Chapter 13 : AI (Love)

24.3K 4.2K 638
                                    

Jantungnya berdetak kencang usai mendengar bisikan pria itu. Jihwan rasa dirinya akan segera meledak, meluapkan amarah karena rasa malu―alih-alih ia malah merampas bra yang berada di tangan Jungkook lalu mendorong tubuh besar itu menjauh. Ia menatap sengit ke arah Jungkook yang tengah menyungging salah satu sudut bibirnya, masih berniat menggoda. Dasar lancang. Jihwan tidak menyangka jika Jungkook bisa bertindak sejauh ini.

"Aku sudah selesai. Ah―tidak akan ada pemandangan indah lagi tiap kau berganti pakaian." Kekehnya, lagi-lagi nakal dan ingin menggoda Jihwan. Ia suka melihat reaksi berlebihan yang Jihwan tunjukkan―membuatnya merasa terhibur sekaligus gemas.

"Hei!" Jihwan terlihat marah dengan sepasang alis saling bertautan. Jungkook bersikap santai, menyusupkan kedua tangannya ke dalam saku celana lalu mendekat pada gadis itu dan langsung dihindari, seolah-olah Jihwan telah mengecap label dangerous tepat di keningnya. Ya, dari yang biasa saja, tiba-tiba Jungkook bersikap kurang ajar. Jangan salahkan jika Jihwan menganggapnya pria mesum. Atau bisa juga, duda mesum. Seringai tipis Jungkook bahkan lebih mengerikan daripada seringai serigala buas. "Kenapa kau mendekat?"

Jungkook semakin tertarik tatkala menemukan manik gadis itu menyala. "Menurutmu?"

"Jangan dekat-dekat! Aku bisa taekwondo," katanya mengancam.

Pembual. Jihwan tidak benar-benar bisa melakukannya, ia hanya pernah melakukan beberapa kali latihan saat sekolah dasar dan sekarang tidak ada satu pun yang menyangkut di kepalanya. Bahkan dengan melihat ancang-ancang gadis itu saja Jungkook sudah tahu, membuatnya menyungging senyum remeh. "Kalau kau bisa taekwondo, aku bisa judo." Berbeda dengan Jihwan, Jungkook benar-benar bisa menguasai teknik judo yang telah ia pelajari sejak sekolah menengah atas. Jari telunjuknya mengacung ke arah gadis itu, bergerak, memberi isyarat agar lekas mendekat.

"H―hei, apa kau akan melakukannya sungguhan? Walau pada seorang gadis sepertiku? Lihat tubuhku! Aku kurus dan kau besar, ini tidak adil!"

"Pertarungan tidak memandang fisik, melainkan kekuatan. Apa kau bisa melawanku, Nona Shin?" Jungkook bertanya, menyeringai pongah sedang Jihwan hanya bisa mengandalkan kedua tangannya yang mengepal di depan dada. Jungkook benar-benar terlihat menantang secara sungguhan. Rasanya Jihwan ingin berpura-pura pingsan saja dan begitu Jungkook semakin mendekat hingga berhasil memegang kedua bahunya, Jihwan langsung memejam rapat. Sangat menarik. Jungkook pikir Jihwan gadis yang gampang ditakut-takuti, membuatnya semakin berani meremas bahu Jihwan, menatap wajah tegangnya yang menghibur.

Sejenak Jungkook melirik bra marun yang kini tengah digenggam erat oleh Jihwan. Netranya berhasil menangkap ukuran yang tertera di sana. "Tiga puluh enam, bukan implan kan?" kelopak mata gadis itu langsung menyingkap sempurna, irisnya melebar mendapati Jungkook menatap seduktif. Bergegas menepis kedua tangan Jungkook dari bahunya.

"Bastard!"

"Your language, Lady."

Astaga, bisa-bisanya Jihwan meminta pertolongan pada pria seperti Jungkook. Ia benar-benar salah mengambil keputusan, lebih baik bertemu dosen killer ketimbang terjebak dalam situasi menegangkan bersama duda yang satu ini. Jungkook ternyata sangat berbahaya tanpa diduga. Jihwan sampai tidak bisa berkutik selain mengancam. Ia bahkan terlalu takut untuk menatap manik jelaga Jungkook. "Keluar dari rumahku, sekarang juga."

"Huh? Setelah aku berbaik hati membantumu, kau malah mengusirku. Di mana letak sopan santunmu, Nona?"

Amarah Jihwan semakin memuncak. Karena tak sabaran ia akhirnya melempar kasar bra yang ia genggam kepada Jungkook, mengenai tepat di dada pria itu hingga sang empu menangkapnya. Jungkook tergelak, lalu mengangkat bra tersebut. "Kau memberikannya padaku sebagai hadiah? Baiklah, akan kusimpan dengan baik. Datanglah ke rumahku jika kau menginginkannya kembali." Jihwan melotot begitu Jungkook mengambil kotak perkakas di atas lantai, tersenyum ke arahnya kelewat manis. "Bisa aku membingkai ini di kamarku?" tanyanya sambil mengangkat bra itu tinggi-tinggi.

Young LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang