9. Jatuh dan Cinta

5.4K 114 0
                                    

Sekitar pukul 6 pagi aku sudah bangun dari tidur ku membiarkan otak ku bekerja sebentar untuk mengingat aku dimana sekarang.

"Jadi larinya" tanya bunda pada ku yang memang tadi malam sempat aku bilang kebunda.

"Jadi. Ini mau cuci muka"

"Ayuuukkkk ada telpon" suara anak laki laki yang aku sanggaatt sayangggiiii . Adik ku Arif namanya. Cerewat, tukang ngadu, tapi aku sanyang Sangggggaattt padanya.

"Dari siapa" jawabku didalam toilet karena sedang cuci muka untuk lari pagi ini.

"Kang somay" jawabnya sambil teriak.

"Biarin" kataku yang hampir mengeluarkan teriakan juga.

Udah 3 hari aku tidak berhubungan dengan Topic bukan karena kami bertengkar tapi karena sibuk dengan pekerjaannya masing masing.

Udaranya masih sama tempatnya juga. Aku mengelilingi kompleks rumah ku iya niat ku hanya untuk lari pagi tidak lebih. Sampai dipertigaan jalan ada yang memanggil ku dan secara otomatis pala ku berputar kesumber suara.

"Rian" kata ku dalam hati. Semacam kanget tidak percaya orang yang aku harapkan ada didepan ku.

"Yan" kataku sambil menyembuyikan perasaan ku yang seharusnya. Kala motornya semakin mendekati ku.

"Kapan pulang"

"Kemaren"

"Kok gak bilang?"katanya sambil mematikan mesen motornya.

"Kan gak ada kontak lu"

"Oh iya gua ganti nomor. Lupa kasih tau tante" jawabnya sambil senyum.

"Iya gak papa"

Kau tau Rian saat ini detik ini aku ingin memeluk muu menumpahkan semua kerinduan ku pada mu kemaren kemaren. Tapi seperti biasa aku harus memendamnya.

"Abis dari mana??" Tanya ku pada Rian yang duduk diatas motornya.

"Tugas. Ikut yuk?"

"Kemana??" Jawab ku heran.

"Ditraktir polisi" kata Rian sambil tertawa.

"Oh iya udah jadi polisi sekarang"

"Antar aku sekarang atau aku tembak kau" kata Rian sambil tertawa menampakan lesung pipinya.

"Iyaudah tembak aja deh pak polisi" kata ku sambil tersenyum.

"Ayok naek. Kita kewarung mpok ina" katanya sambil menghidupkan motornya.

Mpok ina adalah menjual sarapan dikompleks ku makanannya enak. Dan aku dan Rian suka.
Setelah sampai diwarung mpok ina aku bersalaman padanya dan bericara beberapa kali hanya untuk menanyakan pekerjaan dan keadaan aku disana.

"Betah ya disana sampe gak pulang pulang" Rian bicara pada ku sambil memakan lontong sayurnya.

Belum sempat aku menjawab pertanyaan Rian hp ku berdering "kang somay" Rian membaca nama yang mengakibatkan hp ku berdering. Maaf aku mematikan telpon mu.

"Tukang somay kok nelpon pagi pagi" kata dia dengan nada mengintrogasi.

Aku senang tidak ada yang berubah dari Rian. Dari cara dia menatap ku, berbicara pada ku, semuanya kecuali penampilannya yang sekarang. Tapi jauh lebih keren.

"Gimana yan ??" Kata ku tidak menjawab pertayaannya.

"Gimana apanya??"

"Gimana kerjaan lu sekarang, lu suka ??" Meyakini bahwa sebelumnya Rian tidak pernah berbicara soal ingin menjadi polisi kepada ku.

"Suka. Lu ??"tanya balik kepada ku.

"Better lah" jawabku

"Nanti siang nonton yaa ?? Ada mall baru disini"

"Jam berapa ??" Antusias sekali aku menjawabnya.

"Jam 10 biar gak siang siang amat".

"Jemput ??"

"Memang biasanya egak??"

Menyenangkan ngobrol bersama Rian rasanya tidak mau berhenti berbicara. Sungguh.

Setelah selesai sarapan Rian mengantar ku pulang. Dan aku bergegas untuk mandi mau ngedate sama Rian.

"Tadi pulang sama Rian" tanya bunda pada ku yang baru keluar dari kamar mandi.

"Iya ketemu dipertingaan. Terus ngajak sarapan sama nonton nanti jam 10. Katanya ada mall baru"

"Oh.iyaudah hati hati"

Aku krmbali kekamar ku meninggalkan bunda yang sedang asik dengan pengorengannya.

Setelah selesai berganti pakaian dan sudah pasti berdanan. Rian datang, dan langsung dibukakan pintu oleh bunda.

"Tiar berangkat dulu ya bunda"kata ku sambil menyium tangan bunda.

"Rian juga tante" sambil menirukan ngerakan ku tadi.

"Hati hati" kata bunda.

Jatuh dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang