Lauv - I Like Me Better
Gimme 2K stars & 1K comment. So i'll update quickly for ya! ❤ Don't forget tag me on instagram 😘
***
Selembar selimut tebal mungkin memang dapat menghangatkan tubuh Jihwan. Tapi eksistensi Jungkook di sisinya bisa beralih fungsi menjadi lebih sempurna daripada selimut. Jungkook mampu menghangatkan tubuh dan juga hatinya, atau seluruhnya. Tidak ada yang tidak dapat dilakukan oleh pria itu demi dirinya. Segala yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, entah karena bantuan sihir tak nyata yang Jungkook miliki atau malah karena aura natural yang senantiasa terpancar.
Tepat ketika ujung jari telunjuknya menyentuh pucuk hidung mancung Jihwan, bibir tipis Jungkook segera membentuk kurva lantas bergegas mengecup kilat bibir Jihwan yang tengah memejamkan mata hingga sang empu tiba-tiba mengerang sebal. "Jangan begitu. Aku ingin tidur."
"Hwanie, kupikir ada yang lebih menarik daripada tidur, bukan begitu?"
"Aku mengantuk sekali," kata Jihwan seraya mendesis kemudian menyingkap mata perlahan, menaruh tangannya di lekuk pinggang Jungkook sebelum menenggelamkan wajah di dada bidang pria itu, menghirup dalam-dalam aroma maskulin yang ditawarkan tubuh kekasihnya―sungguh feromon yang sempurna. Jihwan rasa, Jungkook akan melontarkan gagasan yang tak patut lagi setelah setengah jam lalu mereka mengakhiri cumbuan dan terburu masuk ke dalam rumah dalam keadaan menggigil. Dia merasakan jemari Jungkook membelai tulang pipinya dengan lembut, sukses menciptakan getaran-getaran kecil pada sekujur tubuh. Jihwan merasa luar biasa terusik pada setiap sentuhan Jungkook, lalu kelopak matanya menyingkap berat, mendongak―membuat kekasihnya itu tersenyum manis sambil menghentikan gerakan jarinya
"Aku tidak bisa tidur. Rasanya ingin memandangimu terus tiap kali teringat besok aku harus jauh lagi darimu untuk pergi bekerja." Jihwan mendecih geli, beranggapan bahwa Jungkook terlalu berlebihan setiap kali bersamanya. Padahal Jungkook sudah melewati banyak waktu tanpa kehadiran seorang wanita; pastinya pria itu telah terbiasa dengan kesendirian dan Jihwan pikir, eksistensinya benar-benar telah merusak zona nyaman yang sempat mengurung Jungkook.
Jemari lentiknya telah menangkup di salah satu belah pipi Jungkook, menemukan manik jelaga pria itu menyorot teduh hanya ke arahnya. Jihwan menyapukan ibu jarinya dengan lembut, menyusuri liku wajah sang kekasih―dengan sengaja menyentuh kelopak mata lawannya menggunakan ujung jari telunjuk sehingga membuat Jungkook memejam. "Beristirahatlah, Tuan Kekasih. Aku tidak akan pergi ke manapun. Kau mengurungku sekarang, lantas ke mana lagi aku bisa melarikan diri, hm?"
Jungkook menjilat bibirnya sekilas. "Kau bisa pergi ke manapun, Jihwan. Kalau kau saja bisa meninggalkan kekasihmu yang begitu kejam, kau pasti juga bisa meninggalkanku dengan cara lebih mudah dan aku takut tidak bisa menahanmu." Mendengar penuturan Jungkook yang tiba-tiba terkesan serius membuat Jihwan merasa ragu hendak menjawab. Sekejap gadis itu mengerjap kemudian menyemburkan napas panjang.
"Kalau begitu―jangan ajarkan aku cara untuk melarikan diri." Perasaan lega menjalari hati Jungkook detik itu, lalu gadisnya tersenyum kecil―mengecup bibirnya dalam. "Kita tidak bisa meramal masa depan, Jeon Jungkook. Bahagia itu pilihan, jadi jangan merisaukan apakah aku akan pergi atau tidak darimu. Kalau kau terus mengkhawatirkan hal-hal seperti itu, sayang sekali―waktu yang kita miliki hanya akan dihabiskan oleh rasa takut," ujar Jihwan sembari mengeratkan lengannya pada lekuk pinggang Jungkook kemudian memejamkan mata.
"Hwanie?"
"Hm?"
"Seandainya aku melamarmu suatu saat kelak, apa kau akan menerima?" refleks Jihwan pun menyingkap kelopak mata sekaligus merasa agak terkejut. Meski sebelumnya Jungkook pernah menyerukan soal menikah, entah mengapa kali ini rasanya sangat berbeda bagi Jihwan. Jantungnya bertalu, bibir mendadak kelu untuk berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Lady
FanfictionJeon Jungkook; single parent, tampan, mapan, kaya. Duda muda yang mumpuni menjaga kedua buah hatinya itu akhirnya harus mencari belahan jiwa kembali, untuk menjadi pengasuh bagi putra-putrinya yang masih harus mendapat perlakuan khusus dari seorang...