17. Aneh

3.4K 553 46
                                        

So far, menurut kalian gimana cerita ini?

Happy reading!✨

---

Kegiatan bejalar mengajar SMA Garuda sudah berjalan seperti biasa. Jam pertama untuk kelas 11 MIPA 2 adalah Pkn, dan hampir sebagian anak-anak di kelas sedang buru-buru mengerjakan tugas yang diberikan oleh bu Anya, guru Pkn yang walaupun bukan guru killer, beliau tidak main-main jika soal nilai.

Kanaya sendiri belum datang, membuat Dira bingung sendiri karena tidak tahu harus menyontek pekerjaan ke siapa. "WOY SIAPAPUN YANG UDAH KERJAIN TUGAS BAGI DONG!"

"Sini oy, buruan," panggil Fani, salah satu siswi di kelas yang sedang membentuk  kelompok dadakan dengan anak-anak lain.

Senyum Dira melebar seketika. "Sayang Fani, deh."

Hampir seisi kelas sibuk mengerjakan tugas bu Anya dengan buru-buru hingga membuat tulisan mereka acak-acakkan.

Sekitar 10 menit kemudian, Kanaya baru datang dengan ngos-ngosan dan juga tergesa-gesa. Kedatangan gadis itu hanya berbeda detik dengan Bu Anya masuk ke dalam kelas.

Tepat saat Kanaya duduk, bu Anya masuk seraya membawa buku-buku sebagai bahan mengajarnya.

"Tumben lo telat," bisik Dira sembari mengeluarkan buku-bukunya.

Kanaya yang juga melakukan hal yang sama menjawab, "Dave kena macet pas ngejemput gue, jadinya kita telat."

"Gara-gara lo gue jadi kelabakan nggak tahu mau nyontek tugas ke siapa," balas Dira. Gerakan Kanaya terhenti seketika. "HAH?!"

Seisi kelas langsung menengok ke arah Kanaya, termasuk bu Anya yang langsung menatap gadis yang sedang membeku itu. "Kanaya, ada apa?"

Kanaya langsung tersadar. Gadis itu mengatupkan bibirnya, lalu menggeleng pelan. "Nggak ada apa-apa kok, bu. Maaf."

Gadis itu lalu kembali menengok ke arah Dira. "Woy, ada tugas? Kampret, gue nggak tahu, Dir. Gimana ini?!" Sebagai murid yang memang tidak pernah keluar dari 3 besar semenjak kelas 10, tidak mengerjakan tugas adalah hal yang seakan pantang untuk Kanaya. Gadis itu selalu mengerjakan tugasnya, bahkan di grup kelas, ia yang selalu mengingatkan teman-temannya perihal tugas-tugas yang akan dikumpulkan.

"Iya, halaman 210 di buku paket. Tumbenan lo nggak tau?" tanya Dira balik. Bahu Kanaya melemas seketika, di tambah suara Bu Anya yang terdengar. "Tugas yang minggu lalu langsung di kumpulkan, ya."

Anak-anak di kelas Kanaya serempak mengangkat bokong mereka dan menggerakan kaki mereka untuk mengumpulkan tugas.

Pengisi tempat duduk paling belakang, alias Adriel, mengernyitkan dahinya ketika ia tidak menemukan tugasnya di dalam tas. Lelaki itu mengumpat pelan, tersadar bahwa ia meninggalkan tugas yang sudah ia kerjakan semalam di atas meja belajarnya.

"Ada yang tidak mengerjakan tugas?" tanya bu Anya ketika sudah tidak ada lagi murid yang mengantarkan tugas ke mejanya.

Kanaya dan Adriel mengangkat tangan bersamaan. Hanya mereka berdua.

"Ibu tidak mau tau, hari ini juga kalian berdua harus mengantarkan tugas ini. Kalau tidak, kalian akan ibu beri essay. Kalian tahu kan essay yang ibu maksud?"

Essay dari bu Anya tidak main-main. Di tulis tangan, dan memakan berlembar-lembar kertas. Menunda mengerjakan tugas dengan bu Anya? Cari mati, namanya.
             

             

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tsundere [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang