Jujur saja, Tari juga tak pernah tau seberapa dekat dia dengan Valdo. Menurutnya mereka hanya sebatas teman berangkat sekolah bersama karena kebetulan Tari terjebak janji itu bersama Valdo. Yang mengharuskan ia menjadi supir Valdo, dan mengharuskan ia dekat-dekat dengan Valdo. Jadi, saat ada yang menanyakan kedekatannya dengan Valdo, tentu saja dia tak bisa menjawabnya. Karena ia pun bingung. Tari juga tak menduga jika Adara akan menanyakan hal tersebut.
Adara masih menatap Tari, pertanyaannya yang tiba-tiba itu membuat Tari gugup. Dalam hati Tari bertanya-tanya mengapa ia se-gugup ini hanya gara-gara membahas seorang Valdo, cowok super nyebelin yang Tari kenal.
"E-emang kenapa, Ra?" Akhirnya Tari berkata, melempar kembali sebuah tanya pada Adara.
"Gak apa-apa sih," katanya santai. "Kayaknya lo udah deket banget ya, sampe-sampe udah dibawain nasi goreng buatan bi Inah."
Tari membelalakan matanya, kaget saat Adara dengan santainya menyebut nama Bi Inah. Besar kemungkinan dia juga mengenal baik Valdo, mungkin lebih baik darinya.
"Bi Inah siapa, Tar?" Tanya Gita, rupanya dia penasaran.
"Dia asisten rumah tangga Valdo," jawab Adara.
"Oh, jadi nasi goreng ini buatan dia ya?" Dewi mangut-mangut sok paham. "Berarti lo juga deket sama Valdo dong?"
Sedari tadi, mulut Tari gatal menanyakan hal itu, tapi rupanya Dewi mengerti, dan menggantikan Tari menanyakan hal demikian.
Adara tersenyum manis, menambah cantik wajahnya. "Kita cuma temen ajah kok, yang kebetulan udah temenan dari kecil, dulu bi Inah juga sering buatin gue nasi goreng ini," ujar Adara masih tersenyum. Sebuah senyum kecut yang menyimpan luka.
Tari menganggukan kepala, begitu pun dengan Dewi dan Gita. Sebenarnya, Tari cukup terkejut mengetahui kenyataan Adara adalah teman masa kecil Valdo. Keduanya pastilah sangat dekat, bahkan lebih dekat dengan hubungan Tari dan Valdo saat ini. Mengetahuinya membuat dada Tari terasa sesak seketika, aneh bukan, kenapa ia harus merasa begini.
"Berarti kalian deket banget dong?" Gita kembali bertanya.
Lagi-lagi, senyum Adara belum benar-benar hilang dari wajahnya. Membuat Tari semakin mengakui kecantikan dari gadis yang kini ditatapnya lekat-lekat. "Ya, dulu kita dekat," katanya mengantung, seperti ragu-ragu untuk melanjutkan kalimatnya.
"Sekarang gimana?" Tanya Gita tak sabaran.
"Sekarang biasa-biasa ajah." Adara berseru riang. Entah kenapa senyum di wajahnya terlihat palsu di mata Tari.
"Tar, nasi goreng lo buat gue aja sinih." Dewi berujar, dengan semangat merebut kotak bekal yang ada di hadapan Tari, membuat Tari tersentak kaget, hampir saja dia memekik keras. Tapi untungnya tangannya bertindak cepat menutupi mulut. Demi melihat itu, Dewi tertawa renyah sambil terus mengunyah nasi gorengnya. Tari geram terhadap tingkah Dewi, tangannya terulur untuk menghajar Dewi.
"Ra, kalo boleh tau, Valdo itu orangnya kayak gimana sih?" Gita kembali bertanya, membuat Tari menghentikan gerakannya, tangannya tertahan di udara, urung menghajar Dewi. Kini perhatian Tari sepenuhnya tertuju pada Adara yang hendak menjawab pertanyaan Gita.
"Gimana ya? Valdo ya Valdo," kata Adara lugas, mie ayam yang sempat diabaikannya kini kembali disantap.
"Ya dia itu nyebelin dari dulu ngga sih?"
"Valdo orangnya itu gak suka basa basi, dia itu cuek tapi sebenarnya peduli."
"Peduli? Orang kaya Valdo bisa peduli juga?"
"Aslinya dia tuh penyayang kok," ujar Adara.
"Terus lanjutin."
"Valdo dia juga-"
Perkataan Adara terhenti, karena Tari tiba-tiba bangun berdiri. "Gue ke toilet dulu ya," katanya beranjak pergi.
Tari pergi, meninggalkan kantin dan langsung menuju toilet putri. Di sana, di depan cermin kaca toilet, Tari berdiri mematung. Dengan kesal menatap bayangan dirinya di cermin. Entah kenapa, mendengar Adara bercerita tentang Valdo membuat Tari kesal. Adara seperti senang menceritakan dirinya yang katanya teman masa kecil Valdo. Gitapun kenapa tiba-tiba menjadi kepoan terhadap hidup Valdo, dia terus saja menanyakan pertanyaan seputar Valdo pada Adara, membuat Adara terus mengatakan hal-hal mengenai Valdo.
Tari mengatur napasnya, membasuh muka lalu mengelapnya dengan tisu. "Gue kenapa?" Tanyanya pada diri sendiri. Tiba-tiba dia sangat sentimentil jika membahas Valdo, kenapa dia begitu kesal kepada Gita yang hanya menanyakan hal sederhana tentang Valdo, juga kenapa hatinya merasa tak terima jika Adara adalah teman masa kecil Valdo. Sambil menatap pantulan dirinya dicermin, Tari terus mengatur napasnya, mencoba tenang.
"Eh, tau murid baru di kelas sebelas gak?"
Terdapat dua orang siswi baru memasuki toilet, Tari dapat melihat mereka dari pantulan cermin di depannya. Satu siswi bertubuh tinggi dan berambut panjang yang baru saja berujar. Dan satunya siswi bertubuh sedang berambut sebahu.
"Yang pindahan dari Inggris itu?" Si rambut sebahu menyahut.
Mereka berjalan menuju wastafel di sebelah Tari. "Iya, tau ngga, tadi pagi dia berangkat bareng siapa?" Si rambut panjang kembali berseru. Membuat Tari berpura-pura membasuh wajahnya kembali sambil mendengarkan. karena Tari merasa, mereka membicarakan Adara.
"Siapa?"
"Yuda."
Tari membelalak seketika mendengar nama Yuda di sebut mereka.
"Gile, udah cantik, dia juga beruntung bisa deketin ketos lagi."
Tari segera menyudahi kegiatannya di toilet ini. Tak mau kedua cewek tadi curiga jika Tari sedang menguping. Dia segera beranjak pergi, keluar dari toilet, karena memang sudah tidak ada lagi yang perlu ia dengarkan lagi. Kedua siswi tadi sudah berganti topik, membicarakan hal yang lain lagi.
Sesaat setelah keluar dari toilet, Tari memijit keningnya. Kepalanya dipenuhi oleh berbagai hal, mulai dari hubungan Valdo - Adara dan kini Yuda - Adara. Belum lagi hubungan Valdo dan Yuda yang sudah lama ia pikirkan.
Bel berdering, membuyarkan lamunan Tari. Cewek itu mempercepat langkah kakinya menuju kelas, tak lagi perlu kembali ke kantin. Karena Tari yakin, teman-temannya juga sudah meninggalkan kantin, mengingat bel sudah berbunyi. Ada hal yang harus dilakukannya, yaitu menemukan keberadaan Valdo, lalu menanyakan beberapa hal kepadanya.
*****
Huaaaa... Voment nya kalean :*
Asli nulis chapter ini tuh greget pake bangetSee you on next chapter :*
Ig : @nienitasarii19

KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Boy & Trouble Girl
Ficção AdolescenteStory by : Nita sari Di balik keterlambatannya ke sekolah Mentari Anjani bertemu dengan sosok malaikat. Dia adalah Yuda seorang ketua osis. Yang mampu mencuri hati Tari. Tapi semuanya berubah saat dia bertemu dengan seorang Rivaldo Adinara. Seorang...