Chapter 2 : New Home

35.1K 5.4K 752
                                    

Sejak setengah jam lamanya, Jungkook perhatikan kedua bocah di jok tengah tampak begitu riang melantunkan lagu kesukaan mereka; Do You Want to Build a Snowman. Rasanya sudah seribu kali ia mendengar putra-putrinya yang begitu lucu menyanyikan lagu tersebut. Bisa setiap hari, bahkan setiap jam sampai membuatnya bosan namun betah mendengarkan.

Setidaknya untuk sementara Ai tak rewel atau pun merengek pulang ke rumah lama, karena hari ini mereka akan mulai menetap sungguhan di rumah baru rancangannya sendiri yang sewaktu itu membutuhkan durasi setengah tahun lebih untuk membangunnya.

Ia masih ingat rasa girangnya saat baru-baru menyelesaikan desain bangunan rumah tersebut, berbekal memorinya tentang harapan Jung Hellen, sang istri. Jungkook terlampau banyak menuangkan imajinasinya saat itu. Mulai dari luas hingga mengolah tata ruang. Tentang mencari lokasi strategis agar di luar pagar terdapat pohon maple yang telah tumbuh besar, membuat halaman dengan taman kecil yang diisi berbagai macam kaktus, lalu ayunan bertiang besi. Ah―lagi-lagi Jungkook menikmati waktu bernostalgianya.

Membayangkan istrinya itu masih duduk tepat di samping kanannya, mengusap punggung tangannya, mencolek dagunya usil guna mengganggunya menyetir hingga bergenggaman tangan sangat lama sebelum sampai ke tempat tujuan.

Sewaktu itu Jungkook menikmati semuanya, bahkan sangat. Butuh waktu lama baginya untuk dapat menerima takdir setelah Tuhan mengambil kembali Jung Hellen dari sisinya. Ia merindukan tawa wanitanya, suara lemah lembut saat membisikinya kalimat cinta, juga nyanyian merdu di malam hari ketika ia bermimpi buruk dan harus menyandarkan kepala tepat di dada Hellen. Sungguh nyaman, sungguh indah―begitulah kesimpulannya.

Dan hari ini, flat yang sebelumnya mereka tinggali selama bertahun-tahun akhirnya harus menjadi kenangan, sekali pun Jungkook merasa berat―mau tidak mau ia diwajibkan memilih. Semua demi masa depan putra-putrinya nanti.

Cukup lama juga Jungkook mendengarkan Yui dan Ai menyanyi dengan diiringi musik dari stereo mobil. Sekitar tujuh kali dan lagunya hanya satu judul. Jika Jungkook menggantinya dengan lagu lain, maka buntalan kesayangannya itu akan mengamuk, berkicau seperti anak burung yang kelaparan. Daripada mencari masalah seperti hari yang lalu-lalu, ia memilih untuk mengalah. Lagi pula anak-anaknya itu nampak ceria, itu saja sudah lebih dari cukup.

Tiba-tiba Ai turun dari jok mobil lalu mendekat ke arah sang ayah yang tengah sibuk menyetir, membuat Yui berteriak lantang guna mengingatkan. "Ai, duduk di tempatmu!"

"Daddy! Kita kapan sampainya? Lama sekali." Cicit bocah itu beriring bibir mengerucut, mengabaikan Yui yang berulang kali menasehatinya hingga Jungkook pun ambil suara.

"Jagoan Daddy, duduk di tempatmu. Atau Daddy akan mengebut!"

"Yash! Ayo Daddy! Kita main kebut-kebutan di jalan. Broom, broom." Bocah itu malah tambah bersemangat, melompat-lompat lantas membuat Jungkook melengos sebal. "Daddy, hurry! Faster, faster!"

Jungkook nyaris tersedak air liurnya sendiri setelah mendengar ucapan Ai yang disampaikan dengan intonasi kelewat semangat. Dan lagi, salah satu kata yang diucapakan bocah itu terdengar sedikit ambigu untuk pria seumurannya; faster―bagaimana mungkin bocah lima tahun seperti Ai mengucapkannya dengan begitu lancar. Sementara ia, hanya bisa mengucapkan perintah tersebut untuk waktu tertentu saja. Especially di atas ranjang panas.

Gila. Bisa-bisanya Jungkook berpikir murah seperti itu hanya karena merindukan belaian seorang wanita lalu mendadak mengasihani dirinya sendiri. Jungkook sangat kritis.

Jungkook menghela napasnya dulu, meminimalisir pikiran liarnya yang mulai menjelajahi isi klub malam, hotel dengan cahaya remang-remang atau wanita seksi di jalanan. Padahal selama ini ia tidak berpikir ke arah sana, kecuali ketika ia benar-benar kelelahan dan hanya bisa mengusap sisi ranjang yang kosong lalu berakhir memasuki kamar putra-putrinya dan mengambil posisi tidur tepat di tengah. Pelukan dari keduanya cukup membuat hangat dan Jungkook merasa nyaman.

Young LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang