Tari berjalan malas keluar kelas. Karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan cowok paling menyebalkan di sekolah ini. Siapa lagi kalau bukan Valdo yang juga merupakan bosnya dalam dua minggu ke depan.
Dia tadi melihat bosnya itu keluar kelas lebih dulu darinya. Pasti Valdo sedang menunggunya di luar. Tari harus cepat, dia berpamitan dengan Dewi dan Gita terlebih dahulu sebelum keluar kelasnya.
Kini dia sudah berada di luar kelas. Matanya mencari-cari sosok Valdo. Tapi bos menyebalkannya itu tak ada di sana. Kemudian Tari mendapati ponselnya bergetar dalam saku. Buru-buru ia mengambil dan mengeceknya. Ternyata ada pesan dari Valdo.
Bos nyebelin : Lo pergi ke ruang guru, tunggu gue di sana.
Dengan kesal Tari memasukan kembali ponselnya ke saku. Lalu dia berjalan dengan cepat ke arah ruang guru. Lagi-lagi dia hanya bisa menuruti Valdo.
Dia menggerutu sepanjang jalan. Karena tak hati-hati dia menabrak seseorang di depannya. Untungnya dia tak sampai terjatuh, tapi jidatnya sedikit merasakan sakit. Dia mengaduh lalu dia melihat siapa yang berani membuat jidatnya kesakitan.
Baru saja mulutnya hendak memprotes siapa yang berani menabraknya, Tari malah tersenyum saat mendapati Yuda sedang menatapnya khawatir.
"Lo gak kenapa-kenapa kan, Tar?" Tanya Yuda.
"Gue baik-baik aja. Maaf ya," ucap Tari malu-malu.
"Iya."
Yuda lalu beranjak pergi dari sana. Dia tak seperti Yuda seperti biasanya. Biasanya dia akan memeriksa apa Tari terluka atau tidak atau sekedar menasehati agar Tari hati-hati. Tapi hari ini tidak. Dia terlihat seperti sedang buru-buru. Tari jadi penasaran apa yang membuatnya seperti itu.
Tari melanjutkan langkah kakinya dan sampai di ruang guru lima menit kemudian. Di sana sudah ada Valdo yang sedang duduk di dekat meja bu Susi. Dengan sedikit ragu Tari mendekatinya.
"Lo ngapain di sini?"
"Lama banget," protes Valdo tak menjawab pertanyaan Tari.
"Valdo, ibu hanya punya waktu 30 menit sebelum ibu pulang. Kamu yakin mau mengerjakan sekarang?" Bu Susi datang dengan membawa lembaran kertas di tangannya.
"Yakin bu," jawab Valdo.
"Tapi gimana tangan kamu?"
"Ada Tari bu yang bantuin saya."
"Ya udah, tapi ibu merubah soalnya dari soal tadi pagi." Bu Susi menyerahkan lembaran itu ke Valdo. "Dan kamu Tari jangan bantu dia menjawab, ibu akan mengawasi kalian dari sini."
Tari yang dari tadi hanya diam kini mengangguk. Lalu bu Susi duduk di salah satu kursi guru tak jauh dari mereka.
"Lo mau ngapain?" Tanya Tari setelah memastikan bu Susi menjauh.
"Gue mau ngerjain kuis tadi pagi."
"Lo yakin, lo cuma diberi waktu 30 menit, lho. Apalagi soalnya dirubah lagi, yang tadi pagi aja susahnya minta ampun," cerocos Tari.
"Bisa diem gak? Gue yang ngerjain di sini, lo tinggal tulis jawaban gue aja," balas Valdo ketus.
Tari terdiam dibuatnya, dia menuruti apa yang Valdo arahkan kepadanya dan mulai menulis di kertas jawaban.
Mereka keluar 30 menit kemudian. Tepat seperti waktu yang diberikan bu Susi tadi, dan Valdo mengerjakannya tanpa mendapati kesusahan. Hal itu membuat Tari geleng-geleng kepala. Dirinya yang mempunyai waktu dua jam saja mendapati banyak kesusahan waktu mengerjakan kuis matematika tadi pagi. Tapi Valdo dengan santai mampu menjawab semuanya, apa dia salah satu anak jenius di sekolah ini? Dari tampangnya sih tak ada kesan pintar-pintarnya. Masa pentolan seperti dia bisa jadi pintar.
Tari kembali menggelang-gelengakan kepalanya. Lalu dia membuang napas dengan kasar.
"Kenapa?" Tanya Valdo dengan bingung memandang Tari.
"Gak. Gue baik-baik aja kok."
"Oh." Valdo kembali melanjutkan langkahnya. "Lo pulang bareng gue aja," ajaknya tanpa menengok ke Tari yang berada di belakangnya.
"Abang gue mau jemput gue,"
"Lo yakin? Kalo abang lo jemput dia pasti udah nungguin lo dari tadi kan?"
"Eh iya juga ya. Tapi...." Tari berhenti sejenak, dia sedang berpikir. "Tapi nanti gimana lo nyetirnya?"
"Tenang aja," jawab Valdo kalem.
Mereka berjalan ke parkiran, di sana sudah ada mobil sedan berwarna hitam dengan seorang pria yang sedang berdiri di samping mobil itu. Valdo mendekati mobil itu, lalu dengan cekatan pria tadi membukakan pintu untuk Valdo.
"Lo tunggu apa lagi? Cepet masuk." Valdo mengajak Tari ikut masuk.
Akhirnya Tari melangkah maju, dia memasuki mobil yang juga di bukakan oleh pria tadi. Perlahan mobil itu mulai meninggalkan area sekolah.
Dia dan Valdo duduk di kursi belakang. Dengan wajah penasaran Tari terus memandangi Valdo.
"Apa?" Tanya Valdo yang merasa risih karena terus di pandang Tari.
"Lo punya supir pribadi? Apa lo juga punya pengawal pribadi ya? Kaya di film - film gitu?" Tanya Tari dengan polos.
"Makanya jangan suka nonton drama. Mang Didin bukan supir gue, dia tetangga gue," ucap Valdo ketus.
"Mamang bekerja di rumah den Valdo, non. Jadi ya Mamang supirnya den Valdo," jawab mang Didin di depan. Matanya menatap Tari melalui sepion belakang. "Den Valdo emang suka gitu. Dia gak suka pamer non," jelasnya, dari sorot matanya dia terlihat sedang tersenyum.
Mendengar perkataan mang Didin, Tari berdecak. Dia tak habis pikir, bagaimana mang Didin memuji Valdo seperti tadi padahal aslinya tidak demikian.
"Kenapa non? Gak percaya ya?"
"Udah mang, dia emang gak suka liat orang dipuji." Valdo ikut pembicaraan, nampak dari caranya bicara, dia malas meladeni Tari saat ini.
"Oke den. Oh iya den kenapa Tadi pulangnya lama banget ya? Aden ada kelas tambahan?"
"Gak, tadi ada tugas tambahan mang."
Tari sedikit mengangkat alisnya saat melihat percakapan Valdo dan Mang Didin. Dia tak menyangka orang seperti Valdo bisa bersikap sopan juga terhadap orang lain.
"Oh kalo gitu, besok mamang jemput di jam biasa ya?"
"Besok gak usah jemput lagi mang. Valdo udah punya sopir baru," jawab Valdo.
"Lah siapa Den?" tanya meng Didin dengan alis berkerut.
"Nih cewek di samping Valdo."
"Apa...!" Tari terkejut saat mendengar perkataan Valdo tadi. Dia akan menjadi supir Valdo? Apa dia salah dengar. "Lo ngomong apa tadi?" Tanyanya memastikan.
"Lo akan jadi sopir gue," ulang Valdo penuh penekanan.
***
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Boy & Trouble Girl
Novela JuvenilStory by : Nita sari Di balik keterlambatannya ke sekolah Mentari Anjani bertemu dengan sosok malaikat. Dia adalah Yuda seorang ketua osis. Yang mampu mencuri hati Tari. Tapi semuanya berubah saat dia bertemu dengan seorang Rivaldo Adinara. Seorang...