part: 10 'Valdo Aneh'

712 31 0
                                    

Tari keluar dari toilet dengan wajah lega. Dia penghembuskan napas pelan sebelum pergi dari sana. Tari melangkah keluar toilet tapi langkahnya terhenti saat melihat sosok Yuda yang sedang menyender di dinding dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

Alis Tari terangkat, dia bingung apa yang dilakukan cowok itu di depan toilet perempuan. Perlahan Tari melanjutkan langkahnya, lalu menghampiri Yuda.

Tari berdeham pelan, "lo ngapain disini?" tanyanya kemudian.

"Lo gak pa-pa kan?" Tanya Yuda balik.

Tari kembali bingung. Bukannya mendapat jawaban dari Yuda, malah dia mendapatkan pertanyaan yang belum lama di tanyakan cowok itu.

"Gue tadi ngeliat lo meringis gitu. Gue pikir lo kesakitan," ucap Yuda menjawab kebingungan Tari.

"Oh, tadi lutut gue cuma agak sakit aja sih...,"

"Coba gue lihat." Yuda menunduk mencoba melihat lutut Tari yang membuat Tari merasa tak enak. "Lutut lo berdarah, Tar." Yuda kembali menatap wajah Tari.

Tari melihat lututnya, ada darah disana. Tari tak menyadarinya, bahkan rasa perih di lutut sudah terlupakan. Tapi entah mengapa melihat darah di sana, rasa perih itu kembali hinggap. "Gue gak pa-pa kok, lagian darahnya juga dikit."

Yuda merogoh saku seragamnya. "Nih, biar gak infeksi."

Yuda mengulurkan plester yang lalu diambil Tari dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. "Makasih," ucap Tari pelan.

"Sama-sama, oh iya perlu bantuan?"

Tari menggeleng, "gue bisa sendiri kok."

"Oke, lain kali lo hati-hati ya kalo jalan." Yuda menatap Tari dengan senyum di wajahnya. "Oh iya, Tar. Nanti pulang bareng gue ya."

Tari hanya mengangguk pelan, tapi dalam hatinya membuncah bahagia.

Yuda pergi, meninggalkan Tari yang sedang senyum-senyum sendiri. Dengan riang Tari berjalan menyusul Dewi yang kini sudah menunggunya di kantin. Namun langkahnya terhenti saat dia melihat sosok Valdo jauh berdiri di sana. Yang sepertinya sedang melihat ke arah dirinya. Tari memandangi sekeliling, mungkin dia sedang melihat orang lain di sekitarnya. Memang ada beberapa siswa di sana, tapi mereka sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Saat kepala Tari kembali memutar untuk melihat ke tempat tadi Valdo berada. Dia sudah hilang tak lagi di sana.

'Kayanya dia kebelet, jadi pergi' Tari bergumam dalam hati lalu kembali melanjutkan langkahnya.

***

Bel pulang berdering, tak menunggu lama tempat parkir sudah ramai oleh siswa - siswa yang mengambil kendaraan mereka. Tari sedang berdiri di sana, sambil melirik ke sana kemari dan sebuah senyuman tersungging di wajahnya. Dia sedang menunggu Yuda. Namun bukannya Yuda yang datang melainkan Valdo dengan motor merahnya yang hampir menabrak Tari tempo hari, kini berhenti tepat di depan Tari.

Tari mengangkat kedua alisnya bingung dan senyuman di wajahnya hilang seketika. Begitu melihat Valdo yang nangkring di atas motornya, yang tentu saja mengingatkan Tari dengan kejadian yang membuatnya kesal sekaligus malu.

Valdo membuka helmnya lalu turun dari motor kesayangannya dan berjalan ke arah Tari.

"Lo pulang bareng siapa?" Tanya Valdo langsung.

"Gue bareng Yuda, emang kenapa?"

"Oh, gitu." Valdo mengangguk tak peduli. "Hati-hati ya," tambahnya.

"Hati-hati buat apa?" Tanya Tari sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Hati-hati aja." Valdo berbalik kembali ke motornya. Dan bergegas meninggalkan Tari yang terlihat masih kebingungan disana.

'Valdo aneh' pikir Tari begitu. Cowok itu selalu membuat Tari kebingungan dengan tingkah nenyebalkannya. Dan sekarang, dia lebih membingungkan dari tugas matematika yang Bu Susi berikan.

Karena terus memandangi kepergian Valdo, Tari tak menyadari Kehadiran Yuda yang berdiri di belakangnya. Yuda sedang berdiri memandang bingung Tari dengan tangan terlipat di depan dadanya. Lalu dia berdeham pelan agar Tari dapat menyadari kehadirannya.

Benar saja Tari berbalik kemudian, tapi dia terlihat gelagapan seperti maling yang baru ketahuan.

"Eh, Yuda lo udah nyampe?" Tari menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. "Gue gak tau," tambahnya masih melakukan hal yang sama.

"Iyalah, lo gak tau. Gue nongol di belakang lo," ujar Yuda santai. Tari hanya tersenyum samar karenanya. "Lagian lo tadi ngeliatin apaaan sih? Serius banget?" Tanyanya sambil memandangi arah Valdo pergi.

"Gak, gue gak liatin apa-apa, kok." Tari menggelengkan kepalanya mantap. Dia berbohong kepada Yuda tentang Valdo tadi.

"Yaudah kita jalan sekarang?"

Tari mengangguk setuju, lalu dia melangkah terlebih dahulu meninggalkan Yuda yang mengekor setelahnya.

Mereka sudah tiba di dekat mobil Yuda yang terparkir. Dengan sigap Yuda membuka kan pintu untuk Tari. Lagi-lagi Tari kikuk karena hal ini, tapi tak bisa di pungkiri dia juga merasa senang sekaligus.

"Pasang seatbeltnya, Tar," ucap Yuda saat memasuki mobil. "Oh iya, gue laper kita makan dulu yuk."

"Makan?"

"Iya, lo juga laperkan?" Tanya Yuda tanpa memalingkan wajahnya ke Tari.

"Hm, gue juga laper. Tapi lo yang traktir ya...."

Yuda tertawa pelan. "Yaudah gue yang traktir deh."

"Okey kita makan dulu," sahut Tari riang.

***

Tbc...

Trouble Boy & Trouble GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang