Bel masuk berbunyi. Pelajaran Bu Puspita terasa membosankan saat ini. Karena dari tadi kepala Tari sibuk memikirkan sosok Yuda si penolongnya di kantin. Ternyata dia juga terkenal di sekolah ini. Bahkan sangat terkenal karena ia adalah KETOS.
Benar kata teman-temannya dia tidak sombong bahkan kepada dirinya yang belum di kenalnya, dirinya yang hanya siswi baru. Memikirkan itu semua membuat Tari senyum - senyum sendiri. Beruntung Bu Puspita tak mengetahuinya, jadilah dia bebas melamun saat pelajaran.
Di tengah-tengah pelajaran seseorang mengetuk pintu kelas. Wajahnya tak asing. Dia berdiri di ambang pintu, matanya memandangi bu Puspita yang sedang mengajar.
Tari kaget melihat wajahnya, dia adalah Valdo si sombong. Kenapa dia ada di depan kelas ini.
"Assalamualaikum bu...," ucap Valdo santai.
"Ada apa kamu Valdo?" Bu Puspita berkata ketus.
"Saya mau masuk bu. Mau belajar." Valdo berkata masih santai.
"Tumben-tumbenan kamu mau belajar. Biasanya kamu nongkrong di warung belakang bareng-bareng teman kamu."
"Ibu jangan gitu dong. Sekarang saya mau belajar bu. Gak boleh bu melarang siswa yang mau belajar?"
"Tidak bisa kamu telat masuk. Terus enak aja main masuk tanpa bersalah."
"Tadi saya di panggil pak Maman bu. Kalo gak percaya tanya aja ke pa Maman."
Akhirnya bu Puspita mengangguk. Dia membolehkan Valdo masuk. "Ingat Valdo jangan ribut di kelas."
Dengan santai Valdo memasuki kelas. Lalu duduk di kursi paling belakang.
Tari menoleh ke arah Dewi. Matanya meminta penjelasan kepada teman satu bangkunya. Dewi yang mengerti maksud tatapan Tari berbisik menjelaskan. "Dia di kelas ini Tar."
Tari mengangguk. Kepalanya kembali menoleh ke belakang. Melihat Valdo yang duduk di kursinya dan sedang tersenyum lebar ke Tari. Tari terkejut melihat senyuman cowok itu, perasaan Tari jadi tak enak melihat senyuman cowok tadi.
***
Bel kembali berbunyi, penghuni kelas berbondong-bondong keluar kelas. Ada yang memilih kantin dan ada juga yang memilih masjid karena sebentar lagi akan memasuki waktu sholat. Dan hanya menyisakan Tari dan Dewi di sana.
Tari masih terdiam di kursinya. Asik berpikir, mengenai kejadian hari ini. Sementara itu Dewi sudah bangkit dari kursi, hendak mengajak Tari pergi dari sana. "Tar, lo mau makan dulu? Apa langsung ke masjid?" Tanya Dewi.
Tari masih terdiam di tempat.
Dewi yang jengkel memukul pundak Tari. "Tar, lo kenapa sih?" Tanyanya kembali.
Mata Tari menatap Dewi yang berdiri di sampingnya. Dia ingin menanyakan sesuatu kepada temannya itu. "Wi gue mau tanya ke lo...," ucap Tari lirih.
Dewi kembali duduk di tempat duduknya. Siap mendengarkan temannya ini.
"Gue mau nanya Valdo di kelas ini?" Tari menanyakan pertanyaan pertama.
"Eh kirain lo mau nanya apa. Ternyata si Valdo. Iya dia di kelas ini. Saat hari pertama Lo masuk dia katanya berlibur ke Surabaya. Makanya Lo gak tau."
"Terus dia kaya gimana?" Tanya Tari lagi.
"Dia salah satu pentolan sekolah ini." Dewi tersenyum penuh arti.
"Oh, terus apa lagi?"
"Dia salah satu most wanted di sekolah ini. Tapi dia sombong, kaya yang Gita ucapin di kantin," Lanjut Dewi.
Tari mengangguk mengerti. "Apa dia suka ngancem - ngancem orang?" Tanyanya lagi.
"Gue gak tau sih. Tapi dia di takuti di sekolah ini. Lihat aja tampangnya yang kaya gitu. Semua orang biasanya gak mau di dekat - dekat dia. Bahkan di kelas ini dia gak punya teman dekat. Tapi tuh penggemarnya banyak banget, Tar. Semua cewek di sekolah ini berlomba-lomba dapetin hatinya," ucap Dewi dramatis. "Tapi dia dingin banget tuh ke cewek-cewek," lanjut Dewi.
Tari menatapnya bingung."Iya bener dia tuh dingin banget ke cewek-cewek. Dari sekian banyak cewek yang deketin dia kelihatannya gak ada tuh yang berhasil. kayanya dia gak tertarik sama cewek gitu. Atau mungkin dia udah punya seseorang." Dewi terlihat sedang berpikir. "Tar, kenapa sih lo nanyain dia? Lo naksir ya?" Tanya Dewi asal.
"Idih, siapa juga yang naksir dia. Gue cuma takut aja. Soalnya nih ya dia pernah ngancem gue di perpus. Kan ngeri tuh?" Tari mengerutkan keningnya.
"Gue gak tau juga sih soal ancaman Valdo. Yang gue tau lo lebih baik jangan deket-deket dia." Dewi berkata pelan sambil memegang tangan Tari.
"Lo pada lagi ngomongin gue ya...?" Ucap seseorang mengagetkan Tari dan Dewi.
Tari dan Dewi serempak menoleh ke arah pintu. Memastikan asal suara tadi. Di sana ada Valdo yang sedang berdiri penuh gaya, tak lupa dengan Seringai yang mengembang di wajah. Tentu saja hal ini membuat mereka berdua jadi kaget. Apa lagi saat tau Valdo berjalan memasuki kelas.
"Lo pada ngomongin gue kan?" Tanya Valdo sekali lagi.
Tari dan Dewi saling tatap. Mereka bingung harus berkata apa karena ketahuan sama orang yang sedang mereka bicarakan.
"Ngaku lo pada," desak Valdo.
"Terus lo mau apa Kalo kita emang ngomongin lo?" Dewi berkacak pinggang di depan Valdo.
"Gue gak apa-apain lah. Kan gue orangnya baik," Jawab Valdo sambil tersenyum. "Lagian kalo mau tau soal orang langsung tanya aja ke orangnya jangan lewat orang lain." Mata Valdo melirik Tari yang berdiri tak jauh darinya. Kata-katanya di tujukan untuk Tari, untuk menyindirnya.
Tari ikut menatap Valdo. Jadilah pandangan mereka berdua bertemu. Valdo dapat merasakan rasa 'tidak suka' Tari kepada dirinya melalui pandangan mata cewek itu.
"Lain kali, lo mau tanya tentang gue langsung aja ke gue. Gue dengan senang hati menjawabnya. Gratis pula." Valdo kembali tersenyum menyeringai. Lalu berbalik, berjalan keluar kelas.
Tari menghembuskan napas kasar. Tadi dia menahan napasnya sejak ketahuan Valdo. Tari mengepalkan tangannya erat-erat, berusaha menahan emosi. Bagaimana tak emosi cara cowok itu memandang dirinya dan senyumannya yang membuat Tari merasa terganggu.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Boy & Trouble Girl
Teen FictionStory by : Nita sari Di balik keterlambatannya ke sekolah Mentari Anjani bertemu dengan sosok malaikat. Dia adalah Yuda seorang ketua osis. Yang mampu mencuri hati Tari. Tapi semuanya berubah saat dia bertemu dengan seorang Rivaldo Adinara. Seorang...