+3 [side story] - pulang

2.6K 356 16
                                    

HALO💗💗

kapan ya terakhir kali mengetik cerita ini? kayaknya udah lama banget.

side story ini bisa kalian anggap sebagai hadiah 20k readers Tsundere😊😊

Tanpa kalian semua, cerita ini bukan apa-apa.

Tanpa banyak bacot lagi,

Happy reading!✨

---

Adriel tengah duduk di ruang keluarga Kanaya bersama gadisnya itu sembari menonton televisi yang menayangkan acara komedi. Kanaya menyandarkan kepalanya di bahu Adriel dengan tangan cowok itu yang merengkuhnya. Gadis itu sesekali tertawa dengan lelucon yang saling di lemparkan di acara televisi itu.

Flo dan Dimas sedang makan malam bersama rekan kerja Dimas di luar, akan pulang pada tengah malam, dan Adriel memutuskan untuk menemani Kanaya hingga orang tuanya pulang.

"Nay," panggil Adriel, membuat Kanaya mendongak, menatap Adriel yang tengah menatapnya. "Besok gue ke Surabaya."

Kanaya langsung menegakkan tubuhnya. "Kok dadakan gitu?"

Adriel mengulurkan tangannya, menyelipkan jemarinya di antara helaian surai hitam Kanaya. "Ada masalah keluarga disana, dan Mama harus pergi. Gue mutusin untuk temenin Mama kesana. Mama juga baru bilang tadi sore."

Kanaya mengerucutkan bibirnya. "Berapa hari kamu pergi?"

"Mungkin sekitar dua minggu," jawab Adriel. Ada rasa sedih yang melintasi wajah Kanaya, dan Adriel menyadarinya walau gadis itu tak berkata apa-apa. Kanaya ingin protes, namun ia sadar, ini berkaitan dengan keluarga, dan ia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Jam berapa kamu berangkat? Terus sekolah gimana?"

"Jam tujuh pagi. Mama udah minta ijin ke bu Reren."

Kanaya mengangguk lesu. Dua minggu selanjutnya mungkin akan terasa sangat lama baginya.

Di luar dugaan Kanaya, Adriel menariknya ke dalam sebuah rengkuhan yang hangat dan erat. "Kok jadi kamu yang mellow gini?" Tanya Kanaya seraya membalas pelukan Adriel.

Adriel tidak menjawab, dan justru mengistirahatkan kepalanya di bahu Kanaya. Cowok itu menarik nafas panjang, membiarkan aroma buah-buahan dari tubuh Kanaya mengisi paru-parunya.

Kanaya menyadari ada yang salah saat mendengarkan helaan nafas berat yang dihembuskan Adriel. "Adriel, kamu kenapa?"

"Gue nggak mau Mama pulang lagi kesana, Kanaya," bisik Adriel. "Mereka kemana waktu Mama terpuruk? Mereka dimana saat Mama hancur? Mama terlalu baik sampai mau bantuin mereka yang nggak pernah ada untuk Mama."

"Itu artinya Mama kamu wanita yang hebat," ucap Kanaya. "Tante Iren mau berbesar hati pulang menemui mereka walaupun mungkin Tante Iren nggak diperlakukan dengan baik."

Adriel tersenyum samar. Kanaya selalu seperti ini. Memiliki jawaban sederhana namun tepat seperti yang ingin Adriel dengarkan.

Setelah membiarkan pelukan itu berlangsung beberapa saat, Kanaya pun melepaskan pelukannya dan menarik diri menjauh. "Jangan aneh-aneh ya, disana!" Ancam Kanaya dengan wajah sok galaknya, yang justru malah terlihat lucu di hadapan Adriel.

Adriel tersenyum, melarikan jemarinya di pucuk kepala Kanaya. "Cemburuan," cibir Adriel.

"Biarin."

Beberapa saat kemudian, bunyi mesin mobil terdengar memasuki pekarangan rumah Kanaya.

"Om Dimas dan Tante Flo udah pulang. Gue pulang dulu, ya."

Kanaya mencebikkan bibirnya. "Jadi kita nggak bakalan ketemu dua minggu?"

Tsundere [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang