part 31 : Yuda dan Adara

508 18 1
                                    

Apa yang dilihatnya bukanlah khayalan semata. Sekarang masih pagi buta, dan matanya masih sehat-sehat saja. Bukan hanya sekedar isu belaka yang di dengar telinga Adara. Valdo dekat dengan Tari itu nyata. Buktinya sudah di depan matanya.

Yah, mereka berangkat bersama. Mata Adara tak bisa berhenti menatap mereka berdua, sampai mereka berbelok ke arah parkiran motor, dan mobil yang ia tumpangi bersama Yuda pergi ke area parkir mobil.

"Kenapa?" Yuda bersuara, menyadari gelagat aneh Adara.

Adara tak menjawab, masih memperhatikan motor merah yang masih tertangkap mata.

"Kenapa ngeliatin mereka mulu?"

Saat motor merah itu hilang dari pandangannya, Adara berbalik menghadap depan, lalu menghembuskan napas pelan. Mobil yang mereka naiki sudah sempurna terparkir.

"Mereka keliatan deket banget ya?" Adara bertanya pada Yuda, tapi pandangannya tetap terpaku ke depan.

"Pertanyaan lo lebih mirip pernyataan, udah jelas kan mereka memang dekat," ujar Yuda sedikit sarkastik.

Adara menghembuskan napas kembali. Sejujurnya hatinya juga merasa demikian, hanya saja akalnya ingin berkompromi dengan mencoba bertanya pada Yuda. Karena kenyataan Valdo dekat dengan Tari mampu membuat sesuatu dalam hatinya bergetar hebat.

"Lo cemburu?" Yuda kembali bertanya

Ingin sekali, Adara menjawab "iya" karena itu benar adanya. Tapi mulutnya terkunci, dia memilih bungkam sementara pikirannya mengarah ke berbagai hal. Adara yakin, Yuda cukup mengerti meski mulutnya tetap tertutup rapi. Yuda pasti tau, bagaimana dulu ia begitu dekat dengan Valdo. Yah, melupakan masalah yang terjadi diantara keluarga Valdo dan Yuda, tak merubah fakta bahwa mereka bertiga merupakan teman masa kecil.

"Gue juga," ucap Yuda lirih. Suaranya begitu rendah, seolah-olah sengaja agar Adara tak mendengarnya.

Namun sayang, telinga Adara mampu mendengarnya. Dua kata itu mampu membuat dahi Adara terlipat. "Maksud lo?"

Bukannya menjawab pertanyaan Adara, Yuda malah pergi keluar mobil lebih dulu. "Jangan lupa kunci pintunya," ucapnya kembali melongok kedalam jendela mobil. Lalu beranjak pergi meninggalkan Adara yang masih dihantui rasa penasaran.

*****

Yuda mempercepat langkah kakinya, ingin cepat-cepat menjauhi Adara. Bukan berarti ia tak mau menjawab apa yang Adara tanyakan barusan. Tapi, berada di dekat gadis itu terlalu lama membuat amarah Yuda keluar dari dada. Membuat Yuda kembali mengingat perjodohan diantara mereka. Dan membuat seakan-akan Yuda menerima perjodohan ini apa adanya. Jelaslah dia menolak keras-keras, tapi keluarganya yang berkuasa atas dirinya.

Bukan berarti Yuda membenci Adara atas situasi yang saat ini terjadi. Yuda yakin, Adara juga sama tak berdaya sepertinya untuk melawan kehendak keluarganya. Yuda tau, Adara juga tak menginginkan perjodohan ini. Jelas-jelas dia memiliki rasa pada Valdo. Dan Valdo pun memiliki rasa yang sama pada Adara, ia sangat yakin jika perjodohan ini tidak terjadi, maka Valdo dan Adara akan menjadi pasangan yang serasi. Dan dia juga akan lebih dekat dengan Tari..

"Sialan," umpat Valdo dalam hati, karena kembali mengingat kejadian di parkiran tadi.

Entah apa sebabnya, kini Tari menjadi dekat dengan Valdo. Bahkan sangat dekat. Iya, dia memang sangat cemburu karena kedekatan mereka, Yuda mengakuinya. Gadis itu mampu membuatnya jatuh hati hanya dalam beberapa hari. Yuda mulai merasakannya sejak awal mereka bertemu, awalnya dia tak menyadari perasaan itu. Namun melihat Tari bersama Valdo di caffe tempo hari itu, membuat sesuatu dalam dadanya membuncah, seakan-akan dia tak rela melihat Tari pergi bersama Valdo. Semua ini gara-gara perjodohan itu. Perjodohan yang di atur oleh ayah Adara dan Om Darwin yang merupakan Papah tirinya.

Trouble Boy & Trouble GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang