"Bel, aku bisa minta tolong handle kalien yang akan dateng hari ini ? Aku harus meeting bersama Mr. Yoga pagi ini."Bella. Wanita berhidung mancung, berwajah khas wanita padang. Teman satu kantor ku. Baik. Pintar. Humoris. Satu lagi dia jago banget merayu kalien tapi hanya untuk berkerja sama dengan perusahaan kami, dan ini adalah nilai plus yang baik.
"Bukannya nanti siang aku harus survey ke bali Tiar? Apa kamu lupa ? Bukankah itu sebenarnya tugas kamu yang kau limpahkan kepada ku ? Onde mande malang sekali nasib ku ini. Punya teman yang bisanya merepotkan."
"Oh my god aku lupa bel. Maaf kan teman mu ini yang suka merepotkan. Lagi pula kamu belum pernah kebali kan ? Biar kamu bisa lihat Banyak "SUMUR" disana. Jangan kamu keluarkan lah bahasa minangmu itu."
"Aku sudah tau soal itu Hahhaha Johan yang sudah menceritakan tentang "SUMUR" yang ada disana. Kamu suruh driver sajalah jemput. Nanti aku suruh Johan temani dia ke shalter dulu untuk istirahat."
Aku mengiyakan ucapan Bella tadi. Mungkin baru nanti malam aku bisa bertemu dengan kalien ku kali ini. Kata Mr. Yoga kalien dari jakarta ini ingin menanamkan modal yang cukup besar diperusahaan kami.
"Perusahaan ini adalah perusahaan keluarga. Dan pemiliknya ini adalah salah satu kerabatku. Cucunya sedang membuat perusahaan baru dengan nama PT tersendiri dan selama dua tahun ini perusahaan itu berkembang dengan sangat baik. Aku pikir seorang Tiar bisa mengatasi hal ini." Kata Mr.Yoga di meeting hari ini.
PT. TR abadi nama perusahaannya. Aku sendiri baru mendengarnya. Tapi kata Mr.yoga perusahaan ini berkembang sangat baik 2 tahun terakhir. Usia pemiliknya masih muda hanya perjarak 2 tahun dari ku. Kurasa dia pemimpin yang hebat kalo memeng benar dia yang mengembangkan perusahaan ini sendiri tanpa bantuan kakeknya itu.
"Unii itu bapak Yang akan meeting bersama sudah sampai. Sudah saya antar kekamarnya tadi." Kata johan yang memjemputku dari tempat meeting tadi.
" Terimakasih Uda." Jelasku pada Johan.
"Ganteng loh nii. Tapi saya lupa namanyo".Timpal Johan lagi.
Baiklah, untuk kesekian kalinya aku mendengar kalimat itu.
"Oke. Terserah namanya siapa. Yang terpenting kita harus bertemu dengan dia. Harus mempersentasikan perusahaan dengan baik. Udah itu aja."
Johan, lelaki yang tak pernah kehabisan kata dalam hidupnya. Pelupa. Tapi Kujamin hidup mu akan selalu ramai bila bersamanya.
Sore ini senja menyapa ramah dengan sinarnya. Warna kuning keemasannya menghanggatkan mata. Dan yaah, malam ini aku dan Johan harus bertemu Bapak Topic itu . Johan akan Mempersentasikan perusahaan kami. Dan aku yang akan megurus kontrak kerjasamanya.
Aku duduk diruangan favorite ku kala senja datang, menatap kearah luar jendela, melihat damainya angin yang bertabrakan dengan daun daun tea aahh damainya hidup. Ruang mawar. Dan disinilah ruang meeting kami bersama kalien ku.
"Selamat malam." Sapa suara dari ambang pintu.
"Maalaa." Ucap ku tertahan kala melihat wajah itu. Wajah yang dulu setiap hari menghiasi hidupku.
"Tiar." Katanya pelan dengan garu dan disertai tatapan yang sulit di mengerti.
Kenangan Yang sudah ku kubur itu berhasil tergali dalam hitungan detik. sia sia.
"Sudah saling kenal kalian ?" Tanya Johan yang berada disamping Topic.
"Tiar." Kataku mengulurkan tanggan pada Topic. Berharap johan tidak mengira yang macam macam meskipun sebenarnya iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh dan cinta
Teen FictionJatuh itu sakit,cinta itu indah. maka jangan bermain cinta kalo tidak mau jatuh. . . . Aku masih disini masih menunggu kamu, kamu yang tak akan pernah kembali. . . . Kamu yang tak akan pernah tau bahwa ada seseorang yang mencintai mu lebih dari diri...