Bel masuk berdering, menggema ke seluruh area sekolah. Bahkan, Valdo masih mendengarnya dengan jelas di kantin belakang ini. Tempat anak pentolan seperti dirinya, biasa menghabiskan jam istirahat. Ada sebagian dari mereka yang beranjak pergi, hendak memasuki kelas lagi. Sebagian lagi masih duduk santai masih menikmati minuman dan gorengan. Seperti Valdo dan Rio yang saat ini masih asik menyesap segelas kopi yang di pesan mereka. Rio bahkan masih memegang satu batang rokok yang masih menyala.
"Mau bolos lagi?" Tanya Rio sambil menghisap rokoknya lalu menghembuskan asapnya keluar.
Valdo hanya mengangguk, masih asik mengunyah tempe gorengnya.
"Kapan tobatnya, lo?"
"Urus diri lo sendiri, kayak lo udah bener ajah," ujar Valdo sarkas.
Rio terkekeh geli. "Yakin nih gak balik kelas? Katanya ada anak baru ya di kelas lo? Katanya blesteran, katanya dia juga cantik banget. Bener?"
"Bacot lo, kalo urusan gitu sampe semangat banget nanyanya."
Lagi-lagi Rio kembali terkekeh, tapi kali ini lebih keras. "Eh, siapa namanya? Lo belom kenalan pasti, model kayak lo tuh sok jaim di depan cewek cantik," ujarnya.
Valdo lebih memilih diam, bukan karena tempe gorengnya belum selesai ia telan, melainkan tak mau membahas hal demikian. Cewek baru yang Rio maksud sudah jelas Adara lah orangnya. Dari awal, Valdo sudah tau bahwa Adara akan sekelas dengannya. Dia tau dari gosip-gosip yang tak sengaja di dengar telinganya, yah, karena saat hari pertama Adara masuk sekolah ini, Valdo membolos. Karena itu, pagi tadi Valdo memilih duduk dengan Tari. Sengaja menunjukan kedekatannya dengan Tari. Valdo ingin menunjukan hidupnya baik-baik saja meski tanpa Adara. Kehadiran Adara juga menjadi alasannya membolos kali ini, Valdo ingin sebisa mungkin tak bertemu dengan Adara. Tak mau sebuah rasa dalam dadanya mengeliat keluar begitu saja. Intinya, ini adalah usahanya merelekan Adara untuk Yuda.
Valdo masih ingat, bagaimana cara Adara menatapnya saat cewek itu berjalan melewati Valdo yang sedang duduk di samping Tari. Sebuah tatapan yang tak bisa diartikan sama sekali. Sebenarnya dia sedikit kaget melihat, cewek itu duduk di bangku yang biasa iya tempati.
Lamunan Valdo buyar, kala mendapati getaran dari ponselnya, ada dua notifikasi pesan yang masuk, dan itu dari Tari.
Babu : Masuk kelas woi!!!
Babu : lo dimana?
Valdo : kantin belakang
Babu : Lo bener di kantin belakang?
Valdo : Iya
Valdo masih menatap layar ponselnya, menunggu balasan selanjutnya dari Tari, cewek itu masih mengetik pesannya butuh waktu satu menit hingga pesan itu kembali diterima Valdo.
Babu : Gue mau nyamperin lo, sekarang
Babu : Eh gak jadi deng, bu retno dateng. Lo anteng-anteng di situ ya
Entah kenapa, sebuah senyuman tipis tiba-tiba muncul di wajah Valdo, saat ia membaca pesan Tari. Dia tak membalas pesan tersebut, kembali memasukan ponselnya kedalam saku.
"Liatin apaan lo, senyum-senyum gitu," celetuk Rio membuat Valdo memandang tajam dirinya.
"Chatan sama cewek? Eh, gak mungkin juga sih orang kayak lo chatan sama cewek," ujar Rio lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Boy & Trouble Girl
Teen FictionStory by : Nita sari Di balik keterlambatannya ke sekolah Mentari Anjani bertemu dengan sosok malaikat. Dia adalah Yuda seorang ketua osis. Yang mampu mencuri hati Tari. Tapi semuanya berubah saat dia bertemu dengan seorang Rivaldo Adinara. Seorang...