Selesai memetik dan membeli strawberry Kami pulang. Waktu udah menunjukan pukul 11 siang Rian mengajak ku untuk makan siang terlebih dahulu sebelum kembali ke hotel. Dia juga membelikan makanan untuk Dea.
Pukul 1 siang aku sudah sampai diHotel Rian mengantar ku sampai depan kamar.
"Makasih yan" kata ku sambil memengang tanggannya.
"Sama sama Tiar"jawabnya sambil tersenyum.
Belum sempat aku mengetuk pintu Dea memanggilku dari arah luar menuju kamar.
"Ada Topic dari tadi pagi dikamar" kata Dea bersama teman perempuannya.
"Kok bisa?" Aku benar benar kanget. Kurasa Rian melihatnya.
"Topic?? Pacar lu" tanya Rian.
Aku diam tidak tau harus berbuat apa merasa bersalah pada Topic yang membiarkannya cemas dari kemaren siang.
"Biarin gua aja yang jelasin" kata Rian sambil mempererat pengangan tanggannya,
Topic keluar kamar. Karena saat itu pintu kamar dibiarkan terbuka sedikit. Mungkin Topic terbangun karena ada suara berisik di depan pintu kamarnya.
"Habis dari mana?"dia menatap tangan ku yang masih di pengang oleh Rian.
"Puncak" jawabku jujur dan terpaksa melepaskan tanggan ku pada Rian.
Aku menyuruh Rian pulang karena tidak mau membuat suasana makin keruh. Aku benar benar takut saat ini. Topic beda 160 derajat dari biasanya. Matanya mengambarkan kemarahan aku hanya menunduk duduk disampingnya.
"Kita pulang"kata Topic dengan nada datar.
"Tapi" belum sempat aku melanjutkan Topic sudah memotongnya.
"Kenapa masih mau lama lama sama laki laki itu sampe tidak pulang semalaman ?? Ooh salah 1 hari full karena aku tidak bisa menghubunggi mu dari kemaren sore" jawab Topic agak membentak.
"Dia Rian sahabat ku" jawab ku yang balik membentaknya.
"Mana ada sahabat laki laki dan perempuan. Dan membiarkan sahabat perempuannya tidak mengaktifkan telponnya selama bersamanya" lanjutnya sambil mengentakan tanggannya kerambut.
"Tapi dia memang sahabat ku. Bahkan bunda juga tau dia. Aku berteman dengannya sejak Sekolah Dasar" jelasku pada Topic.
Tapi topic malah pergi keluar, kurasa dia kecafe yang ada dibawah hotel ini. Aku menanggis dan Dea berusaha menenangkan aku. Dea membujuk ku untuk pulang ikut bersama Topic. Tapi aku takut mungkin karena aku salah padanya. Topic yang selama 3 tahun ini bersikap manis pada ku hari ini dia membentak ku.
"Dia cuma cemas sama lu. Gua juga udah coba nelpon lu tapi gagal. Topic tau dari bunda kalo telpon lu semaleman gak bisa dihubungi bahkan sampe tadi siang". Kata Dea sambil mengelus ngelus pundak ku.
Aku berasa bersalah karena telah membuat semuanya cemas. Bunda, Topic, sampai Dea. Aku menyesal karena telah mematikan telpon ku dan mengakibatkan seperti ini. Aku membereskan diriku, mandi dan ganti pakaian. Dea membantu ku membereskan peralatanku karena hari ini aku ikut pulang bersama Topic.
"Kamu sama siapa disini"tanya ku pada Dea yang sedang memasukan baju ku kedalam tas.
"Sama oci. Tapi paling gua nginep dikosannya. Deket dari sini"
Aku diam aku memikirkan hal yang terjadi seharian ini bersama Rian. tapi terbagi pada pikiran ku kepada Topic yang sedang marah padah ku. Untuk pertama kalinya Topic melakukan ini.
Aku menenui Topic dibawah dia sedang merokok dibalkon cafe itu.
"Aku pulang bareng kamu" kata ku yang tidak dijawab oleh Topic.
"Pulang duluan ya de" pamit Topic pada Dea yang ada disamping ku.
![](https://img.wattpad.com/cover/88656974-288-k870756.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh dan cinta
Teen FictionJatuh itu sakit,cinta itu indah. maka jangan bermain cinta kalo tidak mau jatuh. . . . Aku masih disini masih menunggu kamu, kamu yang tak akan pernah kembali. . . . Kamu yang tak akan pernah tau bahwa ada seseorang yang mencintai mu lebih dari diri...