part 26 : Valdo vs Yuda

510 20 2
                                    

I'm back :)
.
.
.
Tari selalu senang bisa menghabiskan waktunya bersama Yuda, meski hanya diajak makan dan pulang setelahnya. Tapi tak apa, bisa melihat senyumannya saja mampu membuat hati Tari gembira.

Dia terus tersenyum sambil menatap Yuda yang sedang memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Hal ini membuat Yuda terusik, dia beralih menatap Tari yang masih tersenyum kepadanya.

"Kenapa? Ada sesuatu yang aneh?" Tanya Yuda dengan dahi terlipat.

"Gak, gue seneng aja liat lo." Tari berkata riang.

Yuda tersenyum. "Aneh," katanya sambil kembali memasukan satu sendok makanan ke mulut.

"Kok, gue jarang liat lo yah, beberapa hari ini."

"Perasaan lo aja kali," jawab Yuda tanpa menatap Tari.

"Perasaan gue... gak gitu."

Yuda melipat dahinya seketika, apa yang di ucapkan Tari tadi membuatnya bingung. "Maksudnya?"

"Lupain." Tari mendengus pelan, lalu dengan buru-buru dia kembali memasukan makanan ke dalam mulutnya. Karena kecerobohannya, mulut cewek itu sampai belepotan terkena saus yang tertinggal di ujung bibirnya.

"Diem."

Tari mendongak, saat itu juga dia terkejut melihat Yuda mengulurkan tangannya dengan menggenggam sebuah tisu. Tepat di dekat mulut Tari. Gadis itu hanya bisa diam saja, saat jemari Yuda dengan lembut mengusap bibir Tari dengan sebuah tisu.

"Kalo makan yang cantik dikit kek, lo tuh perempuan, Tar."

Seketika, Tari dapat merasakan panas pada wajahnya. Dia yakin saat ini wajahnya itu sudah merah padam tanpa bisa ia hentikan.

"Ayo lanjut makannya," ucap Yuda tersenyum. Senyum yang mampu membuat hati berdesir saat pertama kali pertemuan mereka.

Tari mengangguk samar, dia memasukan makanan ke mulutnya dengan pelan. Dia tak mau kejadian memalukan itu terulang kembali. Jadi dia lebih memilih menghabiskan makannya sambil menunduk.

Mereka menghabiskan makanan dalam diam, tak ada lagi yang bersuara. Hingga akhirnya Yuda pamit pergi ke kasir untuk membayar.

Tari menghela napasnya sesaat setelah Yuda meninggalkannya, dia memegangi dada dan merasakan debaran di dalamnya. Hari ini debarannya semakin menjadi saat bersama Yuda.

"Ngapain lo di sini?"

***

Entah dia harus kecewa atau merasa lega. Adara membatalkan ajakan makan setelah menerima telepon dari mamanya. Dengan wajah muram, Adara meminta maaf kepada Valdo lalu pergi setelahnya. Meninggalkan Valdo sendiri di depan caffe. Valdo hanya memandangi kepergian Adara dengan wajah datarnya. Sebenarnya dia tak bisa menjelaskan perasaannya saat cewek itu pergi begitu saja.

Karena sudah terlanjur sampai di depan Caffe, Valdo memutuskan mampir ke dalam meski tanpa Adara. Lebih baik menunggu mang Didin menjemput di dalam, karena tadi dia datang bersama Adara menaiki mobil cewek itu. Lagi pula perutnya tiba-tiba saja meminta di isi.

Valdo melangkah masuk
Tepat di dalam, matanya menerawang sekitar. Caffe itu cukup ramai jadi untuk menemukan kursi kosong lumayan susah di dapat. Hingga akhirnya Valdo melihat seseorang yang membuatnya jengkel sejak tadi. Kakinya melangkah mendekati orang itu yang kebetulan duduk tak jauh darinya.

Tari tak menyadari keberadaan Valdo, meski jelas-jelas cowok itu ada di depannya. Posisi duduk Tari menghadap ke depan, tepat ke arah Valdo sedang berdiri.

"Ngapain lo di sini?"

Akhirnya, gadis itu mendongak. Dia terkejut, nampak sekali dari wajahnya. "G-gue..."

"Lo kenapa?" Selidik Valdo dengan mata memicing.

"Gue lagi makanlah, gak liat apa."

Valdo semakin tajam menatap Tari. Tapi cewek itu malah menghindari tatapannya, dia lebih memilih menunduk memperhatikan sesuatu di bawah. Valdo mengikuti pandangan cewek itu dan menemukan dua buah piring yang sudah tandas makanannya. Tapi kenapa dua? Bukankah saat ini dia sendirian?

"Kenapa ada dua pi-"

"Ngapain di sini?"

Belum sempat Valdo menyelesaikan kalimatnya, seseorang sudah menyela dari belakang. Valdo berbalik, ternyata Yuda-lah orangnya. Sebenarnya Valdo sangat terkejut mengetahui Tari bersama Yuda, tapi dia menjaga wajahnya agar terlihat biasa saja.

"Makan." Satu kata, Valdo malas membalas pertanyaan Yuda.

Yuda pun tak lagi menanggapi, dia berpaling menghadap Tari yang masih beku di tempatnya. "Yuk kita pulang," ajaknya.

Tari mengangguk. Dia menuruti Yuda, lalu mulai melangkah pergi menyusul Yuda yang telah dulu berjalan pergi.

"Tari pulang bareng gue," putus Valdo sepihak.

Seketika Tari dan Yuda menghentikan langkah, mereka berbalik untuk menghadap Valdo yang sudah tertinggal di belakang mereka.

"Tari pulang bareng gue." Valdo mengulangi ucapannya. Dia menatap tajam Yuda.

"Dia datang bareng gue jadi pulang bareng gue." Yuda tak mau kalah, dia juga memandang Valdo dengan tajam.

Sementara itu Tari hanya diam di tempatnya. Dia tak tau harus berbuat apa kepada dua cowok yang sama-sama sedang beradu pandang saat ini. Dia sampai dibuat gemetar, bahkan bernapas saja sangat sulit baginya.

"Oke, kalo gitu kita tanya Tari, biar dia memutuskan," ucap Yuda mengalihkan tatapannya. "Tar, lo mau pulang bareng siapa?"

Pertanyaan Yuda sukses membuat jantung Tari samakin berdetak tak karuan, bagaimana tidak, sekarang dia harus memilih satu diantara mereka. Situasinya jauh lebih sulit dari melihat mereka saling melemparkan tatapan tajam seperti tadi.

"Tar, lo pulang bareng gue," perintah Valdo pada Tari. Dia juga sudah mengalihkan pandangannya. Berganti menatap Tari tajam, tak kalah tajam saat dia menatap Yuda.

Tari menelan ludahnya saat mendapati tatapan tajam dan perintah langsung dari Valdo. Dia tau, perintahnya itu tak bisa ia tolak karena perjanjian bodoh antara dirinya dan Valdo. Jadi dengan terpaksa dia akan memilih pulang dengan Valdo, yang sangat berlainan dengan kemauan hatinya.

"Jawab, Tar." Yuda tak sabar mendengar jawaban dari Tari.

Tari menghembuskan napasnya kasar. "Maaf, gue pulang bareng Valdo," katanya pasrah. Dia menunduk, tak mau melihat wajah Yuda. Juga tak mau bersitatap dengan cowok itu.

"Oke, kalau gitu gue pulang duluan. Thanks ya udah mau diajak makan bareng gue." Yuda berkata ramah, tak ada tanda kemarahan dalam nada bicaranya. Hal ini membuat Tari mendongak dan mendapati Yuda sedang tersenyum, sebelum akhirnya dia berbalik dan mulai melangkah pergi.

Tari jadi semakin merasa bersalah karenanya, dia takut Yuda akan marah. Tapi dia justru mendapati senyuman di wajah cowok itu. Apa Yuda menyembunyikan kekecewaannya dengan senyuman? Entahlah, semua ini membingungkan baginya.

***

Klo kalian pilih siapa?

Voment ya :)

#teamYuda

#teamValdo

Trouble Boy & Trouble GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang