Chapter 51 : Married?

21.4K 3.2K 1.3K
                                        

[Song : BTS - Heartbeat]

***

Jungkook segera menarik diri dari lamunan panjang tepat ketika sepasang rungunya menangkap ketukan keras sehingga langsung menyorot ke arah sumber suara, kemudian mendapati daun kayu kamar didorong pelan demi menciptakan celah lebar.

"Daddy?" panggil sosok itu sambil melongok dan pandangan mereka pun bertemu. Jungkook membeku di atas sofa tatkala mendengar panggilan itu datang⸺bukan dari putri pun putranya, namun ternyata dari kekasihnya.

Jihwan segera memasuki ruangan sambil membawa nampan kecil dengan secangkir kopi panas di atasnya. Langkah santai dari sepasang tungkai jenjangnya yang berbalut celana berbahan satin membuat Jungkook dengan senang hati memperhatikan secara lekat.

"Daddy?" ulang Jungkook kedengaran tertarik seraya satu alisnya menukik tinggi. Jihwan mengulum senyum sambil meletakkan secangkir kopi yang ia bawa ke atas meja. "Honey, kau tidak bisa memanggilku demikian," katanya tak setuju.

"Aku hanya sedang belajar menggodamu. Aku pun tidak suka memanggilmu Daddy⸺aku lebih suka⸺"

Belum sempat Jihwan menyelesaikan kata-katanya, Jungkook sudah lebih dulu menarik pergelangan tangan si gadis sehingga tubuh ramping itu jatuh ke dalam pelukannya dengan segera. Jihwan yang terkejut tentu saja memekik lepas saat merasakan tarikan tak terduga tersebut, kemudian memegangi bahu Jungkook erat ketika menyadari bokongnya telah duduk dengan nyaman di atas pangkuan sang kekasih. Paha masif Jungkook sangat hangat. Tempat duduk yang paling tepat bagi Jihwan tentu saja di atas sana.

"Lebih suka apa, Hwanie?" tanya pria itu lembut sambil jemarinya meraih dagu Jihwan.

"Aku lebih suka memanggilmu Big Baby." Jihwan terkikik geli mendengar perkataannya sendiri, berusaha menepis perasaan jengkel terhadap Jungkook beberapa saat lalu. Sementara itu, satu lengan Jungkook yang kini melingkari pinggangnya dengan posesif malah terasa semakin nyaman.

"Big Baby sepertiku adalah musuh yang sangat berbahaya untukmu, Hwan. Big Baby sepertiku bisa menerkammu, kapan pun aku ingin."

Jihwan bergeming sesaat. Manik cokelatnya yang indah menawarkan keteduhan dalam lingkup cahaya remang. Jungkook jadi ingin menciumnya, mengajak ia bercinta, melihat gadis itu mendesah manis tanpa balutan piyama⸺namun bayangan itu terasa sangat menyakitkan mengingat situasinya sedang tidak bagus.

Sejemang, Jungkook melihat si gadis tersenyum di atasnya sembari satu tangan lembut itu menjangkau belah pipi kanannya untuk ditangkup mesra. Kehangatan dari tangan Jihwan membuat Jungkook memejam mata sepanjang rasa nyaman senantiasa menyelimuti hatinya.

Sekian detik berikutnya, bibir Jihwan mendarat perlahan di pucuk bibirnya yang kering. Sentuhan itu terasa dalam juga menghanyutkan. Tepat ketika kepala sang gadis bergerak miring sampai menyebabkan belah bibir keduanya menyatu intim, Jungkook mengerang dengan kedua tangannya yang secara sigap berhasil merengkuh punggung Jihwan agar lebih merapat. Lidah Jihwan menjulur untuk menjentik bibir atasnya, menggoda agar ia memberi sedikit celah sebagai akses masuk.

Sebelum ciuman itu berubah semakin menjadi dan brutal, Jungkook tiba-tiba saja menghentikan secara sepihak sambil menarik kepalanya sendiri agar menjauh dari Jihwan. Berusaha mengendalikan dirinya yang menggila tentu saja hal yang amat sulit, akan tetapi Jungkook tidak dapat menikmati hal ini di tengah-tengah perasaan rumitnya. Terengah di bawah Jihwan sungguh hal yang memalukan baginya, terlebih saat ia mendapati gadis itu tidak tampak sekacau dirinya yang mendamba.

Jungkook mengusap wajah kemudian memandang Jihwan sekali lagi. "Hwan," panggilnya dengan suara parau tanpa mampu mengalihkan pandangan. Kekasihnya terlihat agak kecewa terhadap penolakan yang baru saja ia torehkan, namun Jihwan cepat-cepat menyembunyikan hal tersebut dan segera menyingkir dari atas pangkuan. "Maaf. Bukan maksudku menolak ciuman manismu. Aku hanya ... " sesaat Jungkook berhenti meneruskan kalimatnya sembari berusaha berpikir jernih. Jantung Jungkook berdebar kencang seakan hampir meledak, sementara Jihwan hanya bisa merasakan tiap belah pipinya memanas seiring waktu berjalan.

Young LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang