Chapter 28 : Best Decision

24.9K 3.9K 1K
                                    

Jungkook masih senantiasa mematri senyum sambil memandangi kedua buah hatinya yang tak henti berseru riang. Kebahagiaannya terasa makin melimpah terlebih ketika menangkap paras cantik Jihwan yang kini tengah sibuk menggenggam tangan mungil Ai agar bocah itu tak berlari ke sana kemari. Mereka menyusuri pelataran toko―membuat area semakin terasa sesak ditambah oleh kehadiran Yui dan Ai yang berada di tengah-tengah, saling bergandeng tangan seperti keluarga bahagia. Sesekali Jungkook menoleh, mencuri pandang ke arah Jihwan―lalu pada saat-saat tak terduga mendapati gadis itu menatap ke arahnya pula sehingga mereka saling mengalihkan pandangan dengan wajah bersemu merah.

Bagus sekali. Momen ini terasa begitu manis sampai-sampai Jungkook tidak mampu memilih bagian mana yang terbaik. Langkah-langkah itu berhasil membawa keempatnya memasuki salah satu super market besar di distrik Gangnam dan tanpa aba-aba Yui beserta Ai telah lebih dulu melepaskan genggaman pada tangan mereka―berlari ke arah troli, mengambil dua, lalu mendorongnya ke arah Jungkook. "Daddy, naik! Mau mau naik ke sini!" Ai menunjuk tak sabaran ke arah troli―mengulurkan kedua tangan dengan raut antusias, pun dengan Yui yang mengerucutkan bibir. Sesaat Jungkook hanya tersenyum lantas bergegas mengangkat tubuh mungil putranya, memasukkan ke dalam troli lalu Yui menyusul naik ke troli lain.

"Hwan, kau mendorong troli Ai―biar aku yang urus Yui," kata Jungkook, menyerahkan troli yang ditempati oleh Ai. Jihwan mengangguk patuh dengan iringan senyum tipis terpatri di bibir. Keduanya mulai menjelajahi satu-persatu blok rak-rak yang berjajar sambil memantau daftar belanja. "Selada, telur, daging―oh, apakah di sini menjual taoge?"

"Kudengar taoge bagus untuk kesuburan. Seohee bilang Taehyung suka itu," gumam Jihwan sambil melihat-lihat deretan susu pisang pada sebuah rak. Jungkook nyaris terbatuk usai mendengar penuturan samar gadis itu―melirik lewat ekor mata lalu menarik napas dalam-dalam, berusaha melupakan permasalahan mengenai taoge dan mengingat kembali nama yang baru saja Jihwan ucapkan. Sepertinya Jungkook pernah mendengar nama itu; tentu saja bukan Seohee―tapi Taehyung. Seolah-olah ia merasa tidak asing pada nama itu.

"Taehyung?"

"Iya, pacar Seohee. Dia seorang chef," sahut Jihwan tenang, memeluk dua pak susu pisang lalu memasukkannya ke dalam troli yang ditumpangi Ai. "Seohee sering mengatakan padaku―taoge bagus untuk kesuburan Taehyung. Oh! Dia kurus, mungkin karena itu Seohee ingin Taehyung menjadi subur dan sedikit lebih berisi―mungkin," pikir gadis itu, agak terasa rancu sebenarnya. Pemahamannya mengenai taoge yang dapat membuat 'subur' jelas berbeda dengan pemahaman yang Jungkook miliki.

"Apa kau juga suka taoge?" tanya Jihwan pada Jungkook, mendadak membuat pria itu menoleh dengan sepasang mata membulat. "Kalau dilihat-lihat, kau sudah subur, sih." Dia menyimpulkan seorang diri sambil berlagak seolah-olah tengah memperhatikan postur tubuh Jungkook dari bawah hingga ke atas.

"Kau harus tahu maksud Seohee yang sebenarnya, Hwanie." Jungkook berujar sambil lalu kemudian mendorong troli milik putri kecilnya. Sejemang Jihwan mengerutkan kening karena merasa bingung, bergegas menyusul tanpa lupa mendorong troli milik Ai sebab penumpangnya telah berteriak kesetanan karena tidak ingin ditinggalkan oleh sang ayah.

"Apakah taoge sepenting itu untuk kesuburan?" tanya Jihwan, masih bersikeras―tidak ingin melupakan topik begitu saja sebab dirinya terlanjur dirundung rasa penasaran. Jungkook menggigit bibir seraya memejam saat menyadari bahwa beberapa ibu-ibu yang tengah asyik berbelanja menatap horor ke arah mereka. Dua presensi ibu-ibu lainnya berbisik sambil tersenyum.

"Mereka pengantin baru?"

"Tapi sepertinya sudah punya dua anak."

"Aduh, anak-anaknya terlihat menggemaskan."

"Bibitnya pasti sempurna."

Ya Tuhan, Jungkook merasa muak mendengar bisikan-bisikan di sekitar mereka kemudian memilih untuk melanjutkan langkah. Jihwan menyusul dengan perasaan heran―berniat bertanya lagi pada Jungkook, sayangnya pria itu sudah lebih dulu menoleh, menggagalkannya untuk bicara.

Young LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang