18. Jatuh dan Cinta

4.3K 91 0
                                    

Begitulah Rian mampu membuat ku merasa dia membutuhkan ku kala dia bersama ku. Mampu mebuat ku tersenyum atau tertawa oleh lawakannya. Tapi aku tidak mengerti kenapa Rian melakukan ini. Mungkin karena aku sahabatnya.

"Lagi baca apa" Rian bertanya sambil mengambil novel yang sedang aku baca saat dia izin untuk keluar. Merokok.

"Balikin yan" kata ku sambil memandangnya kesal.

"Emang ceritanya apa??"

Aku tidak menjawab pertanyaan Rian dan Rian mengembaliakn novel ku.

"Jalan lagi yuk"ajaknya.

Aku tidak menjawab hanya berjalan keluar menuju parkiran motor. Dan naik setelah Rian menghidupkan mesen motornya.

"Emang tadi Novel apa sih"kata Rian dengan nada penasara.

"Dilan 1990" jawabku.

"Emang dilan siapa"

"Anak laki laki, baik, penyabaran,tulus, pokoknya suka banget sama dilan" kata ku antusias menjawabnya

"Maaf ya"katanya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Kenapa"

"Karena kamu sedang pergi sama Rian bukan sama Dilan" jawabnya sambil tertawa.

"Tapi aku suka" jawabku ikut tertawa.

Rian, aku tau kau hanya akan meninggalkan kenangan ini nantinya setelah aku kembali kerutinitas ku lagi. Hanya aku yang akan mengenang ini setiap malamnya. Kenanggan bersama mu yang selalu ingin aku tambah dalam ingatan.

"Tiar" katanya dengan nada agak keras.

"Kebiasaan nih anak yaa tidur dimotor. Nanti kalo jatoh gimana"katanya seperti emak emak yang sedang marah kepada anaknya.

Dia mengoyangkan bahunya agar aku yang bersandar dibahunya akan tersadar.

"Apa sih yan. Ngantuk".

"Iyaudah kita pulang aja kalo lu tidur".

"Ini udah bangun"aku menjawab tapi masih memejamkan mataku.

"Kita udah sampe dipucak".

"Masa?" Kata ku tidak percaya karena cepat sekali sampi puncak. Tapi matahari juga udah gelap sih.

"Mangkanya jangan tidur aja" katanya sambil mematikan mesin motornya.

Gak pernah kebayang sebelumnya bahwa aku akan pergi sejauh ini dari kota asal ku bersama Rian .tapi aku bahagia. Sangat !!!.

"Yan kenapa gak ajak cewek lu kesini" ntah masih terpengaruh sama alam tidur ku atau gimana aku bisa membuka pembicaraan yang sebenarnya aku sendiri malas membahasnya.

"Cewek gua sibuk lagi tugas"katanya menatapku.

Aku binggung saat itu aku benar benar cemburu saat Rian mengunakan kata "cewek gua". Ingin langsung pergi jauh dari Rian tapi aku tau, aku akan kembali lagi padanya.

"Tiar kan disini cuma ada kita. Iyaudah tanya tanya soal kita aja" kata Rian.

"Iya maaf".

Rian melakukannya lagi. Bersadar dipundak ku. Aku tersenyum dalam hati seolah olah mendapatkan apa yang selama ini aku ingin kan lagi. seperti ingin begini terus sampai nanti.

"Pak polisi lelah yaa ?"kataku sambil memengang rambutnya.

"Iya. Mankanya mau sandaran sama orang kantoran dulu"

"Pulang kapan yan?" Tanya ku pada Rian.

"Besok. Tapi kayanya nunggu lu pulang aja".

"Terus?"kata ku.

"Kenapa lu gak suka??". Tanya Rian sambil mengangakat kembali kepalanya.

"Suka" kata ku.

Lalu Rian memberikan pundaknya untuk ku sandarkan.

"Orang kantoran butuh sandaran juga kan"

"Iya"kata ku sambil tertawa.

Rian melingkarkan tanggannya ditubuh ku lalu tak lama dari itu dia mencium pucuk kepala ku. Aku hanya diam. binggung. Merasa ingin terbang sampai keawan.

Aku sama Rian memutuskan untuk tidak balik kehotel karena aku ingin melihat sunrise. Kita duduk disebuah warung sederhana yang menyiapkan bakso bandung dan mie rebus.
Setelah pukul 7 pagi aku dan Rian memutuskan untuk pulang kembali kehotel takut Dea mencari ku. Karena handphone ku juga mati. Lebih tepatnya aku matikan.

Sebelum pulang aku mampir dulu kesalah satu kebun strawberry disana. Kata Rian buat oleh oleh Dea biar dia gak banyak tanya. Tapi banyak makan strawberry yang dibawakan.

Jatuh dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang