44. Rooftop

3.3K 422 32
                                    

Selamat hari raya idul fitri untuk teman-teman yang merayakan!💓

Happy holiday untuk semua!

And as alwayssssss

Happy Reading!✨

---

Adriel duduk di kursi meja belajar dalam kamarnya yang gelap karena tak ada penerangan selain cahaya dari luar kamarnya yang samar-samar masuk melalui ventilasi yang terletak di atas pintunya. Di tangan pemuda itu, ada sebatang lolipop yang pernah Kanaya berikan kepada dirinya.

Adriel menatapnya lamat-lamat. Semua memori tentang Kanaya terus-menerus bermain di kepalanya, menciptakan ilusi yang cukup membuat Adriel semakin merasa sesak. Ia tidak tahu sudah berapa kali ia menyesali apa yang ia ucapkan di halaman belakang waktu itu kepada David. Kalau ia bisa menahan dirinya, semua ini tidak akan terjadi.

Dirinya tidak akan kehilangan Kanaya seperti ini.

Pemuda itu menatap jam weker di atas nakasnya yang menunjukkan pukul 18.30. Hari ini hari sabtu, yang artinya Kanaya sekarang berada di tempat bimbingan belajarnya.

Adriel terdiam sejenak, sebelum akhirnya meraih kunci motor sekaligus jaketnya, lalu melangkah keluar.

Adriel terdiam sejenak, sebelum akhirnya meraih kunci motor sekaligus jaketnya, lalu melangkah keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue duluan ya, Nay!"

"Dadah! Hati-hati, ya!"

Kanaya melambaikan tangannya pada Rai, teman di bimbingan belajarnya. Jarum jam sudah merambat ke angka 7 saat Kanaya keluar dari tempat bimbingan belajarnya. Gadis itu baru akan mengeluarkan ponselnya untuk memesan taksi online saat netranya menangkap sosok Adriel yang duduk di atas motornya yang terparkir tak jauh dari pintu masuk gedung.

Kanaya membeku di tempatnya. Ia berniat kembali masuk ke dalam gedung bimbingan belajarnya dan menunggu disana, namun terlambat karena Adriel sudah lebih dahulu menyadari kehadirannya.

Adriel turun dari motornya, lalu berjalan mendekati Kanaya yang masih terpaku di tempatnya. Gadis itu mencengkram ponsel yang ada di tangannya erat erat. Rasanya dunia seperti terhenti saat Kanaya menatap Adriel yang mengambil langkah demi langkah menuju ke arahnya.
"Kana--"

"Ada apa?" Sela Kanaya cepat dan dingin. "Ada apa lagi?"

Kedua tangan Kanaya yang berada di sisi tubuh terkepal kuat. Ia membuang muka, menghindari menatap mata Adriel langsung.

Adriel menghela nafas panjang. "Kasih gue kesempatan terakhir untuk menjelaskan semuanya."

Sebelum Kanaya sempat menyela, Adriel sudah terlebih dahulu menambahkan. "Lalu setelahnya, terserah lo. Kalau lo mau gue pergi, maka akan gue lakukan. Tapi setelah lo mendengarkan penjelasan gue."

Kanaya menggeleng, kemudian berniat pergi dari sana, namun Adriel langsung mencekal pergelangan tangannya. "Gue mohon. Tolong dengarkan gue untuk kali ini."

Tsundere [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang