Mana pun di SMA ini. Bahkan sikapnya dingin terhadap cewek yang berusaha mendekatinya.
"Lo ngapain pada diem aja!" Bentak Valdo ke dua siswi tadi.
Mereka berdua saling memandang. "I-iya kak." Salah satu dari mereka berujar. Dan mereka berdua segera mendekati tubuh Tari di atas ranjang tadi.
Sementara itu Valdo menunggu mereka tak jauh dari ranjang itu. Sambil sesekali berdecak dan mendesah melihat mereka di sana.
Salah satu dari siswi yang memeriksa Tari tadi berbalik.
"Dia kenapa?" Tanya Valdo segera.
"Sepertinya kakak tadi kecapean dan mungkin belum sarapan makanya jadi pingsan kak," jelas siswi tadi.
Valdo mengangguk mengerti. Matanya kembali melirik Tari di atas ranjang tadi.
"Bentar lagi dia akan bangun kak," ucap siswi yang tadi memeriksa Tari. "Kalo gitu kita duluan kak."
Dengan buru-buru mereka meninggalkan ruangan itu. Tak mau berlama-lama ada di dekat seorang Valdo.
Ruangan itu hening, hanya ada mereka berdua disana. Valdo berjalan mendekati ranjang yang terdapat Tari di atasnya. Dia lihat lamat-lamat wajah cewek itu. Cantik memang tapi dia tak tertarik dengannya. Bahkan dia tak tertarik dengan cewek Mana pun yang mencoba mendekatinya. Apalagi ketika mengingat bagaimana awal pertemuan mereka, gadis ini jelas - jelas mendekatinya seperti cewek - cewek kebanyakan. Tapi cara cewek ini mendekatinya membuat Valdo kagum. Belum pernah ada cewek yang mau mendekatinya dengan cara bahaya seperti dia.
Pikiran Valdo menerawang ke kejadian saat pertama kali bertemu gadis di depannya pagi Tadi. Tanpa sadar, Valdo terkekeh pelan saat mengingat kejadian tadi.
"Lo kenapa?"
Tari sudah sadar, matanya masih mengerjap. Dia bingung mendengar kekeh-an pelan seseorang saat dia baru ter-sadar tadi. Barulah saat matanya terbuka sempurna dia bisa melihat siapa yang bersuara tadi. Dia Valdo yang berada di sampingnya dan dirinya tak lagi berada di perpustakaan.
Tari memegang kepalanya, merasakan pusing amat menghantam kepalanya. Dia mencoba duduk bersandar pada kepala ranjang. "Gue kenapa tadi?" Tari kembali bertanya tapi bukan soal kekeh-an tadi tapi soal keadaan dirinya.
"Lo kenapa? Gue yang seharusnya tanya ke lo." Valdo menghembuskan napas. "Lo kenapa tiba-tiba pingsan?"
Dahi Tari melipat. Dia coba meng ingat-ingat kembali apa yang terjadi pada dirinya. Tapi keadaan kepalanya yang masih merasakan pusing. Membuat beberapa ingatannya kabur.
Valdo melihat Tari yang terlihat kebingungan. "Lo belum sarapan?" Tanyanya.
Tari kembali berpikir. Benar dia belum sarapan karena tadi sebelum berangkat bang Bimo menyuruhnya untuk sarapan di kantin sekolah. "I-iya." Jawab Tari pelan.
Sementara itu Valdo sibuk dengan tasnya. Dia membuka tasnya dan mencari sesuatu di dalamnya. Sedetik kemudian sebuah kotak bekal muncul dari dalam tas Valdo. Lalu, dia menyerahkannya ke Tari.
"Apa nih?" Tanya Tari.
"Itu kotak bekal lah. Masa lo gak tau," ucap Valdo ketus.
"Iya gue tau ini kotak bekal. Tapi buat apa lo kasih ke gue?"
"Buat lo," kata Valdo singkat.
Dahi Tari kembali melipat. Dia melihat lamat-lamat kotak bekal yang berada di tangannya.
"Lo gak usah pikirin hukuman dari pak Maman. Gue yang bakal urus. Dan soal bekal tuh, itu kotak bekal beneran gue gak masukin yang aneh-aneh di dalamnya." Valdo berjalan menuju pintu.
"Makanya sebelum berangkat sarapan dulu," ucap Valdo sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu.
Tari tak percaya. Apa yang barusan terjadi, cowok itu sangat baik padanya. Bagaimana bisa? Padahal saat pertemuan pertama dengannya. Valdo menunjukkan muka yang tak bersahabat. Di perpustakaan pun sama. Apa yang terjadi padanya?
"Mungkin dia kesurupan penunggu UKS kali ya." Tari tertawa dalam hati.
Entahlah. Dia membuka kotak bekal itu. Terlihat dua potong roti di dalamnya. Dan dia langsung menyantapnya di tempat. Semua yang berhubungan dengan cowok itu aneh bagi Tari . Kecuali rasa roti di kotak bekal ini yang sangat enak.
***
Pada penasaran kan sama si Valdo. Ngaku aja....
Tari juga penasaran sih...Tbc....

KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Boy & Trouble Girl
Roman pour AdolescentsStory by : Nita sari Di balik keterlambatannya ke sekolah Mentari Anjani bertemu dengan sosok malaikat. Dia adalah Yuda seorang ketua osis. Yang mampu mencuri hati Tari. Tapi semuanya berubah saat dia bertemu dengan seorang Rivaldo Adinara. Seorang...