24. Jatuh dan Cinta.

4.4K 91 0
                                    

Paginya aku diantar pulang kembali kekosan ku bersama Topic. Karena sudah mendapatkan izin pulang dari sang dokter.

"Kamu kalo mau minum ambil sendiri ya dikulkas"kata ku pada Topic yang sedang membereskan baju ku bekas dirumah sakit kemarin.

"Iya."katanya sambil mendekatkan duduknya dengan ku.

Kini aku dan Topic sedang duduk berhadapan. Kaki ku dipangku oleh kakinya. Sanggat dekat. Hingga Topic berhasil mencium bibirku untuk bertama kalinya. Hanya mengecup. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Dan Topic memeluk ku erat.

"Aku mau ketemu bunda?"kata Topic yang berhasil membuat ku kanget.

"Mau ngapain?"

"Melamar kamu." katanya sambil memengang kedua pipiku.

Aku hanya diam mematung. "Rian. Aku ingin Rian yang melakukan ini".

~~~~~~~~~~~

Setelah apa yang aku rasakan beberapa hari ini sungguh aku sanggat lelah !!! Tentang Rian. Tentang Topic. Tentang hidup ku dan cinta ku.

Bohong kalo aku mengatakan aku tidak mencintai Topic !! Aku sudah mencintainya !!tapi sekali lagi aku menegaskan ada Rian disamping nama Topic. Bukan aku tidak berusaha untuk melupakan Rian. Lihat usaha ku membangun hubungan ku bersama Topic berpura pura kalo dia hanyalah pria satu satunya dihidupku. Itu sangat sulit untuk ku. Harus menahan perasaan ku hanya untuk menghargai perasaan Topic.

Sekarang Topic sedang tiduran di pahaku sambil melihat ku tersenyum.

"Tiar Camela. Kamu cantik kalo tersenyum."katanya.

"Sa ae kang somaynya Tiar ini." jawabku.

"Jangan sakit lagi yaa?? Maaf sama tingkah ku kemarin kemarin."

"Iya. Maaf juga karena membuat mu cemas."

Setelah 1 jam Topic tidur diruang tamu ku. Aku membangunkannya karena dia harus bekerja 1 jam lagi.

"Tadi handphone kamu getar getar terus, kayanya ada telpon." Dengan memberikan handphone ku yang memang sedang berada didekatnya.

"Iya. Ada telpon," ketika aku melihat panggilan tidak terjawab "Rian," kata ku dalam hati dan memastikan Topic tidak tau.

"Siapa yang?"tanya Topic sambil memgucek ucek matanya.

"Gak tau. Engak ada namanya." Tentu saja aku berbohong saat itu.

Topic berpamitan untuk berangkat kerja. Aku mengantarnya sampai gerbang kosan ku. Aku masuk kembali setelah memastikan bahwa Topic sudah benar benar pergi. Duduk sambil mengambil handphone ku dan langsung menekan nomor yang tadi menelpon ku.

"Hallo." katanya dibalik telpon.

"Kenapa tadi nelpon?"

"Udah keluar rs ?"

"Udah tadi pagi. Maaf ya gak bisa anter pulang kemaren,"kataku.

"Gak apa apa. Tadi Rian nelpon Tiar. Tapi gak diangkat angkat. Lagi sama Topic yaa?"

"Tadi handphone nya di geterin jadi gak tau kalo ada telpon."

"Tiar Caramellll." Sambil tertawa dia mengucapkannnya.

"Camelaa Rian Terongggggg iiish"desah ku kesal.

"Iya iya Tiar cebee. Rian kangeen Tiar Camela yang anak bundaa banget . Tapi orangnya jauh,"

"Tiar juga kangen Rian. Polisi bajingan yang yang mintain nomor cabe cabean" sambil tertawa

"Tiar udah makan belum ?"

"Udah yan."

Beberapa menit telpon itu hening tidak ada percakapan. Aku senang Rian menelpon ku.

"Rian" panggil ku.

"Iyaa."

"Topic mau melamar ku."dengan suara setenggah tak yakin pada apa yang aku ucapkan.

"Wiiih bagus dong. Jadi gak banyak dosa." Sambil diiringgi tertawa oleh Rian.

Ternyata Rian memang menggangap ku sebagai sahabatnya saja. Tidak ada respon menyedihkan sedikit pun saat aku bilang Topic ingin melamar ku. Sedih menyadari hal ini. Orang yang aku impikan dan inginkan tak akan pernah ku dapatkan.

"Dia baik kok. Kayanya. Terus ganteng, yang penting bisa bikin lu bahagia terus, tenang aja gua gak akan biarin dia nyakitin lu kok. Kalo dia sampe berani gua tembak kepalanya." Kata Rian dengan nada serius.

"Kalo lu yang nyakitin gua yan?"

"Iya lu tinggal pinjem pistol gua untuk nembak gua. Terus bilang "Rian aku cinta kamu"udah beres."

"Hahhaha." Tawaku sambil diiringgi rasa yang benar benar menyedihkan.

Jatuh dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang